Ch. 128 - Ini Semua Salahmu Sendiri.

5 1 0
                                    

Pemuda berambut putih berjalan memasuki ruangan dengan langkah yang stabil, sama sekali tidak mempedulikan anggota Merchant Guild yang baru saja melarikan diri di belakangnya.

Perhatiannya hanya terkunci ke depan, ke arah satu Red Ogre yang sedang duduk menunggunya.

Tap.

Leon berhenti di depan satu-satunya meja besar di ruangan ini, menatap Tonkatsu yang hanya duduk bersandar sambil melihatnya dengan santai. Mereka mempertahankan posisi ini selama beberapa detik, sampai ketika pemuda itu mengangkat tangannya dan menunjuk.

Dia menunjuk satu dari dua kursi yang berada di kedua sisinya.

"Apakah tidak masalah jika aku duduk disini?"

"... ambil saja."

Leon memutar kursi itu sedikit agar itu menghadap ke lawan bicaranya, lalu duduk disana. Dia lalu meletakkan tas yang dia bawa disampingnya, sebelum bersandar penuh di kursinya itu, bersantai.

"Maaf, aku baru menyelesaikan sesuatu sebelum sampai kesini," dia mulai melepaskan sarung tangan kulitnya, "Aku tidak sempat mengganti pakaian atau yang lain."

"Apa kau terburu-buru?"

"Yap. Aku perlu datang sebelum kau memerintahkan seseorang untuk mengganggu rencanaku."

"Ah, itu masuk akal."

Leon meletakkan dua sarung tangan itu di pangkuannya, lalu menepuknya dengan pelan, kemudian memberikan seluruh perhatian penuhnya kedepan.

"Apa kau tidak bisa berhenti disini?" mulai Leon dengan ekspresi datar, matanya memancarkan sinar dingin, "Bukankah sudah cukup sampai disini saja?"

"Kenapa aku harus melakukan itu, apalagi saat kalian baru saja melakukan kesalahan besar seperti ini?" Tonkatsu tersenyum sambil melirik kertas laporan di mejanya, "Akan aneh bukan, jika aku berhenti sekarang?"

"Apa kau serius?"

"Ya, tentu saja."

Leon melihat ke langit-langit ruangan, lalu mulai menggunakan tangannya untuk mengusap wajahnya. Matanya yang mengintip diantara jari-jarinya terlihat memancarkan perasaan sedih.

Dia mempertahankan posisi ini, dan mulai berbicara lagi.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Hm?"

"Aku tidak bisa menemukan satu pun alasan kenapa kau begitu terdorong untuk mengganggu Hisui sampai sejauh ini." nada berbicaranya terdengar lebih rendah, seperti sedang menahan sesuatu, "Sedangkan masalahmu dengan orang tuanya, seharusnya sudah selesai setelah kau mengambil toko dan meninggalkan anak mereka menderita sendirian, bukan?"

Leon menurunkan pandangannya, kerutan kecil bisa terlihat di dahinya.

"Apalagi yang kau inginkan?"

"Hah? Kau pikir aku peduli? Anaknya berani melawanku seperti yang orang tuanya telah lakukan. Aku hanya melakukan hal yang sama kepadanya."

"Walaupun lima ribu nyawa akan dikorbankan untuk itu?"

Tonkatsu kehilangan senyuman mengejeknya, dan mulai bersandar di kursinya. Dia memandang rendah pemuda di depannya itu, seolah sedang melihat sesuatu yang kotor.

Dia mulai mengetuk-ketuk meja di depannya dengan jari telunjuknya.

"Yang akan menyebabkan penderitaan mereka bukanlah aku, tetapi kalian yang berani melawanku. Jika terjadi apa-apa, ya mau bagaimana lagi? Aku sudah menawarkan jalan keluar pada kalian berulang kali diawal, tetapi kalian tidak mengambilnya."

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang