20. Denied

8K 547 12
                                    


Masih ada penyangkalan di dasar hatiku, penyangkalan yang akhirnya membawaku membuat janji dengan dokter kandungan. Namun, pertemuan dengan Dokter Johan hanya mengonfirmasi hasil test pack.

Tidak ada kesalahan. Aku hamil.

Di dalam rahimku tengah tumbuh janin.

Semalaman aku berpikir, apa yang seharusnya kulakukan? Aku mencoret semua pilihan yang ada, karena begitu mengetahui kenyataan ini, aku merasa begitu protektif terhadap bayiku.

Whatever happened, I will protect her or him.

Sekalipun aku harus menjadi Ibu tunggal.

Aku teringat percakapan dengan Jihane beberapa hari lalu. Jihane kembali membuktikan dirinya benar. Karena nyatanya sebentar lagi aku akan menjadi Ibu.

Selama ini aku tidak pernah berencana mempunyai anak karena tidak ingin keturunanku mengalami nasib yang sama denganku. Lagipula, tidak ada cinta antara aku dan Erick. Kehadiran anak akan membuat keadaan makin rumit. Bukan aku atau Erick yang akan menjadi korban, melainkan anak. Aku mengerti rasanya tumbuh tanpa merasakan cinta, sehingga tidak ingin anakku merasa yang sama.

Seharusnya sekarang aku lebih panik lagi. Namun, aku tidak merasakannya.

Saat menatap bayangan di cermin, keputusanku sudah bulat.

Aku memang sendiri, tapi cintaku sudah cukup untuk anakku. Meski keputusan ini akan membuat geger keluarga dan rekan kerjaku, aku tidak peduli. Aku perempuan dewasa yang punya hak memutuskan apa yang ingin kuperbuat di hidupku.

Meski keputusan sudah bulat, tapi masih ada masalah lain yang menghantui. Aku tidak tahu cara memberi tahu Carlos.

**

Aku masih menimbang-nimbang, apakah seharusnya memberitahu Carlos atau tidak?

Dia tidak punya tanggung jawab atas anak ini. Aku tidak akan memaksanya menikahiku. Aku mengerti keadaannya cukup sulit, kehadiran seorang anak tentu akan mengubah hidupnya. Meski belum terlalu lama mengenalnya, aku cukup yakin Carlos tidak dalam keadaan siap untuk punya anak.

Aku tidak ragu, dia pasti bisa jadi ayah yang baik. Namun, permasalahannya lebih dari itu.

Aku bisa sendiri, aku tidak membutuhkan Carlos. Dari segi finansial, aku jauh lebih mampu. Aku tidak membutuhkan Carlos, aku bisa membiayai anakku sendiri.

Jika dia mau, dia bisa tetap hadir dalam hidup anakku.

Namun, aku tidak yakin itu hal yang tepat.

Apa sebaiknya aku tidak memberi tahu Carlos? Aku bisa menyudahi permainan ini dan menjauh dari Carlos. Dia tidak perlu tahu.

Namun, apakah itu adil untuknya?

Dilema belum meninggalkan diriku. Aku belum membuat keputusan, tapi Carlos telanjur datang ke rumah.

"Aku enggak sengaja dengar orang kantormu bilang kamu sakit. Sudah berapa hari?"

Hormon yang berubah karena hamil membuatku jadi lebih sensitif. Pertanyaan sederhana seperti itu saja membuatku ingin menangis.

"Fani, kamu baik-baik aja?" Carlos menangkup kedua sisi wajahku. Dia menatapku lekat-lekat. Dari jarak sedekat ini, aku bisa melihat kekhawatiran di matanya.

Dia mengkhawatirkanku.

Selain Jihane, siapa yang pernah mengkhawatirkanku?

Hanya Carlos.

Hal itu malah membuatku semakin ingin menangis. Dan juga, membuatku tidak bisa mengambil keputusan.

"Kamu sudah makan? Mau aku masakin?"

Aku tidak percaya pada suaraku, jadi aku hanya mengangguk. Aku tidak tega menolak tawarannya, jadi aku membiarkan Carlos memasak untukku. Dia akan kecewa begitu aku menolak masakannya, dan dia akan marah saat aku memuntahkan makanan tersebut. Dengan begitu, dia bisa pergi dari hidupku.

Tanpa aku harus memberitahunya soal kehamilan ini.

Seharusnya itu keputusan yang tepat. Namun, jauh di dalam hati, aku merasa ada yang mengganjal.

Carlos menghidangkan brokoli sapi di hadapanku. "Cuma ini yang ada di kulkasmu."

Aku menatap makanan tersebut, menunggu perutku bergejolak. Aku juga lebih sensitif terhadap bau, itu yang membuatku kesulitan makan karena bau makanan bisa membuatku mual.

Namun, mual itu tidak kunjung datang. Aku menyantap makanan tersebut pelan-pelan, menunggu gejolak itu datang. Hasilnya nihil.

Aku tersenyum dan makan dengan lahap. Seluruh tubuhku ingin berterima kasih pada makanan ini. Rasanya sudah lama sejak terakhir kali aku bisa makan tanpa ada keinginan untuk muntah.

"Kamu lapar?" Carlos terkekeh.

"Aku enggak selera makan."

"Susah, sih. Kamu sudah terbiasa sama masakanku," candanya.

Mungkin karena anak ini tahu makanan ini dimasak oleh ayahnya, sehingga dia tidak menolaknya.

"Kamu sudah ke rumah sakit?" tanya Carlos.

Perlahan, aku mengangguk.

"Kamu sakit apa?" tanyanya lagi.

Aku tidak sakit. Aku hamil. Aku mengandung anakmu.

Namun, jawaban itu hanya tercetus di dalam hati.

"Capek." Aku beralasan.

"Ini hari liburku. Kamu keberatan aku temenin di sini?" tanyanya.

Aku mengangkat wajah untuk menatapnya. Raut khawatir masih ada di matanya yang menatapku dengan lekat.

"Kenapa?" Suaraku terdengar tercekat.

Carlos tersenyum. "Aku pernah sakit dan enggak punya siapa-siapa. Jadi, aku tahu gimana rasanya sendiri saat lagi sakit. Itu enggak enak banget."

Aku pernah merasakan hal yang sama.

"Kalau kamu enggak keberatan, aku bisa temenin. Sekalian nanti aku masakin makan malam."

Aku harus mencengkeram pinggiran meja erat-erat agar tidak bangkit berdiri dan menghambur ke pelukannya. Hanya tindakan sederhana, tapi menyentuh hingga ke dasar hatiku.

"Thank you," sahutku.

Aku memang belum bisa mengambil keputusan, tapi hari ini aku ingin bersama Carlos. Mungkin saja ini kali terakhir aku bisa bersamanya, terlepas dari apa pun keputusanku nanti.


***



PS: Versi PDF lengkap Yes Darling sudah tersedia. Versi PDF berisi cerita lengkap beserta 10 extra part. Dua cara mendapatkannya:

1. Di KaryaKarsa. Kamu bisa cari cerita berjudul "Yes Darling Full PDF"

2. Beli langsung di https://bit.ly/yesdarling

Harga: Rp85.000

Tidak ada perbedaan isi antara beli langsung atau di KaryaKarsa.

Untuk yang sudah membeli satuan, kamu bisa klaim voucher dengan mengirim email ke lolalolita(dot)writer(at)gmail(dot)com berisi nama, akun KaryaKarsa, jumlah chapter yang dibeli dan screenshot bukti pembelian.

Kode voucher yang diklaim hanya berlaku untuk pembelian di KaryaKarsa.

Extra part akan diunggah terpisah per bab di KaryaKarsa per minggu depan (harga per bab Rp2.000). Extra part tidak akan diunggah di Wattpad.

Versi gratis di Wattpad akan dilanjutkan di bulan Juni.

Yes, DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang