DANGER SIGN

113 17 0
                                    

"Apa salahku?" Pertanyaan yang kerap kali muncul dalam otak pada akhirnya terucap juga. Dengan tenaga yang tersisa dia membangkitkan diri. Lututnya sudah sangat bergetar, tapi dia harus bisa mencari dimana ponselnya. Anne mencari-cari dimana ponselnya, dinakas tidak ada, tempat tidurpun tidak ada. Apa pria itu menyita ponselnya?

Kekuatan yang dia pupuk sudah luruh lagi saat mengetahui sudah tidak ada celah yang tersisa untuknya berlari dari tempat ini. Pintu menuju balkon terkunci rapat saat Anne berusaha membuka pintu itu dengan sekuat tenaga. Kuncinyapun tak ada disana, entah disimpan dimana. Apakah Anne harus memecahkan kaca dihadapannya? Lalu pikirkan caranya untuk turun nanti setelah dia berhasil memecahkan kacanya.

Air mata tak henti-hentinya luruh dari kelopak mata yang sudah nampak lelah itu pun dia usap berkali-kali. Pertanyaan terakhir yang mengganggunya adalah, apakah benar dia akan mengandung anak dari seorang bajingan?

Anne melarikan diri menuju kamar mandi. Memikirkannya saja sudah membuat perut Anne bergejolak mual dan berakhir memuntahkan cairan dari dalam perut ke wastafel. Menatap pantulan dirinya yang terlihat kuyu. Anne mengasihani nasibnya sendiri. Situasi genting yang dialami Anne seperti ini bermula dari misi penyelamatan Olivia yang berhasil menenggelamkannya pada jurang terdalam yang terjadi hari ini. ini bermula dari seorang pemuda bernama Jeff yang tampil sebagai seorang juru penyelamat yang berakhir memerangkapnya dengan memainkan segala siasat.

Dia membuka seluruh pakaian yang menempel pada tubuhnya guna memastikan bahwa tidak ada hal aneh yang terjadi padanya. Tidak ada satupun tanda yang mengisyaratkan bahwa dirinya telah dijamah, tapi perkataan pria itu terus mengiang ditelinganya. Jikalau benar tubuhnya telah dijamah, apa hanya dengan mandi dapat membersihkan jejak-jejak kotornya? Dengan langkah gontai Anne berdiri dibawah shower, tangannya yang lemah mulai menyalakannya. Tetes demi tetes air membasahi seluruh tubuhnya yang sudah tak menyisakan sehelai benangpun.

Apa hal seperti ini yang dialami oleh Olivia? Lalu berakhir mengiris nadinya sebagai tanda kekalutannya.

"Aaaaaaa ..." Berteriak keras guna melepaskan semua beban yang datang sekaligus menderanya tanpa sedikitpun memberi rasa kasihan. Kepalanya menengadah dan tangannya sibuk mengusap-usap kasar seluruh tubuhnya. Anne berpikir mungkin dengan ini tubuhnya akan kembali bersih, tapi nyatanya perkataan menjijikan pria itu tetap membuatnya kalut. Kulit putihnya telah berubah merah sebab gosokan yang terlalu keras. Air mata telah bercampur dengan tetesan air shower yang turut membasahi seluruh tubuh lemahnya.

Sakit, rasanya sakit sekali.

"Nona." Terdengar seseorang memanggil dari balik pintu kamar mandi.

Anne tidak menggubrisnya sama sekali, dia berusaha menulikan pendengarannya. Tanpa dia duga seorang perempuan yang tak bisa disebut muda lagi itu telah masuk dan menemukan diri Anne yang telah lemah. Suara tangis memilukan membuat hatinya terenyuh, bagaimanapun dia juga seorang perempuan.

"Nona." Panggilnya lagi, lalu mendekatkan jaraknya dengan Anne. Hatinya teriris pilu, kala kedua bola matanya menangkap seorang wanita lemah mendudukkan diri pada lantai dalam keadaan memeluk kedua lututnya sendiri, seluruh tubuhnya gemetar hebat, raungan tangis memilukan itu turut membuat hati seorang wanita paruh baya itu serasa tercubit-cubit hingga rasanya tenggorokan terasa tercekat. Aliran air membuat tubuh telanjang Anne menggigil.

"Jangan mendekat!" Anne mencegah wanita itu untuk mendekat.

"Nona, aku—" katanya hendak menyentuh bahu Anne, tapi gerakan Anne lebih cepat dari yang dia kira.

"Jangan menyentuhku!"

Tak mau mendengar apa yang dikatakan Anne, wanita paruh baya itu menarik tangan Anne, lalu mendekapnya erat. Mungkin inilah gambaran jika saja putrinya masihlah hidup. Dengan penuh perasaan wanita itu mendekap Anne yang mengamuk dengan tangis histeris.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang