HYPNOTIC

122 20 0
                                    

Menurut jadwal yang dibacakan Maria siang ini, katanya gadis Anne itu akan keluar dari kelasnya sebentar lagi. Mengingat ini sudah masuk jam makan siang Jeff bergegas untuk berangkat menuju Desimone University dari Desimone Group, Jeff meminta Maria untuk ikut serta dengannya. Maria mengendarai mobil dan Jeff duduk dikursi penumpang.

"Kau hentikan saja mobilnya tepat diparkiran Fakultas Desain dan Seni, Maria."

"Baik, Tuan."

"Kau tau dengan baik wajahnya, Kan?"

"Saya mengingatnya dengan baik, Tuan."

Maria turun dari mobil untuk mencari gadis bernama Anne. Sesuai dengan prediksinya, beberapa teman Anne sudah terlihat keluar dari kelasnya.

"Maaf, apa Nona Anne sudah pulang?" Maria bertanya kepada teman sekelas Anne setelah sekian lama menunggu tak jauh dari kelasnya.

"Oh, Anne. Belum, dia masih menunggu Lea."

"Terimakasih."

Tak lama setelah itu sosok yang dicarinya pun muncul dari balik pintu.

"Permisi, Nona."

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya gadis Anne itu dengan nada ramah.

"Saya utusan Tuan Jeffrey Desimone, bisa Nona ikut saya sebentar."

"Lea kalau aku tak kembali dalam waktu dekat kau tinggalkan saja aku. Aku bisa pulang dengan taksi."

"Okay ... tolong segera kabari, ya."

Anne mengikuti langkah wanita yang tak dia ketahui namanya sampai didepan parkiran fakultas yang tak jauh dari kelasnya. Kenapa tidak langsung ke arah jurusannya saja, sih? Anne merasa malas berjalan kaki dengan jarak yang jauh seperti ini.

"Silakan masuk, Nona."

"Oh—" Anne merasa bingung saat wanita itu membukakan pintu mobil untuknya masuk.

"Terimakasih." Pada akhirnya Anne masuk kedalam mobil yang sudah ada presensi lain sedang duduk santai didalamnya.

"Apa aku mengganggu waktumu?" Tanya Jeff saat melihat Anne yang memandangnya heran.

"Tidak. Aku baru saja keluar kelas. Ada sesuatu yang perlu dibicarakan?" Sebab Anne merasa tak memiliki urusan dengan pria ini. Dia sempat membicarakan semua hutangnya dan pria itu telah mengizinkan untuk tak membayarnya, tapi Anne bersikukuh dengan keputusannya untuk membayar semua hutangnya.

"Kupikir begitu. Kita bisa mencari tempat yang nyaman untuk berbicara."

"Hm ... Baiklah. Aku akan menghubungi temanku dulu."

"Bisakah kau tak mengajak temanmu untuk kali ini?" Jeff menghentikan pergerakan Anne. Dia baru saja bisa mengatur emosinya kembali setelah melihat senyum wanita disampingnya ini. Apa sepenting itu teman lelakinya dimata Anne? Mengingatnya saja sudah membuat kepalanya mendidih lagi. Tidak bisakah Jeff jadi satu-satunya sosok yang dipandang Anne? Rahangnya terlihat mengeras dan tangannya mengepal kuat menahan emosi yang bisa meledak kapan saja.

"Oh, tidak. Aku tidak mengajak siapapun. Aku hanya ingin mengabari Lileana untuk pulang lebih dulu." Anne menjelaskan maksud menghubungi teman yang dia maksud.

"Ya, silakan." Jeff mempersilahkan Anne untuk mengabari temannya sembari menghela napas lega. Hanya salah paham saja pikirnya. Dia hanya terlalu cepat mengambil kesimpulan. Jeff turut menyandarkan kepala yang masih dihiasi dengan kepulan asap tak kasat mata itu ke jok mobil yang sedang ia duduki.

Jeff kembali mengembuskan napasnya sambil sesekali melirik Anne dari ekor matanya. Jantungnya kembali bertalu-talu dengan irama tak menentu. Jantungnya didesain selemah ini? Atau jantungnya perlu dimodifikasi supaya tak semurahan ini? Atau dia memiliki riwayat jantung seperti ayahnya? Yang Jeff ketahui dari Ayahnya yang memiliki riwayat jantung bahwa jantungnya sering berdetak dan berdebar tak karuan, sesekali tak bisa tidur, merasa gelisah dan berkeringat seperti ini.

The Savior GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang