Nikah, Yuk! 1.3

7.8K 477 25
                                    

~~••~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~••~~

Bening meringis mendengar apa yang diucapkan oleh sosok di depan sana. Jalannya benar-benar tidak mulus, semua orang di keluarga Garda nampak tak menyukainya. Apa ini tanda dari Allah agar ia mundur dari langkah dan keputusan pernikahan yang mungkin kurang tepat? Tak terbayang, akan setersiksa apa kalau ia harus hidup bersama ipar dan mertua yang tak menyetujui hubungan pernikahan dengan laki-laki yang menjadi suaminya kelak.

“Mbak?” Garda buru-buru berdiri. “Jangan kayak gitu.”

“Yaudah, tenang aja sih, lagian kan Mbak juga cuma bercanda.”

Namun melihat perubahan raut dan gerik yang begitu cepat dari Ayu, Bening ternganga kaget. Apa-apaan ini?

“Jadi namamu Nuansa ya? Bukan Fifah?”

“Iya Mbak,” jawab Bening kikuk.

“Kalau jodoh emang enggak kemana. Ada aja jalan dan cara buat bertemu. Tapi kamu tuh imut banget loh Nuansa. Kelakuan sama baju aneh kamu masih terus berputar di otak saya beberapa minggu terakhir.”

Dan kala Ayu duduk di sampingnya, Bening lagi-lagi melirik Garda. Laki-laki itu menampilkan senyuman tidak nyaman dan kaku. Memang keluarga Garda nampak sedikit aneh. Baba yang sejak tadi tegas dan mencoba bersikap gahar sesekali terlihat bercanda dengan Ratih atau pun Garda. Lalu kembali mengatur ekspresinya sesaat kemudian ketika bersinggungan tatap dengan Bening. Ummi yang mencoba sok judes juga tak pernah benar-benar menentang hubungan antara ia dan Garda. Bahkan terkesan mengarahkan dan mendukung. Padahal katanya belum memberikan restu.

Jadi ada apa sebenarnya dengan mereka?

“Sekarang kalian lagi bahas tanggal nikahan atau apa ini?”

“Mereka enggak akan nikah buru-buru kayak kamu. Mereka akan Ummi bimbing dulu dengan semua ilmu pranikah dan dibiarkan untuk saling mengenal satu sama lain lebih jauh. Besok, kita bicara lewat zoom ya!”

“Ya ampun Ummi! Mumpung ada cewek yang Garda mau. Kenapa enggak langsung aja nikahin mereka Mi? Lebih cepat lebih baik kali. Toh aku pun nikah cepat sama Mas Bima aman tuh sampai sekarang.”

“Apaan? Orang sering berantem,” ujar Gema.

Dan semakin lama mendengar arah pembicaraan keluarga tersebut, Bening semakin tahu kalau orang tua dan kakak Garda adalah orang-orang yang asik, keluarga mereka nampak cemara dan sering sekali bercanda.

“Nah karena sebentar lagi masuk ke waktu dzuhur juga makan siang, ada baiknya kita masak dulu buat makan sama-sama.” Ratih memberikan saran. “Kamu, Nuansa. Harus makan di sini ya?”

“Baik Tante.”

“Duh, kamu kok masih manggil ‘Tante’ sih? Ummi aja enggak apa-apa. Dia kan sebentar lagi juga jadi mertua kamu.” Ayu tertawa dengan tangan yang menggeplak kecil paha Bening. “Kamu tenang aja kalau di sini, orang-orangnya pada baik kok, gigit dikit enggak apa-apa. Kalau gigit banyak ya paling nanti tugas Garda.”

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang