"Sebagai imbalan, ajak aku jalan-jalan di area ini."
Awalnya Galang ingin menolak permintaan itu, namun jika dia tetap berada di kantor dia akan merasa jenuh dan pikirannya akan semakin kalut. Jadi, dia menyetujui itu dan turun bersama Danu ke lantai bawah. Menaiki mobil jeep sambil mencari tempat yang bagus.
Mungkin hampir 2 jam lebih, mereka berdua mengelilingi desa. Jalanan desa walaupun tidak terlalu mulus, tapi itu masih bisa ditangani oleh Galang.
Matahari di atas sana sudah terasa sangat terik, membuat kepala dan tubuh mereka berdua kepanasan. Walaupun begitu, angin dari laut masih membuat mereka lebih segar.
"Ini sudah siang. Kenapa kita tidak cari makan?"
Atas ide itu, Galang mengangguk. Namun, daripada harus kembali ke hotel dia merasa itu akan terlalu melelahkan. Jadi, Galang memberhentikan mobilnya di salah satu restoran yang sudah buka.
"Kita makan disini saja, bagaimana?"
"Tidak masalah. Aku tidak pilih-pilih."
Galang dan Danu turun dari atas mobil. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam restoran yang ternyata sudah mulai ramai ini. Mereka akhirnya menempati salah satu meja di sudut.
Tidak lama ada pelayan yang datang. Keduanya pun menyebutkan pesanan makanan mereka. Setelahnya pelayan pamit pergi dan menuju dapur.
"Tempat ini ternyata indah juga."
"Ya."
Galang setuju akan hal itu. Dulu dia meremehkan tempat ini dan menganggap cabang Hotel M disini lebih baik ditutup saja. Tapi tidak setelah ayahnya meminta dia datang kesini.
Tempat ini seperti surga tersembunyi. Alamnya masih terjaga dan terawat dengan sangat baik. Apalagi air laut yang begitu jernih dan biru, itu pasti akan menggoda siapapun yang melihatnya.
"Bagaimana dengan perkembangan Hotel M?"
"Baik. Walaupun tidak melonjak dengan pesat, setidaknya ada peningkatan."
"Aku kira kau tidak akan melakukannya dengan benar, karena saat sebelum pergi kau selalu saja mengeluh kepadaku dan mengatakan tidak mau pergi kesini."
"Haha..."
"Pasti itu karena Biru itu kan?"
Galang mengangguk pelan, "Ya."
"Kenapa dia ada disini?"
Danu menyipitkan matanya dan menatap ke bagian belakang tubuh Galang. Galang merasa penasaran dan memutar tubuhnya. Dia akhirnya melihat Indra bersama beberapa laki-laki. Tapi tidak menemukan Biru di antara mereka.
"Siapa yang Kak Danu maksud?"
"Indra. Bajingan itu."
"Apa Kak Danu mengenalnya?"
Danu mendengus pelan, kemudian menatap Galang, "Bagaimana mungkin aku melupakan orang menjijikan seperti dirinya?"
"Maksudnya?"
Galang mengerutkan keningnya, tidak mengerti kenapa Danu bisa tahu tentang Indra. Dia terlihat seperti memiliki kebencian terhadap Indra.
"Kejadiannya mungkin sudah 8 tahun yang lalu. Tapi, aku bersumpah tidak akan pernah melupakannya."
"Memangnya ada apa?"
Wajah Danu seketika langsung suram dan terlihat marah, "Waktu itu, dia adalah salah satu pegawai baru di perusahaan keluargaku. Awalnya aku juga tidak begitu mengenalnya. Tapi, suatu hari ada kejadian yang menghebohkan di kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|
General FictionGalang Mahendra hanya menganggap Biru Samudera sebagai objek tantangan konyol. Setelah di tolak oleh Biru, Galang tetap tidak menyerah dengan tanyangan konyol yang mengharuskannya jadian dengan Biru. Galang berusaha melakukan segala cara agar Biru m...