Ch. 41 - Pilihan yang Sangat Berat.

11 2 0
                                    

"Um... apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

Hiro duduk dengan lebih tegap dan melipat tangannya, seperti membuat tembok diantara dirinya dan pemuda yang sedang menatapnya.

"Banyak alasan," jawab Leon dengan mudah, "Tetapi dua temanmu adalah yang pertama."

Troll dan Goblin, jika dia tidak salah. Dua ras ini sama sekali tidak dia temukan selama perjalanan singkatnya di Bagian Selatan Kota. Berarti, kemungkinan besar, mereka adalah pendatang sepertinya.

Lalu setelah mendengar rasa penasaran dan tebakan pertama Hiro itu, sepertinya 'telah mengalami tes yang sama' adalah alasan yang masuk akal untuk tindakan setelahnya.

"... tebakanmu tidak jauh dari kebenaran." gumam Hiro, tidak terlihat akan menceritakan lebih lagi disini.

Leon tidak melihat alasan untuk memaksanya menceritakan itu saat ini juga. Lagipula dia memiliki satu hal lain yang ingin dia tanyakan padanya.

"Jadi kau mengetahui apa ini?" Leon menarik keluar dan meletakkan benda yang dia dapatkan di meja.

Sebuah kartu berwarna merah dengan lima gambar goresan.

Screech-Bham!

"I-itu?!" tanya Hiro.

Leon mengagumi kualitas meja di depannya, yang bisa menahan hentakan tangan dari seorang Rank 3 seperti Hiro. Kursi yang terpental ke belakang saat dia berdiri juga hanya terbaring di lantai, masih utuh.

Dia lalu kembali menatap Ogre yang sudah berdiri itu, sambil meletakkan jari tengahnya di tepi kartu di depannya.

"Ini?" tanya Leon.

Flick.

"Whoah?!"

Hiro berhasil menangkap dengan meletakkan telunjuknya di atas kartu yang baru saja meluncur karena jentikkan jari itu, menghentikan momentumnya sebelum terjatuh dari meja.

Pandangan tidak percayanya kemudian tertuju ke pelaku di seberangnya, seolah dia baru saja melihatnya memberikan coklat pada seekor anak anjing.

"Apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan?!" bisik Hiro dengan keras.

Leon yang menerima itu, hanya tersenyum ceria sambil menggelengkan kepalanya.

"Tentu saja tidak," jawabnya dengan ringan, sebelum melanjutkan dengan sama ringannya, "Bisa tolong beri tahu aku apa itu?"

Setidaknya setelah melihat reaksi Hiro, Leon menjadi tahu dengan pasti bahwa benda itu memang cukup penting. Sekarang dia perlu tahu apa kegunaannya.

Dia melihat Hiro mengangkat kartu itu dengan kedua tangan sebelum akhirnya meletakkannya di telapak kanan terbukanya, setiap gerakannya sangat hati-hati.

"Untuk membahas identitas dan kenapa kartu ini begitu berharga, aku perlu membahas tentang identitas Bos Douji juga..." Hiro tidak melepaskan pandangannya dari kartu di tangannya, "Tetapi aku sangat enggan untuk melakukan itu."

"Apakah aku tidak bisa merubah pikiranmu?" tanya Leon, berharap bisa mendapatkan informasi tentang bos bar itu juga.

Hiro mengangkat pandangannya, "Maaf, tetapi aku tidak ingin mencari masalah dengan orang kuat, apalagi yang setingkat Bos Douji." dia menunjukkan senyuman bersalah, "Aku masih menyayangi nyawaku."

"Begitukah..." Leon akhirnya berhenti menekan, walau kekecewaannya bisa terlihat jelas di dalam suara dan ekspresi wajahnya.

"Hei, kau akan menemukan identitas Bos Douji cepat atau lambat. Setidaknya jika kau berniat menghabiskan waktu di kota ini," Hiro mengulurkan tangannya yang sedang memegang kartu merah itu, "Dan kembali ke kartu ini..."

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang