Nikah, Yuk! 3.5

1.1K 116 50
                                    

~~••~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~••~~

Hari Minggu pun datang. Garda bangun penuh semangat karena ia akan menonton salah satu film yang dipilih oleh Bening di bioskop. Dengan penuh energi, Garda menyapu dahulu rumah. Hari libur adalah waktu terbaik untuk membersihkan rumah. Libur tidak akan terasa libur saat tidak bersih-bersih. Namun kala itu, saat Garda tengah asik menyapu di teras belakang yang cukup sempit, Garda mendapati Bening yang sudah rapi.

"Loh?"

"Aku ada kerjaan ternyata Mas." Bening meringis. "Tapi aku bakalan pulang cepat kok."

"Terus nonton gimana?"

"Mmm, kita ketemuan di bioskop aja oke?" pinta Bening sembari mengatupkan kedua tangan di depan dada. "Please ya Mas?"

"Kamu memang mau apa hari minggu ke kantor?"

Bening nyengir. "Lemburan, lumayan Mas. Aku harus nyelesain data yang kemarin belum beres terus dikirim."

"Emang enggak bisa dari rumah?"

"Enggak Mas. Janji deh, aku bakalan nyusul dan sampai di bioskop secepat yang aku bisa, oke? Sebelum film di mulai, sebelum kamu sampai di sana, aku udah nunggu terus beliin popcorn dan minuman."

Garda terdiam sesaat, padahal ia ingin mereka bisa berangkat bersama ke bioskop nanti. Tapi apa daya. Sembari mengembuskan kekecewaan di dada melalui udara, Garda pun berkata, "Ya sudah. Hati-hati di jalan ya, Nuansa."

"Makasih banyak Mas. Maaf sekali lagi."

"Gak apa-apa." Garda menerima pelukan dari sang istri sebelum kemudian, dia benar-benar meninggalkannya untuk pergi. Dan lagi, ia kembali sendirian di rumah tanpa kehadiran Bening. Padahal ini hari libur tapi kesibukan Bening tak ada surutnya sama sekali. Sungguhan. Kadang Garda merasa, lebih baik Bening menjadi konten kreator dan mengupload video di YouTube. Seperti apa yang dia lakukan terakhir kali.

Mereka berdua memang sempat membicarakan hal tersebut sekitar malam di dua hari yang lalu. Bening berkata bahwa, ia sudah nyaman menjadi seorang youtuber. Dengan penghasilan yang cukup dan lumayan. Selain itu, Bening juga masih memiliki banyak waktu senggang sehingga bisa nyaman bertemu dengan Fifah juga Neneng. Tapi kini setelah bekerja, jangankan bertemu, teleponan saja sudah jarang karena ia terlalu lelah ketika sampai di rumah. Pun katanya, untuk sekadar memberi uang jajan pada Neneng Bening harus mengirimkan melalui rekening. Padahal biasanya mereka bertemu secara tatap muka sembari melepas rindu.

Hidup memang begitu, keadaan terus berganti, orang-orang yang ditemui terus berubah dan waktu yang dihabiskan tak bisa terus berputar pada kesibukan yang sama.

Garda mengusak rambut, ia sudah selesai menyapu. Masih ada waktu untuk bersih-bersih jadi ia mengambil alat pel lantai dan pewangi. Setelah melihat lantai rumah mengkilat, Garda merasa masih punya sedikit waktu lagi untuk menyiram tanaman, jadi Garda melakukan hal tersebut dengan telaten. Dan baru, ia bisa membersihkan diri dengan tenang pukul setengah sembilan tak lupa ia juga berdandan serapi mungkin. Memakai baju santai namun tetap nyaman dilihat untuk jalan-jalan dengan seorang wanita cantik.

Semua persiapan usai, pukul sembilan Garda memutuskan untuk berangkat. Tak lupa, ia memanggil dulu Bening melalui sambungan telepon. Namun sayang saat itu, nomor Bening mendadak tidak aktif. Apa mungkin ponsel Bening kehabisan daya mengingat barang itu tergeletak di sofa semalaman?

Dengan cemas Garda memasuki mobil, mungkin kini Bening tengah menunggunya di bioskop jadi lebih baik ia segera pergi ke sana.

^^^^^^^^

Jam sudah memasuki pukul sebelas, Garda memegang sebuah popcorn dan menyiapkan dua gelas minuman. Pintu bioskop terbuka sejak tadi. Seharusnya ia dan Bening telah masuk ke dalam sana. Menonton bersama. Tapi ditunggu dari waktu ke waktu, Bening tak juga menunjukan diri. Ponselnya masih tidak aktif sejak tadi. Dan semua ini membuat Garda bingung. Kenapa Bening tidak menepati ucapan yang sudah dia janjikan ya?

Sembari menelan semua kekecewaan dengan hati teriris, Garda pun berpikir, haruskah ia tetap menunggu Bening sampai setidaknya pukul dua belas siang nanti?

Berdecak dan mengambil keputusan yang singkat, Garda pun berdiri, lebih baik ia pulang. Lagi pula, yang mau dintonton pun sudah berlangsung lebih dari satu jam. Juga ada sedikit keyakinan di dalam diri Garda bahwa, Bening tidak akan datang lebih cepat.

Lagi-lagi, wanita itu ditelan oleh kesibukan yang tidak masuk di akal pikiran.

Menuju mobil yang masih terparkir anteng, Garda segera menjalankan kendaraan beroda empat itu. Tujuan utama Garda saat ini bukan rumah, tapi kafe. Ia harap di sana, ia bisa menenangkan diri. Ia harap di sana, ia bisa mengubur kekecewaan atas sikap Bening dan memaklumi sang istri atas segala yang telah terjadi.

^^^^^^^

"Kenapa lo? Weis popcorn, abis nonton? Emang ada film yang bagus?"

Garda mengabaikan Hadi yang bertanya panjang lebar.

"Asem banget gue dikacangin." Melihat wajah sepupunya yang nampak jutek, Hadi kembali mengoceh. "Ada apa Da? Kok roman muka lo kagak enak gini? Mana ada hawa-hawa mistis lagi."

"Gue lagi enggak mood."

"Buset laki gak mood." Hadi tertawa.

"Ya lo pikir emang cewek aja yang bisa ngerasa badmood?"

"Terus emang lo enggak mood kenapa cuy?"

"Hari ini, harusnya gue lagi nonton sama Nuansa. Tapi tadi pagi, dia ada kerja, jadi rencananya, kami bakalan ketemuan di bioskop mall jam sepuluh siang. Jam sembilan lebih tiga puluh gue udah nyampe dan nunggu dia. Tapi Nuansa enggak datang-datang padahal gue tuh nungguin banget momen ini. Mana HP Nuansa juga enggak aktif."

"Ck." Hadi berdecak. "Itu Bening kerja bagian rodi atau apa? Sampai hari Minggu juga ngambil job begini."

"Enggak tahu, beberapa waktu terakhir dia sibuk banget sampai enggak punya waktu sama sekali buat gue. Padahal kami berdua lagi akur, lagi baik-baik dan lagi di fase PDKT. Jadi di satu sisi, gue kesel banget sama kerjaan Nuansa. Tapi di sisi lain, Nuansa tuh kelihatan enjoy kalau kerja."

"Udah deh Da. Lo minta Bening buat kerja lagi di kafe aja, biar bisa dipantau," saran Hadi sembari mengambil sebuah popcorn.

Garda mendesah. "Kami berdua emang udah lebih dekat dan terbuka pada satu sama lain. Udah bisa mengobrolkan banyak hal. Tapi Di, gue rasa, buat meminta hal kayak gini berat. Terlebih Nuansa juga enggak mudah kan mau dapet kerjaan di sana. Semenjak enggak jadi YouTuber, dia udah berharap banget bisa kerja di perusahaan besar."

"Ya dari pada kayak gini kan? Seenggaknya kalau udah diomongin dan Bening enggak setuju, lo berdua bisa nyari solusi yang sama-sama enak Da."

Garda menatap Hadi. Apa yang diucapkan oleh laki-laki itu memang ada benarnya juga. "Oke deh, nanti kalau ada kesempatan gue omongin."

Semoga saja ia dan Bening bisa menemukan solusi terbaik dari semua pembicaraan ini.

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang