Chapter-1

2.2K 143 1
                                    

"Hahaha... ini sangatlah lucu. Kalian kemarin lihat kan?"

Robi tertawa terbahak-bahak di kursinya. Menertawakan kejadian kemarin sore di perpustakaan. Galang hanya diam dengan wajah datar. Sedangkan teman-temannya yang lain tidak berani untuk tertawa sedikitpun.

"Si kutu buku penyendiri itu tidak mengenal Galang Mahendra kita, katanya?"

"Kalian sampai tidak percaya itu, kan."

"Itu sangat menghibur."

Robi masih terus tertawa sendiri, seperti orang yang tengah kesurupan. Orang-orang di sekitarnya hanya tersenyum canggung. Walaupun mereka sama terkejutnya seperti Robi, tapi mereka tidak mau berkomentar apapun.

"Biru Samudera, si kutu buku penyendiri itu membuktikan dirinya kalau dia hanya fokus belajar saja. Padahal, Galang Mahendra, teman kita, adalah pria paling populer di kampus."

"Tidak hanya teman satu angkatan kita dan para dosen, orang-orang yang berjualan di luar area kampus pun mengenal namanya. Namanya terkenal dimana-mana."

"Pria populer yang disukai banyak orang. Dicintai banyak wanita. Di perebutan untuk menjadi pacar. Ternyata itu tidak ada apa-apanya bagi si Biru kutu buku."

Apa yang dikatakan oleh Robi itu entah dengan tujuan menyanjung Galang atau untuk meremehkan Galang. Yang jelas Galang tidak suka dengan nada bicara Robi itu.

"Robi, hentikan itu!" Seru Henri, sehabat Galang.

Henri yang tidak tahu menahu soal taruhan atau tantangan kemarin tetap kesal dengan sikap Robi. Robi seolah tidak menghormati keberadaan Galang yang jelas-jelas ada di depan matanya.

"Kenapa? Itu fakta, kan?" Tanya Robi merasa tidak bersalah.

Henri yang kesal dengan wajah menyebalkan Robi hendak meninjunya, tapi Galang yang ada disampingnya menghentikan Henri. Dia berdiri dan mendekati Robi. Menatapnya dengan dingin.

"Kau ingat baik-baik, Robi. Aku tidak pernah meminta diriku untuk menjadi pria populer yang dicintai semua orang. Mereka sendiri, termasuk kau yang menyematkan julukan itu padaku. Oh, aku tahu, kau sepertinya tersinggung ya, karena tidak bisa sepopuler diriku," balas Galang kepada Robi. Dia menampilkan senyuman seolah mengatakan, "Kau tidak bisa mengalahkanku!"

Robi berdiri dan berhadapan langsung dengan Galang. Dia memegang bahu Galang dan berkata, "Tapi tidak menutup fakta dia menolakmu, kan?"

Galang mengepalkan kedua tangannya.

"Itu artinya kau kalah dalam tantangan ini," lanjut Robi dengan wajah penuh kemenangan.

"Aku tidak bilang ini telah berakhir," balas Galang.

"Apa maksudmu?" Tanya Robi.

"Aku akan mendekatinya, sampai dia menerimaku menjadi pacarnya. Saat itu terjadi, akulah pemenangnya."

Setelah mengatakan itu Galang menyingkirkan tubuh Robi yang menghalangi jalannya. Membuat Robi langsung jatuh ke bawah. Henri di belakang segera mengikuti Galang.

"Galang! Tunggu!"

Henri meminta Galang untuk menunggunya. Tapi Galang tetap berjalan dengan cepat. Pergi dari ruangan tempat biasa dia dan teman-temannya bersantai, di salah satu ruangan yang tidak terpakai di kampus.

Henri akhirnya bisa menyusul Galang di lorong kampus. Saat Henri memeriksa, wajah Galang sudah sangat marah.

"Kenapa pula kau mau mengikuti omong kosong, Robi? Kau tahu sendiri, Galang, kalau di jelas-jelas tidak menyukaimu dan ingin menjatuhkanmu," tanya Henri.

"Aku tahu, Henri. Tapi mulut lebarnya itu tidak mau diam. Membuat telingaku bengkak!" Keluh Galang kepada Henri.

"Kalau begitu kenapa kita tidak keluar saja dari perkumpulan tidak jelas itu. Tidak ada gunanya kita berada disana. Sehari-hari dia hanya mencari gara-gara denganmu." Ucap Henri.

"Kalau aku keluar, itu artinya aku kalah! Dan aku tidak mau itu!" Seru Galang.

Henri hanya menghela nafas pelan sambil memijat dahinya. Galang terlihat seperti anak kecil saja. Robi pun juga sama. Mereka selalu bertengkar soal hal-hal yang kekanak-kanakkan. Sering membuat tantangan tidak jelas kepada satu sama lain.

"Kau serius mau melanjutkan tantangan dari Robi itu?" Tanya Henri.

"Aku tidak akan pernah menarik kembali kalimatku." Jawab Galang dengan tegas.

Henri menahan tubuh Galang. Dia berkata dengan hati-hati, "Aku tahu ini urusanmu dengan Robi. Tapi aku rasa sebaiknya untuk kali ini kau berhenti, Galang."

Wajah Galang terlihat tidak suka mendengarnya, "Kenapa? Apa kau juga menganggapku tidak becus?"

"Tidak, jangan salah paham," koreksi Henri.

"Maksudku, ini melihatkan hati seseorang. Kau tahu, kau mungkin saja secara tidak sengaja akan menyakitinya?" Jelas Henri.

"Aku tidak peduli," jawab Galang acuh tak acuh.

Setelah mengatakan itu, Galang meninggalkan Henri dibelakangnya. Dia berjalan menuju perpustakaan yang jaraknya jauh dari tempat dia sekarang.

Sesampainya di dalam perpustakaan yang sangat jarang dikunjungi, dia masuk dan mencari keberadaan seseorang. Dia menelusuri setiap sisi perpustakaan hingga tiba di bagian belakang perpustakaan.

Di balik salah satu rak buku, ada Biru yang tengah mencari buku. Galang menyeringai dan berkata dengan pelan, "Ketemu."

"Lihat saja kau Robi, akan aku buktikan aku adalah seorang Pria-Penakluk-Seribu-Hati, pria sekalipun," gumamnya kepada dirinya sendiri seperti anak kecil.

Kemudian dia segera memasang wajah ramah dan hangat, mendekati Biru yang masih belum menyadari keberadaanya.

"Biru."

Panggilan itu mengalihkan fokus Biru, dia menoleh dan mendapati Galang sudah ada disampingnya tersenyum cerah dan ramah. Biru yang ingat kejadian kemarin merasa sedikit tidak nyaman dan canggung.

"Oh, hi." Sapanya malu-malu.

"Kamu ada disini lagi," balas Galang.

"Ya, begitulah," jawab Biru pelan.

"Soal kemarin, aku minta maaf untuk itu. Aku tidak bermaksud menyinggungmu." Tambah Biru.

"Tidak apa-apa. Mari lupakan itu untuk saat ini. Aku memang terlalu cepat." Balas Galang.

"Lalu kenapa kamu datang mencariku?" Tanya Biru.

"Aku datang untuk berkenalan, seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang," padahal Galang sendiri yang mengatakan itu, tapi rasanya dia ingin mual.

"Perkenalkan, aku Galang Mahendra angkatan xxx." Ucap Galang memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya.

Biru membalas itu dan menjawab, "Biru Samudera angkatan xxx."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang