Ch. 57 - Seorang Mercenary di Padang Mayat Hidup.

8 1 0
                                    

Leon melihat langit oranye diatasnya dan menyadari itu sudah menjadi lebih redup dibandingkan ketika terakhir kali dia memeriksanya. Pandangannya lalu turun bawah untuk melihat alat di tangannya, yang sekilas identik dengan sebuah ponsel lipat biasa.

Dia tidak bisa menghentikan kerutan dahinya untuk menjadi semakin dalam setelah melihat sinyal yang sedang berkedap-kedip di layar alat tersebut.

"Lagi...?" gumamnya sambil membungkukkan tubuh atasnya.

Slash!

Leon merasakan angin yang dihasilkan oleh ayunan pedang yang hampir memenggal lehernya itu tanpa menunjukkan reaksi yang nyata. Dia hanya menekan benda di tangannya selama beberapa kali dengan ekspresi kesal yang sama.

Dia kemudian mengepalkan tangan lainnya yang masih tersembunyi dibalik jubahnya, dan meluncurkannya ke lawannya yang belum berhasil memperbaiki posisi berdirinya. Pukulannya ini memiliki kecepatan yang luar biasa.

Bham!

Tinju itu berhasil menggetarkan tulang pergelangan tangan tempatnya mendarat dengan telak, menyebabkan pedang lawannya itu terlepas dari genggamannya.

"Clack-clack."

Leon mendengar suara gigi atas dan bawah yang berbenturan itu dengan sangat jelas, lebih karena tidak adanya bibir yang menutupinya, atau daging, atau apapun yang lain juga disana.

Dia menyadari sudah waktunya untuk menyelesaikan ini.

"Hah..."

Leon mengangkat pandangannya sambil menghelakan nafas lelah, dan kembali melihat makhluk di hadapannya. Dia mengantungkan kembali alatnya dan akhirnya memberikan perhatian penuhnya pada monster itu.

"Clack-clack!"

Monster tersebut adalah kerangka manusia, berdiri di kedua kakinya tanpa bantuan daging atau otot apapun. Kabut berwarna biru muda tipis yang terbentuk dari Mana pekat dapat terlihat menyelimuti seluruh tubuh tulangnya, terpusat di bagian dada yang terlindungi tulang rusuknya.

Dia memegang perisai berbentuk lingkaran yang bisa menutupi tubuh atasnya dengan mudah, dengan tangan lainnya seharusnya sedang memegang sebuah pedang.

Berbeda dengan Bonehound yang bisa bergerak seperti binatang asli, kerangka itu hanya bisa melakukan gerakan yang kaku dan canggung. Dia bergerak seperti sebuah robot yang baru mulai belajar bergerak.

"Hm."

Leon mengambil satu langkah mundur.

Swoosh!

Leon menghindari ayunan perisai dari kerangka itu, seperti yang telah dia lakukan dengan semua serangan sebelumnya. Dia melihatnya melakukan serangan perisai yang sama beberapa kali lagi, tidak sedikitpun berniat memungut pedang yang masih berada di dekat kakinya saat ini.

Serangan-serangan yang sebenarnya memiliki kekuatan yang sangat besar di belakangnya itu berakhir terus meleset karena gerakannya yang terlalu mudah ditebak.

Gerakan sembarangan dan posisi berdiri yang canggung juga sering membuatnya kehilangan keseimbangan karena serangannya sendiri.

"Hup."

Bham.

Leon memberikan tendangan ringan ke punggung kerangka itu saat dia sedang berdiri di posisi yang canggung, membuat lawannya itu terdorong jatuh ke tanah.

Tidak melewatkan kesempatan emas itu, dia langsung meluncurkan sebuah tebasan menggunakan tangan kosongnya. Seluruh momentum ayunan turun ini mendarat di bagian belakang leher sasarannya.

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang