(10 tahun kemudian)
"Saya ucapkan selamat bergabung bagi para mahasiswa yang telah lulus seleksi dan berbagai tes. Semoga kalian semua betah di kampus ini."
"Selamat berjuang, jangan patah semangat. Raih cita-cita kalian dengan sungguh-sungguh. Berprestasilah di bidang yang kalian inginkan, dan teruslah berkarya. Mengharumkan nama kampus dan membanggakan keluarga kalian tentunya."
"Saya tidak akan berlama-lama lagi. Untuk acara kegiatan OSPEK yang akan berlangsung, dimulai besok. Diharapkan untuk menyiapkan perlengkapan yang telah dibagikan oleh kakak tingkat masing-masing dan saya harap tidak ada yang terlambat apapun alasannya. Jika ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan kampus. Paham semua?"
Begitulah pengumuman yang disampaikan oleh Naufal, selaku ketua BEM Universitas Nurtanio dengan nada tegas.
"Paham kak." sahut para mahasiswa baru.
"Baiklah. Itu saja yang dapat saya sampaikan, setelah ini kalian boleh pulang. Selamat siang dan selamat beristirahat. Sampai ketemu besok, ya." setelah Naufal mengakhiri ucapannya, dia meninggalkan lapangan bersama para anggota BEM lainnya.
Para mahasiswa yang tadi memenuhi lapangan perlahan menghilang. Menyisakan seorang gadis berwajah Chinese, dengan raut kesal memenuhi wajahnya.
"Kemana sih, tuh anak? Katanya mau bareng." helaan napas kasar keluar dari mulutnya. "Ya udahlah. Lebih baik ku tinggal aja deh."
Gadis itu berjalan melewati lorong kelas untuk menuju kearah pintu gerbang, disertai gerutuan disepanjang jalan. Hingga pandangannya tanpa sengaja menangkap tiga orang pemuda didalam salah satu kelas. Mereka tampak asyik bercengkrama didalam sana. Langsung saja dia menghentikan langkah dan mengintip dari sisi celah pintu.
Suasana kelas sudah sepi, namun nampaknya ketiga orang itu masih betah didalam sana. Matanya terus berputar mengamati kelas. Hingga pandangannya tertuju pada salah satu dari ketiga pemuda itu. Dia yang mengenakan jaket coklat susu dan paling tinggi diantara mereka. Tas punggung hitam menggantung manis di pundaknya. Wajah lelaki jangkung yang tegas, dengan lesung pipi melengkapi senyum indahnya. Merasa diamati, detik berikutnya si jangkung menoleh. Untuk beberapa saat pandangan mereka saling bertubrukan.
Si gadis tampak hanyut dengan mata hitam kelamnya yang teduh. Seketika rasa nyaman menghampiri relung hatinya. Rasanya begitu terasa hangat dan damai. Tanpa sadar, lelaki jangkung itu menyunggingkan senyum tipis. Membuat wajah si gadis seketika berubah merah merona. Dan saat tersadar dengan kebodohannya, gadis itu segera mengalihkan pandangan.
Si gadis berparas Chinese menggelengkan kepala sambil merutuki dirinya yang telah lancang. Apa yang barusan dia lakukan? Dengan perasaan malu yang masih tersisa, gadis itu langsung berlari terbirit-birit meninggalkan kelas. Dia terus menyusuri koridor sambil tertunduk malu dan ketika berada di belokan, dia malah tidak menyadari ada orang yang tengah berjalan kearahnya. Tabrakan pun tak bisa dihidari.
DUGH!!
BRUK!!"Auwh." suara rintihan itu terdengar.
"Ibu, pantat ku sakit." suara ringisan kembali terdengar dari orang yang sama.
Anna mengerjap kaget, sambil membekap mulut. Lalu pandangannya terarah kebawah. Dibawah sana menampilkan sosok gadis dengan gaya agak tomboi tengah terduduk mengenaskan di lantai. Buku-buku yang tadi dia bawa pun sudah berhamburan. Bahkan pasmina yang tadi dia kenakan dengan asal-asalan juga terlepas. Wajahnya tampak polos dan tidak ada riasan apapun yang menempel disana.
Dengan perasaan bersalah, Anna segera menyambar pasmina dan buku milik gadis tomboi itu. Usai meletakkan buku-buku itu kedalam tas si tomboi, Anna segera membantu gadis itu berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Pak Dosen
RomanceAnnara yang merupakan mahasiswi cantik dan populer di kampusnya sangat di kagumi oleh banyak pihak. Parasnya yang menawan begitu dipuja-puja semua kalangan. Kehidupannya yang terlihat sempurna tak bercelah dan bergelimang harta, membuat orang lain s...