4. Terseret Arus

221 11 0
                                    

Anna mendengus malas menatap Rara yang sejak tadi terus memutari rak buku di laboratorium manajemen. Sebentar-sebentar ditatapnya papan tulis didepannya, lalu sebentar lagi menatap Rara. Tapi, yang dilakukan temannya itu malah semakin lama memilah buku satu persatu.

"Ra, udah ketemu belum?" tanya Anna kelewat keki.

"Belum, ih. Kenapa deh, buru-buru banget? Aku lagi nyari topik yang sesuai sama makalah kita tahu." Rara mengangkat dua buku dengan judul yang hampir mirip di tangannya. "Mending kamu lanjut nulis deh. Siapa tahu materi ini masuk di soal, pas quest nanti. Oh iya, nanti aku nyontek catetan kamu, ya?! Ehehe."

Anna mendesah dari belakang punggung Rara. Padahal sudah sekitar sepuluh menit yang lalu kelas mereka telah usai mengikuti praktikum mata kuliah manajemen umum, namun nampaknya masih belum ada tanda-tanda mereka akan meninggalkan tempat itu.

Anna lagi-lagi mendesah pasrah. Memilih tak peduli, dia kembali melanjutkan menyalin materi.

Sepersekian detik kemudian, akhirnya Rara menemukan apa yang dia cari. Gadis tomboi itu tersenyum lebar sambil mendekati Anna yang masih sibuk menyalin materi di papan tulis pada buku bindernya.

"Nara!"

Anna mengernyit curiga, "Apa? Ngapain senyum-senyum?"

Rara menyodorkan beberapa buku paket ke hadapan Anna, "Udah ketemu dong. Nah, sekarang ikut aku, yuk?!"

"Mau kemana, Ra?" garis-garis di kening Anna semakin berkerut dalam. "Ini kan udah sore banget."

"Nge-mall, Nara." cengir Rara. "Ayolah, udah selesai nyatetnya kan?"

"Aish, ngapain? Bikin capek aja, nggak mau ah..." Anna hendak menolak. Sebelum mendengar tawaran menggiurkan dari Rara.

"Nanti ku jajanin deh. Ayolah?!" bujuk Rara lagi, terkesan memaksa.

Mata Anna langsung berbinar, "Boleh beli apa aja, Ra?"

"Boleh. Sepuas kamu deh." sahut Rara.

"Okey, ayo kita nge-mall." pekik Anna penuh semangat. "Tunggu ya, dikit lagi kelar. Aku beres-beres dulu."

"Yey! Ya udah, aku taruh buku-buku ini dulu di loker." pamit Rara. "Nanti kamu susul ke parkiran aja ya, Nar!"

"Iya, nanti aku nyusul." sahut Anna sambil melambaikan tangan.

*****

Begitu tiba di lantai dua mall, Rara langsung ngacir memutari rak-rak yang tersusun berbagai macam pakaian. Tak memperdulikan teriakan gadis dibelakangnya.

Anna mendengus kesal, saat temannya itu tahu-tahu sudah memasuki toko pakaian wanita dan memutari area blouse.

"Ih, baju ini lucu banget. Ini juga lucu. Ah, semuanya lucu." pekik Rara, jarinya tak henti memilih-milih baju yang terpajang dengan berbagai model. "Kira-kira cocok nggak ya, kalau aku yang pake?"

"Ngapain sih, tiba-tiba kesini? Kamu mau kencan ya? Nggak biasanya kamu nyari blouse. Kamu kan sukanya kaosan." heran Anna mendekati temannya itu dengan wajah tertekuk.

"Eh, Nara." Rara menengok sekilas. "Nggak apa-apa kok. Lagi pengen aja, hehe."

Anna hanya melirik malas.

"Emm, kamu pilih aja baju yang kamu suka. Aku mau lihat-lihat jeans dulu disebelah sana, ya." setelahnya Rara langsung menyingkir begitu saja.

"Eh, kok malah kabur?" Anna berdecak gemas, menahan kesal saat Rara pergi meninggalkan dirinya.

Akhirnya Anna melangkah menuju etalase tempat berbagai macam model baju yang terpajang di sana. Sejenak dia melupakan kekesalannya. Asyik memilih dan mencoba beberapa baju yang menarik perhatiannya.

Hallo, Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang