Anne membiarkan malam menyapa tanpa ingin beranjak untuk menyalakan pelita. Matahari terbenam telah menjadikan ruangannya temaram, cahaya matahari itu juga ikut menenggelamkan cahaya pada wajah Anne yang rupawan. Setiap malam terasa panjang diiringi deru angin menyegarkan. Kembang-kembang yang telah kembali kuncup di taman bawah mengantarkan harum menenangkan lewat pintu dan jendela balkon yang terbuka lebar. Tirai-tirai panjang tertiup angin ikut pula menerbangkan helaian rambutnya. Anne menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya yang dia peluk erat.
Tadi pagi, seperti prediksi Jeff sebelumnya bahwa dia akan kembali kepada Anne dengan tak tau malunya. Sebelum berangkat bekerja dia menemukan Anne yang kebingungan dalam balutan bathrobe mencari pakaian wanita pada lemari yang berdiri menjulang diruang berganti, tapi dia tak menemukan satupun pakaian wanita. Apa pakaian yang disediakan sudah habis? Kemana mereka menyimpannya setelah mencuci pakaian Anne? Setiap selesai Mandi Anne selalu melihat Elly mengambil pakaian kotornya dan membereskan kamar yang ia tempati. Kali ini sudah tak ada pakaian lain selain gaun tidur yang dia kenakan semalam dan itupun dalam kondisi setengah basah.
"Apa sudah tak ada lagi pakaian wanita disini?" Anne bertanya saat dia dikagetkan dengan kehadiran Jeff yang tiba-tiba masuk kedalam ruang ganti.
"Tidak. Aku tidak tinggal dengan wanita sebelumnya, jadi untuk apa menyiapkan banyak pakaian wanita?" Jeff memandang Anne penuh damba saat kedua netranya menatap wanita yang tengah berbalut bathrobe. Wajah segar, rambut setengah basah, dalam hatinya Jeff merapalkan pujian-pujian untuk wanita dihadapannya.
"Tapi sekarang kau manahanku disini dan aku tak memiliki pakaian."
"Yasudah, pakai yang ada saja." Jeff kembali memfokuskan dirinya untuk memasang dasi.
Pakaian yang ada disini entah dapat siapa. Ya, Anne tahu itu semua baru dibeli, tapi jumlahnya kurang banyak. Lagipula apa pakaian yang sudah Anne pakai tidak dicuci? Apa orang kaya sekali pakai langsung dibuang?
Anne kembali membuka lemari pada sisi lain yang berisi deretan koleksi kemeja yang tersusun rapi berdasarkan warna. Tidak, tidak, Anne akan merasa kerepotan, tapi tidak mungkin memakai bathrobe sampai sore, kan? Dengan perasaan terpaksa tangan Anne mengambil kemeja berwarna hitam milik Jeff untuk dipakainya.
"Bisakah aku keluar hari ini?"
"Tidak!" Sorot matanya mengintimidasi.
"Hanya untuk mengambil pakaian lalu kembali lagi."
"Seseorang akan menyiapkannya. Aku akan menyiapkan semua kebutuhanmu disini, Anne. Kau tinggal katakan saja apa yang kau inginkan? Setelah ini akan ada orang yang membawa banyak pakaianmu."
"Kenapa tidak dari tadi saja? Dasar menyebalkan!" gerutuan itu terdengar oleh Jeff. Jeff hanya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya.
Dari percakapan tadi pagi Anne merasa sudah tidak ada yang perlu disanggah lagi. Anne rasa jalan satu-satunya adalah dia harus menerima lamaran ini dan dia akan menjalankan kehidupan normal lainnya.
Pintu terbuka menampilkan sosok Jeff yang sudah menenteng jas ditangan kirinya. Tangan kanannya menyalakan lampu untuk menerangi kamarnya. Gadis Anne itu tetap menyandakan pipinya pada kedua lutut yang tengah ia peluk erat. Jeff sedikit melempar jasnya tepat diatas sofa.
"Kenapa senang sekali menantang angin, Anne?" Tanyanya yang kini tengah menutup pintu dan jendela yang terbuka.
"Aku baru saja bangun tidur dan aku merasa malas untuk beranjak."
Mata Jeff mendelik penuh telisik. Dia tau gadis Anne ini sedang membohonginya. Kedua matanya tetap menatap manik indah Anne yang didalamnya masih menyampaikan tatapan penuh kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Savior Girl
RomanceMenikah dengan Jeffrey Hill Desimone adalah sebuah pilihan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup Ranée Shelva Malik. Ini hanya tentang asmaraloka yang tak sempurna. Tentang peliknya kasih dalam kisah. Tentang sebuah romansa yang mendamba bahagi...