Ch. 140 - Perhitungan yang Salah dan Bayaran Dari itu.

8 0 0
                                    

Hiro yang sedang mengayunkan pedangnya untuk memotong tiga tulang di depannya, Tiny yang sedang ditengah ayunan gadanya untuk melakukan hal yang sama ke lima tulang yang mengincarnya, dan puluhan tulang yang sedang melayang di udara... semuanya bergerak dengan kecepatan luar biasa lambat, sampai-sampai terlihat seperti sedang membeku ditempat.

Lalu di dunia tanpa suara ini, seorang diri mengambil langkah-langkah maju yang santai.

"..."

Slithroat terus berjalan maju dan baru berhenti ketika sudah tidak bisa lagi, dengan ujung tajam dari tulang terbang di depannya hanya terpisah beberapa sentimeter saja dari wajahnya. Satu langkah lagi, dan matanya akan tertusuk oleh itu.

Dia melihat itu, lalu tulang-tulang terdekatnya, dan akhirnya puluhan lain yang berada diluar jangkauannya. Sebuah jalur yang bisa dia ambil mulai terbentuk di dalam kepalanya, dan setelah itu selesai dengan sempurna, dia bersiap untuk mengambilnya.

Jadi dia melakukan tebasan pertama, dan kedua, dan beberapa kali lagi.

Setelah semua tulang di dalam jangkauannya telah terpotong, Slithroat melihat ke sasarannya berikutnya yang jauh di atasnya. Dia mulai mengangkat kakinya dan memijak udara kosong, lalu mengambil satu langkah berikutnya lagi, dan dia berada di udara seolah menaiki tangga tidak terlihat, menggunakan udara kosong sebagai pijakannya saat ini.

Dia mulai berlari sambil mengayunkan kedua pisaunya secara terus menerus.

Sampai ketika dia tidak memiliki apapun lagi yang bisa dia tebas.

...

Leon melihat Slithroat berdiri diam di satu saat dan di kedipan berikutnya, semua rudal tulang yang hampir mencapainya berubah menjadi butiran-butiran debu putih yang berserakan ke segala arah. Dia tidak bisa melihat apa-apa selain awal dan akhir gerakan itu, tidak sekejap apapun di tengah.

Itu adalah Kemampuan paling mengerikan yang pernah lihat sejak menginjakkan kaki di Netherworld.

Itu sangat menarik.

"Hmph...!"

Whong!

Leon akhirnya selesai menghimpun Kemampuan Drain Ball miliknya sendiri, dan sekarang bisa melakukan langkah berikutnya. Dia menarik keluar dan menancapkan Gladius Parma ke tanah dalam satu gerakan mulus, dengan tangan bebasnya kemudian langsung mengaktifkan Drain Touch dan mulai menulis di permukaan pedang itu.

Karena konsentrasinya yang sedang termakan besar untuk menstabilkan bola energi di tangan lainnya, dia jadi perlu menghabiskan lima detik untuk sekedar menulis satu kata saja disana. Setiap goresan terasa seperti mencoba mengukir lantai batu menggunakan alat pahat tumpul.

Setelah itu selesai, dia langsung menekankan Drain Ballnya ke tulisan itu untuk memasukkannya ke dalamnya.

Dan tidak terjadi apa-apa.

"...?!"

Leon terkejut bukan main karena kegagalan itu, sebelum menyadari alasan kenapa bola energi itu menolak untuk masuk. Sensasi yang sedang dirasakannya adalah seperti mencoba memasukkan sesuatu ke wadah yang terlalu kecil.

Jika dia terus memaksakannya lagi, maka sesuatu ini akan tumpah.

"Kenapa... lagi... kau?"

Slithroat muncul disampingnya dengan nafas yang sangat memburu dan wajah yang sangat pucat. Kedua tangannya juga bisa terlihat sedang bergemetar tanpa henti, seperti akan menjatuhkan pisau yang sedang dia pegang kapan saja.

"Ini ada, kenapa... gawat." Leon membuka matanya dengan sangat lebar, "Aku membutuhkan lebih banyak waktu."

"Itu akan... sulit."

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang