Nikah, Yuk! 2.0

1.7K 126 11
                                    

~~••~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~••~~

Bening meringkukan diri di kamar dengan ragu, kini di rumah, hanya ada ia dan Garda berdua. Sedangkan orang-orang termasuk Fifah, Tante Rika dan Om Gunawan juga sudah pulang beberapa jam yang lalu. Mungkin, niat mereka baik. Ingin memberikan ruang dan waktu di mana hanya ada Garda dan Bening berdua di dalamnya. Tapi ... ini cukup membuat Bening kikuk. Dan ia tahu, Garda pun memiliki perasaan yang sama. Terbukti karena sejak tadi, Garda juga tidak menyusulnya ke kamar. Padahal waktu menunjuk pada pukul sepuluh lebih.

Apa Garda tidur di luar? Apa Garda tak ingin dekat dengannya atau bagaimana? Sikap Garda masih belum bisa Bening raba, belum bisa Bening baca. Apa dan kenapanya.

Sesaat Bening memejamkan mata, dari pada berpikiran yang bukan-bukan, lebih baik Bening tidur. Lebih baik Bening mengistirahatkan diri. Ia tak ingin tumbang lagi seperti tadi dan merepotkan semua orang. Dan ternyata, percobaan itu berhasil. Bening tidur dengan nyenyak sekali. Entah efek kelelahan dan sedang sakit atau apa? Yang jelas, saat terbangun, Bening merasa tubuhnya ringan. Kesetanan yang kemarin sempat pudar telah terisi penuh. Dan ... tepat di depan mata, Bening mendapati Garda tengah duduk di sofa depan jendela sembari menscrool layar ponsel.

Nampaknya, Garda juga menyadari kesadaran Bening, karenanya Garda mendongak ragu.

"Ini jam berapa?" tanya Bening sembari memutus kontak mata diantara mereka berdua.

"Jam lima kurang." Garda melirik jam di ujung atas layar ponsel.

"Oh." Bening menyibak selimut. "Mas Garda udah salat?"

Garda mengangguk. "Sudah."

Kenapa Garda tidak membangunkan Bening tadi untuk salat berjamaah berdua? Bukanya ini salah satu dari sekian tujuan mereka menikah? Untuk punya imam dan untuk punya makmum.

Bening lagi-lagi mengembuskan napas. Sejak awal memang benar kalau ia terlalu banyak berekspektasi pada Garda. Terlalu berharap jika Garda akan memiliki sikap manis, sebagaimana seorang laki-laki di romance story, yang akan bucin terhadap istrinya. Yang akan berprilaku lemah lembut dan penuh dengan pengertian. Bening menyesal terlalu banyak membaca novel romance religi di beberapa waktu terakhir. Mungkin karena itu ia terpengaruh bahwa, Garda bisa jadi menjadi laki-laki yang memiliki karakteristik fiksi.

Karena tak ada pembicaraan lagi diantara mereka, Bening beranjak dari pembaringan ke kamar mandi. Ia mengambil wudhu dan kembali ke kamar untuk melaksanakan salat. Saat itu, Garda sudah tidak ada di sofa yang sebelumnya. Entah kemana laki-laki itu pergi. Mungkin Garda kurang nyaman berada di ruangan yang sama dengan Bening lama-lama.

Dengan perasaan yang lagi-lagi tersayat, Bening melaksanan salat. Dua rakaat sunnah dan dua rakaat wajib, berdzikir, berdoa dan membaca Al-Qur'an.

Sesaat setelah usai, Bening buru-buru ke dapur dan diperjalanan, ia menemui ruangan itu berisik dengan suara masakan yang khas. Dan ya, ia mendapati punggung lebar Garda yang tengah menghadap ke arahnya. Dan nampak, Garda sibuk dengan semua masakan yang akan dia sajikan.

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang