Chapter-14

1.1K 105 1
                                    

Hari ini pertama kalinya Biru datang ke fakultas Galang.

Awalnya Galang yang akan menjemput Biru, namun Biru menolak. Biru mengatakan kalau jarak antar fakultas mereka tidak begitu jauh. Setelah itu Galang tidak lagi memaksa. Dan mengatakan akan menunggu di depan fakultasnya.

Biru berjalan dengan perasaan gugup. Dia merasa malu dan gelisah secara bersamaan. Apalagi setelah pertemuan semalam, Biru tidak bisa melupakan itu. Dan Biru merasakan kalau pipinya terasa semakin panas.

Kemarin Biru kaget, jarak yang dekat diantara mereka, memungkinkan mereka untuk berciuman. Namun, Biru lebih dulu sadar, dia segera memalingkan wajahnya. Walaupun begitu, dia yakin, Galang tahu tengkuk Biru memerah.

Biru menghela nafas dan gedung fakultas seni rupa sudah berada di depannya. Dari tempatnya berdiri, dia melihat sosok Galang yang dikelilingi banyak orang. Biru tahu, kalau dari wajah dan penampilannya, Galang adalah orang yang disukai banyak orang.

Dia berjalan mendekat, lalu terdengar teriakan Galang.

"Biru!" Galang berseru memanggilnya dengan riang. Otomatis teriakan Galang menjadikan Biru menjadi pusat perhatian. Biru pun mendekat dan menunduk karena malu.

"Aku kira kamu tidak akan pernah sampai kesini," ucap Galang sambil terkekeh pelan.

"Aku sedikit kesulitan tadi," jawab Biru.

"Sudah aku katakan, seharusnya aku menjemputmu tadi," kata Galang.

"Eh, siap dia Galang? Temanmu?"

"Kenalkan kami dong!"

"Dia terlihat imut dengan sikap malu-malunya!"

Para Perempuan yang berada di sekitar mereka menatap Biru dengan penuh minat. Biru pun gelagapan, karena tidak pernah dekat dengan perempuan. Bingung harus merespon seperti apa.

"Maaf!" Biru meminta maaf, kemudian menunduk dan pergi dari sana.

Galang di belakang terdengar berbicara, "Temanku pemalu. Aku pergi dulu!"

Setelah itu dia menyusul Biru, menahannya yang ingin kabur.

"Mau pergi kemana kamu!" Seru Galang sambil memegang pergelangan tangan Biru. Layaknya seorang pemburu yang berhasil menangkap buruannya.

"Ah tidak," ucap Biru masih menunduk.

Galang tersenyum tipis tanpa Biru ketahui. Karena mereka berada di antara dinding fakultas dan pohon yang lebat, tidak banyak orang yang lewat dan melihat mereka. Galang mendekat dan mengangkat wajah Biru agar bertatapan dengannya.

"Saat kamu malu seperti ini, mengingatkan pada saat kita awal-awal masih dekat," ucap Galang yang mendekatkan wajahnya. Biru menoleh ke samping berusaha menghindari itu. Posisi mereka berdua terlihat tidak nyaman.

Kalau orang lain yang melihat, Biru yakin mereka akan mengatakan kalau Biru dan Galang hendak ciuman. Pikiran itu sudah membuat pipi Biru semakin memerah.

"Menggemaskan," ucap Galang kembut sembati mencubit kedua pipi Biru.

"Sakit," kata Biru.

Keduanya saling bertatapan, Biru melihat kilat aneh lagi dari kedua mata Galang. Selain itu dia merasa ada aura dominan yang berusaha mendominasinya.

Tiba-tiba Galang memeluk Biru dengan erat, Biru terkesiap karena pelukan yang tiba-tiba. Saat Biru berusaha melepaskan, Galang berkata, "Tetap seperti ini selama beberapa saat."

Biru tidak lagi berusaha memberontak. Dia tetap tidak membalas pelukan Galang. Tapi dia tahu, kalau degupan kencang yang berasal dari jantungnya, sudah pasti telah didengar oleh Galang.

Wajah Galang tenggelam di antara bahu dan leher Biru. Biru merasakan geli di beberapa bagian. Galang kemudian semakin mengeratkan pelukannya.

"Ternyata kamu cukup populer juga di kalangan para wanita." Kata Galang secara tiba-tiba.

Biru mengerutkan dahinya tidak mengerti. Padahal dia tidak pernah dekat dengan perempuan manapun. Dan dia yakin tidak seorang pun akan menyukainya.

"Aku tidak," sangkal Biru.

"Itu benar. Beberapa wanita tadi bahkan ingin berkenalan denganmu." Jawab Galang.

"Mungkin mereka berkenalan karena menggap kita dekat satu sama lain?" Ucap Biru tapi dengan nada bertanya.

"Aku baru tahu, ternyata beberapa wanita suka tipe pria sepertimu." Kata Galang dengan suara berat.

"Aku tidak yakin akan hal itu," karena Biru yakin, sedari dulu mungkin akan banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Tapi, dia merasa tidak pernah ada. Sampai tiba Galang.

"Kalau aku tertarik terhadapmu, kenapa tidak dengan mereka," suara Galang terdengar seperti keluar dari orang yang merasa insecure. Biru tidak tahu kenapa, tapi dia menepuk bahu Galang dengan pelan.

Kemudian Biru membalas, "Tapi, kamu yang hanya dekat denganku."

Biru terkesiap saat Galang tiba-tiba menyatukan kedua bibir mereka. Galang beberapa kali mengecup bibir Biru, kemudian dengan dengan paksa masuk ke dalam rongga mulut Biru. Biru melotot terkejut. Dia membeku akan apa yang tengah terjadi.

Galang mendorong lidahnya untuk menyusuri mulut Biru. Lidahnya bergerak kesana kemari, seolah tengah menggoda Biru. Saat dia bermain dengan lidah Biru, Biru sudah merasakan lemas di kedua kakinya.

Dia tiba bisa menopang tubuhnya, namun untungnya Galang segera memeluknya dengan erat. Menahannya agar tidak jatuh. Fokus Biru kembali lagi saat Galang dengan gerakan menuntut menarik lidah Biru.

Galang terlihat sangat mendominasi, dan Biru hanya menerima itu. Tanpa memikirkan kenapa dia membiarkan ini. Apalagi saat dia merasakan kesemutan di seluruh tubuhnya, Biru kehilangan akal sehatnya.

"Tetap seperti ini," ucap Galang di sela-sela ciuman mereka berdua.

Biru berpikir kalau Galang bermaksud mereka harus dalam posisi ini selama beberapa waktu ke depan. Padahal, Biru tidak tahu saja, kalau maksud Galang, kalau Biru hanya boleh dekat dengannya saja. Tidak boleh dengan siapapun.

Kilatan gelap terlihat di kedua mata Galang, dia menatap puas Biru yang sudah berada di dalam genggamannya. Di sela-sela aktivitas mereka, Galang menyeringai. Entah apa artinya itu.

Galang baru berhenti ketika Biru memukulnya pelan, Biru kehabisan nafas. Dia menghirup udara secara asal asalan. Galang kemudian memegang wajahnya lagi dan berkata.

"Jadi pacarku."

Itu terdengar seperti perintah dibandingkan permintaan. Namuan Biru tidak terlalu memusingkan itu, jadi dia mengangguk pelan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang