NIKAH YUK 0.9

2.3K 191 10
                                    

••••☘️☘️☘️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





☘️☘️☘️

Siang itu sehabis salat Dzuhur, Bening mendapati Garda yang nampak tengah menunggunya di ruang loker yang bersebelahan dengan dapur dan mushala cafe yang ukurannya tidak seberapa, memang dikhususkan bagi karyawan-karyawan yang tengah bekerja saja.

"Ini."

"Apa Mas?" tanya Bening sembari mengambil dan membuka bungkusan yang Garda bawa.

"Sikat gigi sama pasta gigi."

"Eh?"

"Kamu belum beli kan?"

Bening menganggukan kepala. "Tadinya mau beli nanti aja sehabis pulang."

"Rekomendasi dari saya. Kalau nyaman kamu bisa terus gunain di beberapa waktu ke depan."

"Makasih ya Mas." Bening tak menyangka jika Garda akan sebaik ini terhadapnya. "Biayanya jadi berapa?"

"Enggak perlu, saya ikhlas ngasih kamu."

"Ehm." Di jarak yang cukup jauh, Hadi muncul sembari menyelipkan kedua tangannya di saku celana. "Ngapain kalian berduaan? Enggak takut kalau yang ketiganya setan?"

Bening menggelengkan kepala dan memutuskan untuk segera mengklarifikasi. "Enggak ngapa-ngapain kok Kak. Mas Garda ngasih ini, sikat sama pasta gigi soalnya Bening lagi sakit gigi."

"Kamu sakit?"

"Iya, dia sakit karena kayaknya sikat gigi pakai tenaga dalam, jadi gusinya luka, kebuka gitu." Garda menjelaskan. Ruangan hening penuh dengan canggung. Entah Garda yang merasakannya sendiri atau tidak. Yang jelas kini, baik Hadi maupun Bening nampak saling terdiam. "Yaudah kalau gitu, saya harus pamit lagi."

"Loh? Mas Garda ke sini cuma buat nganterin ini aja?"

"Iya, sambil nyari makan siang kok. Saya masih ada jadwal dan janji, jadi saya harus balik ke klinik, toh hari ini ada Hadi kan?"

"Iya, ada gue."

"Kalau gitu, makasih banyak sekali lagi ya Mas."

"Pelan-pelan aja sikat giginya. Ini saya beli sikat gigi yang bisa membersihkan secara otomatis. Tinggal tempel di gigi kamu aja."

Bening merasa amat sangat diperhatikan oleh Garda sekarang. Sampai tiba-tiba detak di dadanya bertambah cepat dalam hitungan yang tidak dapat diperkirakan. "Iya Mas."

"Assalamualaikum, semuanya."

"Wa'alaikumssalam."

Garda memutuskan untuk berlalu dari ruang belakang dapur. Meninggalkan Bening dan Hadi tanpa mau ikut campur apapun urusan mereka.

Toh, kalau pun mau, Garda sadar bahwa Bening bukan miliknya untuk saat ini. Jadi ia harus menahan semua itu. Jadi ia harus mendorong masuk keinginannya untuk melarang Bening dekat dengan laki-laki lain.

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang