57. Di Pelukanmu

7.9K 723 14
                                        

Stephanie

Ciuman itu awalnya terasa lembut, tapi lama kelamaan semakin menuntut. Carlos merangkulku, tangannya melingkari leherku membuatku harus mendongak saat membiarkan dia melumat bibirku.

I miss his kiss.

I miss him.

Aku merindukan setiap detik yang terlewat tanpa dirinya.

Berjauhan, meski hanya beberapa hari, menyadarkan akan banyak hal yang terlepas dari hidupku. Jarak yang sempat ada menyadarkan betapa berharganya kehadiran Carlos di hidupku. Cukup sekali saja aku berbuat kesalahan. Tidak akan ada kesalahan kedua, dan seterusnya.

Aku menggumamkan namanya saat bibirnya melumatku. Tidak ada sedetik pun yang terbuang percuma. Carlos tidak perlu berkata, karena aku pun merasakan hal yang sama.

Aku menginginkannya.

"Carlos," jeritku ketika Carlos mengangkat tubuhku.

Dia mengangkatku di pundaknya. Pandanganku berkunang-kunang saat melihat ke bawah. Namun aku tidak menolak. Malah sebaliknya, perasaan yang begitu membuncah membuat tawaku lepas.

Aku menepuk bokongnya. "Lebih cepat, please," pintaku.

Carlos melintasi kamar dengan langkahnya yang lebar. Tak lama kemudian, dia menghempaskanku ke tempat tidur. Dia tidak membuang waktu, detik setelahnya, tubuhnya menudungiku. Dia terlihat begitu besar dan menguasai saat berada di atasku.

"Aku mau kamu telanjang. Sekarang," desakku.

"So bossy." Carlos terkekeh.

Dia baru saja menantangku. Sekarang aku beritahu, siapa yang menjadi bos di sini.

Aku mendorong tubuh Carlos hingga rebah di tempat tidur. Tanpa membuang waktu, aku menarik lepas kaus yang dipakainya. Begitu juga dengan celana jeasnya. Aku begitu tergesa-gesa karena gairah yang membuncah membuatku tidak bisa menunggu lebih lama.

Saat melihat Carlos telanjang, dengan kedua lengan di belakang kepala, aku merasa sempurna.

"Giliranmu," desaknya.

Aku melepas pakaianku dengan terburu-buru, seakan berkejaran dengan waktu. Tubuhku menginginkannya, hatiku merasakan hal yang sama. Tidak ada lagi penyangkalan. Aku telah menyerah sepenuhnya.

Carlos menarik tubuhku hingga duduk di pangkuannya. Bibirnya mencumbuku sementara tangannya tak henti menyentuh tubuhku. Aku bergidik saat tangannya yang kasar memberikan sensasi lebih di balik setiap sentuhannya. Kian lama, sentuhan tersebut kian menuntut.

"Aku mau menciummu di sini," geramnya sebelum bibirnya meraup payudaraku. Seketika, perih yang terasa, mendadak hilang.

Atau aku yang tidak peduli.

Gairah membuatku buta dan melupakan semuanya. Satu-satunya yang kuinginkan hanyalah memacu diri menuju puncak kepuasan bersama Carlos.

Aku terpekik saat lidahnya menyapu payudaraku. Perih yang ada berubah menjadi dorongan akibat hasrat yang menggebu.

Tidak ingin membuang waktu, aku meraih penisnya. Aku terkesiap saat merasakan penisnya sudah keras dengan sempurna.

Sangat besar.

Sangat keras.

Juga menggairahkan.

Aku mengusapnya dengan liar, selagi meningkahi cumbuan Carlos di payudaraku. Usapanku semakin liar ketika Carlos menyisipkan jarinya di liang senggamaku. Dia merangsangku, di semua titik sensitif di tubuhku.

Yes, DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang