Nikah, Yuk! 2.2

1.5K 138 11
                                    

Kemarin kelupaan, gak apa ya hari ini aja?

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen sebanyak mungkin agar aku (gak lupa) update lagiiiiw

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen sebanyak mungkin agar aku (gak lupa) update lagiiiiw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~••~~

Pagi di keesokan hari, Bening sudah bersiap. Mengenakan rok plisket berwarna coksu, tunik serta kerudung panjang menutupi dada. Begitu juga dengan Garda, katanya, ia tak nyaman sendiri di rumah. Jadi lebih baik ikut kerja di kafe dengan Bening karena ia masih cuti di klinik sampai satu minggu ke depan.

"Pakai mobil saya aja ya?"

Bening mengangguk. "Mas omong-omong, enggak punya motor ya?"

"Gak." Garda mengeluarkan kunci mobil dari dalam jaketnya. "Memang kenapa?"

"Enggak, kirain Mas punya."

"Saya sebelumnya punya, tapi jarang dipake dan disimpan aja di garasi. Biasanya sih dipinjem sama Bang Bima kalau lagi main ke rumah Ummi." Garda memencet sesuatu di kunci mobilnya sebelum masuk dan duduk di sisi kemudi. Setelah itu, ia terdiam melihat Bening yang terus menatap ke arahnya seolah ada sesuatu yang salah. "Ada apa, Nuansa? Kenapa kamu enggak masuk ke dalam mobil? Mau coba nyetir?"

Mendapati pertanyaan tersebut, Bening buru-buru menggeleng dan segera masuk ke dalam mobil. Duduk tepat di sisi Garda lalu membiarkan lelaki itu menyetir dalam tenang. Dalam kebisuan yang tak terpecahkan. Selama diperjalanan, keduanya benar-benar tidak bicara, waktu empat puluh menit kurang yang mereka gunakan terhias oleh kecanggungan yang tak bisa ditepis.

Saat sampai, keduanya langsung berpisah. Garda masuk ke dalam ruangan kecilnya terlebih dahulu sedang Bening ke dapur dan menemui Luna yang langsung menyambutnya dengan ceria.

"Kok Mbak Bening udah masuk aja sih? Kan lagi anget-angetnya loh sama suami."

Anget?

Bening meringis. Bahkan ia selalu menggigil setiap waktu berdekatan dengan Garda.

"Di rumah enggak ada kerjaan tahu dan aku sama Mas Garda juga kayaknya sama-sama bosen, jadi deh kami memutuskan untuk masuk hari ini. Seenggaknya di kafe, kita jadi punya kesibukan dan penghasilan."

"Ya ampun, Mbak enggak mau resign apa?"

Bening tersenyum dan menggelengkan kepala. "Aku suka banget kerja dan kayaknya enggak bisa berhenti buat sosialisasi sama orang-orang. Lagian Mas Garda juga ngijinin aku kerja jadi yaudah, aku kerja aja."

"Duh, Mbak Bening tuh emang definisi dan bentukan dari independen women in real life, bukan cuma diinternet doang. Kalau aku kayaknya enggak bakalan bisa, punya suami sesukses dan semapan Mas Garda mah tinggal jadi ibu rumah tangga aja sambil layanin suami bener-bener."

Dan tawa Bening menguar hanya untuk menanggapi ucapan Luna barusan. Mungkin, kalau memiliki lingkup rumah tangga yang harmonis dan romantis, Bening juga tak akan mau keluar rumah. Tapi, kalau rumah tangannya seperti apa yang ia dan Garda bangun, mana mau. Yang ada bosan dan stress.

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang