Ch. 21 - Teman Pertama.

7 3 0
                                    

Beberapa menit berlalu dengan Leon yang berusaha menenangkan pedagang kecil di depannya. Ini berakhir berhasil, kurang-lebih.

"Aku sudah baik-baik saja sekarang!"

Leon tidak mengomentari warna merah muda yang masih menghiasi wajah pedagang itu, dan memilih untuk mengulurkan tangannya.

"Kalau begitu, salam kenal lagi." ucap Leon sambil tersenyum ramah, "Namaku Leon."

"S-salam kenal." pedagang kecil itu menarik nafas panjang, sebelum menghelakannya, lalu baru menyambut tangan di depannya, "Namaku adalah Hisui."

Leon menganggukkan kepalanya setelah melihat itu, sebelum langsung meloncat kembali ke tujuannya datang ke toko Hisui saat ini.

"Apakah kau bisa membeli tulang-tulang mentah yang kubawa?"

Patung-patung kecil, aksesoris-aksesoris kecil, dan sebuah pisau yang semuanya terbuat dari tulang. Detilnya lumayan bagus walau semuanya terlihat pucat dan rapuh.

Ini semuanya terlihat seperti buatannya sendiri. Berarti seharusnya, dia akan membutuhkan barang mentah.

Leon memiliki banyak tulang untuk itu.

"Aku membutuhkan uang untuk membeli perlengkapan baru." lanjut Leon.

Pandangan Hisui yang sebelumnya terlihat ragu dan canggung langsung berubah menjadi lebih percaya diri saat memeriksa tas tulang dan Bonehound yang ada di depannya saat ini.

Lalu setelah beberapa detik berlalu, dia selesai melakukannya. Perawakannya juga langsung kembali berubah mnejadi canggung lagi.

"Aku bisa membelinya, tapi..." mulai Hisui dengan pelan, sebelum melanjutkan dengan suara lebih kecil, "... sebaiknya kau tidak menjualnya disini."

"Huh?" itu sedikit mengejutkan Leon, "Kenapa begitu?"

Hisui mulai melihat sekitarnya, seperti memastikan tidak akan ada yang mendengar ucapan berikutnya.

"Lebih baik kau membawanya ke Mercenary Guild, yang akan membelinya dengan harga yang lebih tinggi dari tempat ini." jelaskannya, "Pasar ini membeli tulang kualitas baik dan jelek dengan harga yang sama."

Leon melihat sekitarnya lagi dan tentu saja, tulang-tulang yang dijual di tempat ini terlihat lebih pucat dan penuh retakan dibandingkan yang dia bawa saat ini. Anehnya, kebanyakan yang masih utuh terlihat seperti tulang dari kerangka manusia, bukan kerangka anjing seperti miliknya.

Itu juga membuatnya menyadari kenapa barang jualan milik Hisui terlihat sangat rapuh. Benda-benda itu terbuat dari tulang dengan kualitas paling rendah diantara semua yang dia lihat di pasar ini.

"..."

Leon masih tidak berhasil menemukan satu pun tulang mentah berkualitas biasa di tempat ini setelah mencari beberapa detik lagi. Semuanya sangat jelek di matanya. Dan tulang-tulang milik Hisui memang lah yang paling jelek.

"Aku tidak berencana mengunjungi tempat seperti itu, saat ini." ucap Leon, kembali menatap pedagang di depannya, "Aku tetap akan menjualnya disini."

"... kalau begitu, jangan jual tulang-tulang itu padaku."

Pernyataan itu sedikit mengejutkan Leon.

"Kenapa kau mengatakan itu?"

Pedagang itu tidak langsung menjawab, rasa malu terlihat jelas di wajah kecilnya.

"Aku tidak punya cukup uang untuk membeli semua itu darimu, walau menggunakan harga tempat ini sekali pun." jawabnya dengan pelan, "... dan aku merasa tidak nyaman mengambil itu darimu, mengetahui kau bisa mendapatkan nilai yang lebih di tempat lain."

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang