•
•
•
•💐☘️💐
Bening menatap punggung lebar laki-laki di depannya. Nampak kokoh dan kuat. Kalau hari ini Bening dibanting, pasti ia akan habis dalam satu kali putaran.
"Ma-Mas Garda sa-saya—" Bening kesal pada dirinya sendiri karena entah bagaimana bisa ia segugup ini sampai suaranya patah-patah tidak jelas.
"Jadi nama kamu Bening?" tanya Garda sembari berbalik.
Anggukan polos nampak. "Nama saya Nuansa Bening, soal waktu itu, saya bener-bener minta maaf sama Mas Garda. Saya tahu Mas Garda pasti marah dan kesal banget sama saya."
Tak ada jawaban sama sekali dari Garda dan hal tersebut membuat Bening merasa semakin gugup setengah mati.
"Kalau Mas mau, saya enggak akan muncul lagi di hadapan Mas. Saya enggak akan berani lagi menemui Mas. Maaf sekali ya Mas."
"Duduk dulu." Garda mempersilahkan Bening untuk duduk di sofa panjang ruangan tersebut.
Bening menelan ludah dan menuruti perintah Garda, matanya sesekali mencuri pandang, memperhatikan apa yang Garda lakukan. Lelaki itu duduk di single sofa abu-abu yang berada tidak jauh darinya.
"Jadi kamu itu ... teman sepupu saya?"
"Kak Hadi itu sepupunya Mas ya?"
"Begitulah," ujar Garda dengan penekanan yang terdengar tenang. Tidak ada marah-marahnya sama sekali.
Bening pikir lelaki ini akan meledak-ledak, mengeluarkan kepulan asap amarah dari kepalanya. Tapi ternyata tidak. Memang pesona dan pemikiran laki-laki dewasa itu beda. Karena hal tersebut, Bening bisa sedikit merasa lega. Setidaknya ia tidak akan dibanting ke dinding hari ini. Hidupnya masih aman.
"Omong-omong soal waktu itu," ujar Garda mulai mengarah.
"Iya Mas, Bening minta maaf, sumpahan minta maaf. Bening enggak tahu kalau ujungnya akan kayak gini. Bening enggak berpikir panjang. Maaf banget atas semuanya."
"Iya, terlebih waktu kamu lempar wajah saya pakai makanan, itu perih banget."
Mata Bening nampak berkaca-kaca penuh penyesalan. "Maaf banget Mas. Enggak maksud kayak gitu, seharusnya Mas nolak Fifah, jadi Bening enggak akan lakuin hal yang aneh-aneh waktu itu. Maaf banget ya Mas."
"Andai saya waktu itu tahu kamu itu Nuansa, saya akan tolak Fifah."
Dongakan cepat refleks dilakukan oleh Bening. "Maksudnya Mas?" tanya Bening dengan raut bingungnya.
Garda terdiam sesaat, kedua tangannya bermain satu sama lain. Bingung harus bagaimana mengungkapkan isi hatinya. Namun setelah menimbang dalam waktu singkat, Garda pun memutuskan untuk langsung berbicara pada poin yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH YUK!
Romance"Nikah yuk?" Bagaimana jadinya kalau orang yang baru kamu temui sebanyak dua kali tiba-tiba mengajukan ajakan pernikahan? Apakah kamu akan menerimanya? Atau justru kamu menolaknya? "Mas Garda ... gila ya?" Atau justru, jawabanmu sama seperti jawaba...