Ch. 47 - Tersangka Utama, Tersangka Satu-Satunya.

8 2 0
                                    

Hal pertama yang Tamaki pikirkan ketika terbangun di ranjangnya adalah ruangannya terlalu terang dan itu, membuatnya menyadari bahwa dia telah terbangun terlalu siang. Ini dia kaitkan dengan kelelahannya setelah membantu memasak di dapur semalaman, jadi bukan masalah.

Itu berubah ketika dia menyadari Yukito, yang jauh lebih ketat waktu darinya, ternyata tidak membangunkannya. Dia langsung pergi ke kamarnya untuk memeriksa dan tentu saja, rekan kerjanya ternyata memang masih terbaring di ranjangnya.

Sekali, dua kali, dan akhirnya Tamaki menyadari ada yang salah ketika usaha ketiganya untuk membangunkan Rabbit-folk itu berakhir gagal. Ini diikuti dengan perasaan takut yang tumbuh dengan cepat.

Apa yang sedang terjadi, bagaimana ini bisa terjadi, dan akhirnya kenapa ini terjadi. Disini satu jawaban muncul, dan dia langsung tidak ingin itu benar. Kakinya berlari membawanya turun ke lantai satu dan terus, ke belakang penginapan.

Dan ternyata seperti yang dia telah takutkan, ketiga kereta yang seharusnya terparkir disana sudah lenyap tanpa menyisakan bekas.

Jadi Tamaki langsung bergerak untuk mencoba membangunkan Yukito lagi, tetapi langkahnya berhenti di pintu masuk penginapan. Dia menyadari satu hal, yang membuatnya menjadi berkali-kali lipat lebih panik dibandingkan baru saja.

"Aku, adalah yang pertama bangun dan menemukan kereta itu hilang..."

Pandangan Tamaki bergerak dari antara tiga pria yang sedang menatapnya, lalu akhirnya berhenti di gelas kosongnya.

"... aku pasti akan menjadi tersangka utama pencurian ini."

Leon, Hiro, dan Slithroat melihat gadis itu menyelesaikan ceritanya, masing-masing dengan pikiran berbeda mereka sendiri.

"Jadi aku lari."

Cerita itu akhirnya selesai, lebih singkat dari yang mereka bertiga perkirakan. Sekarang setelah mengetahui informasi baru itu, mereka akan bisa-

"Itu adalah hal pertama yang kau pikirkan?"

Slithroat ternyata tidak membuang-buang waktu.

"Dari begitu banyak hal, itu yang pertama terlintas di kepalamu?" tanya Slithroat dengan kasar, "Kau yang tidak bersalah, langsung memilih untuk melarikan diri?"

Tamaki tidak menjawab, hanya bereaksi dengan memegang gelasnya dengan lebih erat.

Leon menyelip diantara mereka berdua, "Setelah kemungkinan berbahaya seperti itu sudah muncul, tidak akan mudah untuk memikirkan hal selain cara untuk selamat dari situasi itu, bukan?" tanyanya sambil mengangkat gelasnya, sambil melirik Tamaki, "Lagipula, dia sudah tidak bisa berpura-pura tidur lagi setelah dilihat oleh pekerja penginapan."

Slithroat tidak melewatkan ekspresi kaget yang hanya muncul sekejap saja di wajah Tamaki, yang membuktikan ucapan terakhir Leon itu bukan sebuah tebakan kosong belaka.

Ini juga membuatnya lupa untuk menekan Tamaki lebih lanjut lagi.

Leon meneguk minumannya sebelum meletakkannya kembali ke meja, lalu menoleh ke sebelahnya, "Jadi, setelahnya?"

"Ah, um..." Tamaki perlu menenangkan dirinya sesaat sebelum melanjutkan, "... aku kembali ke kamarku untuk mengambil jubah panjang dan menggunakannya untuk menyembunyikan identitasku. Kemudian aku langsung mulai berlari..."

Tamaki mulai menceritakan bagian yang belum diketahui oleh mereka bertiga. Dibandingkan bagian sebelumnya yang singkat dan jelas, yang terjadi setelah ini menjadi lebih beragam dan menegangkan.

"... lalu setelah menenangkan diri selama berlari, aku akhirnya menemukan satu-satunya jalan aman untuk pergi dari kota ini seorang diri dan tanpa kereta adalah menggunakan Pusat Teleportasi di Bagian Tengah kota."

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang