Nikah, Yuk! 3.1

1.2K 158 115
                                    

~~••~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~••~~

"Apa selama sama saya kamu enggak ngerasa bahagia sama sekali, Nuansa?"

Bening mengerutkan kening heran. "Memang selama dengan Bening, Mas ngerasa bahagia?"

"Saya minta jawaban kamu, Nuansa. Bukan sebuah pertanyaan balik."

"Bening ... enggak tahu."

"Saya kurang apa sebagai suami?"

"Mas?"

"Bukan hal tadi yang ingin saya denger atau pun ingin saya sampaikan, Nuansa. Saya mengajak kamu untuk duduk dan makan berduaan di sini sebagai sepasang suami-istri. Dan saya ingin mengajak kamu untuk memperbaiki rumah tangga kita. Bukan merubuhkannya seperti apa yang kamu ungkap tadi." Garda menarik napas dalam dari bibirnya. "Kenapa harus begini, Nuansa?"

"Mas, Bening ...." Dan sungguh kala itu, Bening kehilangan kata. Ia tak tahu harus apa dan bagaimana mengingat ia tak sama sekali berpikir bahwa, ada perbedaan keinginan diantara ia dan Garda.

"Saya minta maaf. Saya beneran minta maaf kalau saya memang belum menjadi suami yang baik. Belum bisa menjadi suami yang membahagiakan kamu tapi Nuansa, saya mohon, mohooooon sekali dengan hati yang paling dalam. Saya enggak mau pernikahan ini hancur begitu saja. Saya akan menjadi apa yang kamu mau, seperti sosok yang kamu inginkan, saya akan mencoba mempertahankan rumah tangga ini. Jadi Nuansa, kita enggak bisa berpisah."

"Mas, kenapa begitu?"

"Karena saya mencintaimu, Nuansa. Saya hanya tak tahu cara terbaik untuk menunjukan perasaan itu, saya benar-benar nol besar. Selama sebulan terakhir, saya ingin mencoba, tapi saya takut kamu gak nyaman dengan apa dan segala sesuatu yang saya lakukan, terlebih saya sudah mendengar hal tersebut berkali-kali. Nuansa—" Garda mengambil tangan sang istri, dengan tatap yang sungguh-sungguh, ia kembali berkata, "Saya sungguh tak ingin berpisah dari kamu. Beri saya kesempatan untuk bisa menjadi sosok yang kamu mau. Kamu inginkan. Bicarakan tentang apapun itu, mengenai rumah tangga ini. Saya akan merubah diri, apapun caranya, agar kamu nyaman didekat saya."

Bening menatap lama tautan tangan Garda di atas meja, lalu kembali melirik mata sang suami. Apa yang kini harus ia lakukan? Keputusan mana yang harus ia ambil? Apakah memberikan kesempatan untuk Garda adalah hal yang tepat?

Bening memejamkan mata selama beberapa saat. Lalu tangannya balas menggenggam balik Garda sebelum kemudian perkataan demi perkataan meluncur. "Aku cuma mau kamu jadi orang yang peka, yang romantis, yang selalu membicarakan banyak hal, yang selalu mendiskusikan keputusan apapun yang mau kamu ambil dan melihat aku ada. Aku, sebagai istri, ingin benar-benar memiliki peran itu. Tapi selama sebulan terakhir bahkan sejak awal, kamu enggak pernah ngasih aku kesempatan untuk itu."

Kepala Garda mengangguk. "Maaf bahwa tanpa sadar saya melakukan hal itu ke kamu Nuansa."

"Kamu gak pernah bangunin aku buat salat subuh sama-sama, apa kamu enggak mau ngimamin aku Mas?"

NIKAH YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang