Ch. 108 - Ledakan Terakhir di Akhir Pertarungan.

5 1 0
                                    

Kebingungan dan ketidakpercayaan menyebar di semua wajah anak buah Natto, membuat mereka mengira ini semua adalah mimpi belaka. Mereka memasuki kondisi syok yang sangat kuat.

Kondisi ini juga menyebabkan reaksi dan perhatian mereka menjadi sangat teralihkan, sampai-sampai membuat mereka menjadi tidak menyadari getaran-getaran besar dari tanah yang sedang mereka pijak.

... Bham. Bham! Bham...!

Ketika mereka akhirnya menyadari suara itu dan menoleh ke belakang, itu ternyata sudah terlambat. Mereka hanya bisa terbengong saat melihat sosok raksasa yang baru saja sampai dan berhenti di hadapan mereka.

Sosok itu adalah pendatang baru, yang tidak lain adalah Half-Troll Tiny. Dia sedang membawa Goblin Assassin Slithroat di pundaknya, bersama Penjaga Shima dan Penjaga Goma di kedua genggamannya.

Jauh di belakangnya adalah belasan sosok berpakaian lengkap yang sedang berlari ke lokasi mereka saat ini. Itu adalah Kelompok Elit Penjaga Gerbang Kota Bagian Selatan.

Kelompok Red Cleaver akhirnya menyadari mereka tidak akan bisa menang. Menghadapi belasan penjaga elit berpakaian lengkap itu saja sudah akan sangat sulit, belum lagi menghitung kelompok pemanah di kejauhan dan tiga anggota terkuat Mercenary Guild.

Mereka telah gagal, dan pertarungan ini telah selesai-

"... belum!"

Bham!

Telapak tangan menghantam tanah dengan keras, yang kemudian mulai mengangkat tubuh pemiliknya dari sana. Tangannya yang lain ternyata masih mengenggam senjatanya dengan sangat erat, seolah menolak untuk kehilangan itu.

Natto bangun, perlahan tapi pasti. Darah mengucur dengan deras dari lukanya, membuat warna merah tubuhnya menjadi lebih pekat dari sebelumnya. Dia bahkan terlihat sedang memuntahkan darah dari mulutnya juga.

"Aku tidak memiliki itu!" teriak Natto dengan suara lirih, "Aku bahkan tidak tahu...! Apa rasanya memiliki itu!?"

Seluruh kelompok pendatang baru tahu bahwa bahaya belum berakhir.

Alasannya? Bola pasir raksasa yang sedang melayang di udara.

Itu adalah jurus andalan Natto, yang akan bisa menghabisi semua orang dengan Rank 2 ke bawah di tempat ini dalam sekejap mata.

Dan dari ukurannya yang sudah sebesar bangunan dua tingkat, Kemampuan itu sudah selesai terhimpun dan bisa diluncurkan kapan saja.

"Natto... jangan paksa aku melakukan ini."

"Hah... hah..." Natto mengambil satu langkah maju, menyeret goloknya dengan susah payah dibelakangnya, "Leon...!"

Leon menatap mata makhluk buas... mata orang di depannya dengan tatapan yang kosong. Mereka mempertahankan ini selama beberapa detik, tanpa bertukar kata apapun.

Satu sisi mulai merendahkan kuda-kudanya, dengan yang lain mengangkat goloknya ke langit. Mereka mempertahankan posisi ini selama beberapa saat lagi...

Sampai akhirnya salah satu dari mereka terlihat membuka matanya dengan sangat lebar, terlihat sangat kaget.

"Sand Reb-!"

"-hahaha!"

Natto sampai gagal mengaktifkan Kemampuannya karena tawa yang datang secara tiba-tiba itu. Dia tidak biisa percaya lawannya yang terlihat sudah siap untuk membunuhnya sedetik yang lalu itu, tiba-tiba tertawa lepas tanpa alasan yang jelas.

"Hahaha... hah...!"

Leon berhasil menghentikan tawanya dengan susah payah setelah beberapa detik lagi, lalu mengusap matanya yang menjadi sedikit basah karena itu. Dia lalu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

Lahir di Neraka dan Surga dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang