Akhir pekanku jadi berwarna semenjak Carlos masuk ke dalam hidupku. Tidak ada lagi hari-hari sepi yang kuhabiskan seorang diri. Berganti dengan hari-hari panas yang membuatku selalu menunggu datangnya akhir pekan.
Carlos is a beast. Aku yakin, ketika dia tengah memacu dirinya di dalam tubuhku, aku memanggilnya monster. Because he's like a monster, with his magnificent, gigantic, and monster-size of penis. I never get enough of him.
Begitu Carlos hadir di pintu rumahku, senyum tidak pernah hilang dari wajahku. Selalu begitu setiap minggu. Selama dua hari penuh, aku lupa akan semua beban dan tekanan karena satu-satunya yang bermain di benakku adalah permainan seks Carlos.
He lived in my head rent-free.
Bahkan di saat aku tengah meeting yang membosankan, dia hadir begitu saja di benakku. Ingatan akan dirinya begitu kuat. Dia sudah membuatku candu. Setelah selama ini aku merasa seks sebagai sesuatu yang biasa saja, tidak ada yang bisa dinikmati dari seks, lalu Carlos hadir dan mengubah semuanya. Dia membuatku merasakan seks yang sebenarnya. Seks menggelora yang membuatku kesulitan mengangkat tubuh dari tempat tidur saat Senin menyapa.
"Morning," sapanya.
Alih-alih menjawab, aku malah beringsut ke pelukannya tanpa bisa menahan senyum.
"Ada yang lucu?"
Aku menggeleng. "Cuma kepikiran yang semalam." Sepanjang malam, Carlos tidak henti-hentinya menyetubuhiku. Ketika terbangun tengah malam, aku merasakan sentuhannya. Hasratku yang terpanggil membuatku menaiki tubuhnya dan kembali bercinta dengannya.
"Kenapa semalam?" godanya.
"Kalau hari ini aku enggak bisa jalan, itu salahmu."
Carlos terkekeh. "Kenapa jadi salahku?"
Aku menyikut perutnya, membuatnya semakin terbahak.
"This is because of that monster."
"Monster? Maksudmu ini?" Carlos meraih tanganku dan membawanya hingga menangkup kejantanannya.
"Yes. Him."
Carlos tidak melepaskanku, dia membiarkanku mengusap penisnya hingga keras. Setelahnya, dia menarik tubuhku hingga berada di atasnya. Aku pun mengawali hari ini dengan orgasme dahsyat yang membuatku semakin lupa pada dunia.
***
"Aku yakin sebelum ini rumahmu aman dari seks."
Aku tergelak mendengar penuturannya. Dia baru saja menyetubuhiku di dapur, tepatnya di kitchen island. Dia membaringkan tubuhku di sana dan menyetubuhiku dengan sangat liar.
"You're right." Selama bersama Erick, yang ada hanya seks membosankan di tempat tidur. Ketika bersama Carlos, semua berbeda.
Di saat kamar tidak lagi terasa menantang, dia membawaku memenuhi setiap sudut rumah dan menggauliku di sana. Rasanya tidak ada satu pun permukaan padat yang luput darinya. Dia menyetubuhiku di ruang tamu, dapur, kamar mandi, ruang kerjaku, bahkan di tangga. Setiap sudut rumah ini menjadi saksi percintaan liarku bersamanya.
Carlos pernah sesumbar akan membuat kakiku sulit menapak. Awalnya aku skeptis, hingga akhirnya aku membuktikan langsung. Setiap janji yang keluar dari mulutnya bukan sekadar isapan jempol. Dia benar-benar memanfaatkan anugrah Tuhan dan menggunakannya dengan sangat baik. Aku kasihan kepada setiap perempuan yang pernah merasakan kenikmatan penisnya, karena sekarang Carlos milikku. Aku bisa jadi sangat egois, karena detik ini aku tidak ingin berbagi dirinya dengan siapa pun.
Saat bersama Carlos, setidaknya aku merasakan tempat tidur hangat oleh aura tubuhnya. Meski hanya di sepanjang akhir pekan saja. Setidaknya, ada alasan yang membuatku bersemangat menjalani hari demi hari karena menunggu datangnya akhir pekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Darling
Любовные романыSetelah sepuluh tahun menikah tanpa cinta akibat dijodohkan, Stephanie memutuskan untuk bercerai. Tak ada waktu untuk masalah hati, karena posisi sebagai CEO Kawilarang Group menyita semua waktu. Untuk merayakan kebebasannya, Stephanie menghabiskan...