16. Ada Apa Dengan Tegar?

98 7 0
                                    

Saat tengah melangkahkan kaki disepanjang lorong Fakultas, Alan terus saja sibuk membalas chat di ponselnya. Kemunculan Anna yang datang dari arah berlawanan pun tak dia sadari. Gadis itu terus berjalan cepat kearahnya, sambil menggenggam gelas cup pop ice coklat di tangannya.

Karena terburu-buru, Anna tanpa sengaja menumpahkan minumannya ke baju dosen galak itu.

Alan menganga tak percaya. Begitu sadar, dia langsung mengarahkan telunjuknya ke wajah Anna. "Kamu lagi!"

Anna meringis, menatap wajah dingin Alan. "Maaf, Pak. Saya nggak sengaja, ehehe."

Alan berdecak kesal. Dia hanya diam saja, tak berniat merespon gadis itu. Kini si dosen galak sibuk membersihkan noda coklat di kemeja putihnya.

Melihat kecerobohannya itu, buru-buru Anna mengulurkan tisu kearah si dosen. "Sekali lagi maaf, Pak. Saya permisi dulu."

Belum sempat Anna menjauh, Alan dengan cepat mencekal lengan gadis itu. "Mau kabur kemana kamu?"

"Ah, itu..." Anna memaksakan tawa. "Duh, maaf banget, Pak. Saya beneran nggak sengaja. Tolong, biarin saya pergi. Saya buru-buru, Pak. Habis ini ada kelas, saya takut telat."

Alan berdecih sinis, "Giliran kelas saya aja, kamu berani dateng telat. Kenapa sekarang malah ketakutan gitu?"

Tanpa sadar, wajah Anna sudah berubah datar. Sial. Dosen ini masih saja mengungkit kejadian tempo hari.

"Duh, saya beneran nggak ada waktu buat berdebat sama Bapak. Tolong lepasin saya, Pak." ketus Anna, masih terus meronta-ronta dalam genggaman Alan.

Pria dihadapannya malah terlihat enggan melepaskan Anna. Dia kini semakin erat mencengkram lengan gadis itu. Matanya terus mengamati wajah Anna lebih dekat. Memastikan kembali siapa gadis dihadapannya ini.

"Kamu siapa sebenarnya?" bisik Alan.

Anna malah menatap kebingungan. Menyadari jarak pria itu semakin mendekatinya, dia segera mendorong Alan menjauh menggunakan sebelah tangan lainnya yang terbebas.

"Bapak jangan kurang ajar, ya! Cepat! Lepasin saya!"

Alan hanya menggeleng, "Kita pernah bertemu kan? Sebelum di kampus ini?"

"Apa sih? Kan udah dibilang, saya nggak kenal Bapak." Anna menatap malas dosennya itu.

Alan malah mematung heran. Pikirannya sudah melanglang entah kemana.

BRAKKK!!

Alan segera turun dari mobil. Menyadari seorang gadis kini berada dihadapannya, dia segera memeriksa keadaan Anna sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Mbak! Hallo, Mbak!"

Sepersekian detik kemudian, Anna sadar. Gadis itu langsung mendudukkan diri. Dan saat melihat Alan, tangannya terulur menggelayuti lengan pria itu sambil terisak pilu. Mulutnya terus mengoceh tidak jelas.

Kini Anna beralih mengalungkan tangannya di leher Alan. Karena tidak siap dengan pergerakan gadis itu, dia malah termundur membentur bumper depan mobil sambil menahan bobot tubuh Anna yang tiba-tiba memberat. Lalu sedetik kemudian gadis itu terkulai lemas.

Terpaksa akhirnya Alan menggendong gadis yang tengah mabuk berat itu. Lalu memindahkannya ke dalam mobil.

"Oh." begitu tersadar, Alan menatap lekat Anna. Kini dia ingat kejadian malam itu. Si dosen galak tersenyum miring. "Kamu nggak ngerasa punya hutang sama saya?"

"Maksud Bapak?" Anna mengernyit semakin bingung. "Apa sih? Udah ya, Pak. Tolong lepasin saya! Atau saya bakal teriak nih!"

Alan berdecih. Detik berikutnya, dia segera melepaskan cekalan pada lengan Anna. Lalu gadis itu segera pergi dari hadapan Alan, setelah berhasil melempar tatapan tajam kearahnya.

Hallo, Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang