.... "Aku pacar pertamamu, kan?"
"Ya, kamu adalah yang pertama" ...
"Rekaman ini dengan jelas membuktikan kalau aku telah menang dalam tantangan ini," ucap Galang dengan penuh rasa kemenangan.
Robi yang berada di hadapannya, tidak terima kalau Galang telah berhasil. Karena dia ragu, dia sekali memutar rekaman itu.
Dan rekaman itu kembali di putarkan.
.... "Aku pacar pertamamu, kan?"
"Ya, kamu adalah yang pertama" ...
"Seberapa banyak kau memutar rekaman itu, itu tidak akan mengubah fakta ucapannya akan berubah, mengerti?" Tanya Galang kepada Robi.
Wajah Robi ditekuk karena kesal dan marah. Apalagi melihat Galang menang lagi darinya kali ini, sudah membuat harga diri Robi jatuh.
Teman-teman mereka yang berada di ruangan perkumpulan menatap Galang tidak percaya. Beberapa dari mereka saling berbisik, bagaimana cara Galang bisa menaklukan Biru.
Robi berusaha tenang, dan menyembunyikan ekspresi kesalnya, dia menepuk bahu Galang seraya berkata, "Aku akui, kau ternyata memang seorang Pria-Penakluk-Seribu-Hati, sekalipun itu adalah seorang pria,"
Galang menyeringai mengejek sambil menatap Robi. Jelas dia adalah pemenangnya disini.
"Dan kau kalah disini," ucap Galang meremehkan Robi.
Robi mengangkat kedua tangannya, seraya berkata, "Ya, ya, aku kalah disini. Kau adalah pemenangnya Galang."
"Galang kita adalah pemenang yang sesungguhnya. Dia bisa melakukan tantangan apapun. Sesulit apapun itu. Aku sungguh bangga padamu. Kau memang yang terbaik-diantara yang terbaik." Robi terdengar menyanjung Galang, tapi ekspresinya berkata lain.
"Terima kasih," jawab Galang dengan nada sarkasme.
"Tapi tunggu dulu!" Seri Robi.
"Aku tidak percaya, kau bisa menggoda dan menaklukan seorang pria, bagaimana kau melakukannya?" Tanya Robi menuntut. Dia tidak terlihat seperti orang yang penasaran, tapi terdengar mencemooh balik Galang.
"Maksud kau?" Tanya Galang.
"Kau sepertinya sangat berjuang dengan gigih dalam tantangan ini. Sampai-sampai aku hampir tidak pernah melihatmu di perkumpulan kita. Oh iya, aku tahu, kau memang menghabiskan waktu yang begitu banyak bersama Biru kan?" Ucap Robi kepada Galang.
"Kau melakukan berbagai cara ya. Kira-kira apa yang kau telah lakukan kepadanya? Apa mungkin kau menggodanya dengan semua uangmu? Atau aku tahu! Kau mungkin menggodanya dengan wajah dan teknikmu di atas ranjang. Kudengar kau begitu—!"
Bogeman mentah langsung mendarat di pipi Robi begitu keras. Robi bahkan sampai batuk berdarah karena saking kerasnya. Teman-teman mereka berdua segera memisahkan Galang dan Robi.
Dengan mulut penuh darah, Robi kembali berbicara dengan susah payah, "Teman-teman kalian harus berhati-hati, mungkin kalian adalah target Galang selanjutnya. Anak homo, ha—-"
"Bacot lo!"
Belum sempat Robi menyelesaikan tawanya, Galang yang naik darah segera memberikan pukulan pada tubuh Robi secara bertubi-tubi. Orang-orang yang menahan Galang, tidak bisa menahan Galang lagi karena kekuatannya. Dan mereka tidak bisa membantu Robi lagi.
Membiarkan Galang memukuli Robi sampai babak belur.
Tanpa semua orang ketahui, di luar pintu ruangan perkumpulan, pintu terbuka sedikit, ada seseorang yang mengintip dan mendengarkan percakapan mereka sejak awal.
Orang itu menyeringai senang, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu, tidak memperdulikan Galang ataupun Robi yang berkelahi. Ataupun tidak repot-repot melaporkannya.
Dia lebih tertarik berlari ke arah fakultas lain, berlari secepat kilat, demi menemui seseorang yang ternyata baru saja keluar dari ruang kelas.
"Ikut gue!" Seru Indah sambil membawa Biru bersamanya. Indah berusaha membawa Biru bersamanya. Dia ingin mengatakan apa yang telah dilihatnya kepada Biru.
"Kita mau kemana?" Tanya Biru kebingungan. Indah tiba-tiba datang dan berusaha menyeretnya.
"Ikut saja! Jangan banyak tanya!" Teriakan Indah itu jadi pusat perhatian orang-orang. Biru yang merasa tidak nyaman pun mengikuti Indah.
Indah, selama ini sudah menunggu momen ini. Dia sudah kesal melihat sikap Galang selama satu bulan terakhir ini.
Galang sudah susah untuk dihubungi. Dia tidak lagi datang untuk berkumpul dengan Indah, gengnya ataupun teman-teman fakultasmya. Itu sudah cukup Indah jengkel, karena Indah tahu itu ulah Biru.
Biru yang membuat Galang menjadi seperti ini. Dan jika dia memberitahu Biru kejadian yang dilihatnya tadi, pasti Biru akan menjauhi Galang.
"Lo mau tahu info menarik yang gue dapetin hari ini?" Tanya Indah dengan wajah bak seorang iblis.
"Aku tidak mau tahu," jawab Biru secara acuh tak acuh.Biru tidak peduli dengan apapun yang akan Indah katakan padanya.
Indah terlihat jengkel melihat ekspresi Biru. Dia menghela nafas pelan, kemudian menyeringai penuh arti, setelah itu dia membuka ponselnya, dan menampilkan video rekaman tadi.
.... "Aku pacar pertamamu, kan?"
"Ya, kamu adalah yang pertama" ...
"Rekaman ini dengan jelas membuktikan kalau aku telah menang dalam tantangan ini," ucap Galang dalam rekaman itu.
Indah merasa senang telah menunjukan rekaman ini kepada Biru. Dia yakin, saat ini Biru sudah hancur, dia akan kecewa kepada Galang.
"Jadi, bagaimana? Kaget bukan? Galang mendekatimu hanya karena sebuah tantangan konyol dari Robi?" Tanya Indah dengan senang.
"Kamu hanyalah mainan konyol Galang saja. Dia menganggapmu tidak lebih dari itu. Lo haru tahu itu!"
Indah memperhatikan wajah Biru yang tidak bisa dijelaskan, kemudian tatapan mereka bertemu, Biru menjawab, "Aku sudah tahu ini."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|
Fiksi UmumGalang Mahendra hanya menganggap Biru Samudera sebagai objek tantangan konyol. Setelah di tolak oleh Biru, Galang tetap tidak menyerah dengan tanyangan konyol yang mengharuskannya jadian dengan Biru. Galang berusaha melakukan segala cara agar Biru m...