Sejak awal Galang memang sudah curiga kepada Pak Anton.
Ketika mereka pernah bertemu sebelumnya, sikap Pak Anton begitu arogan, padahal hotel yang ditangani olehnya tidak pernah menunjukan hasil yang memuaskan. Berbanding terbalik dengan cabang-cabang yang lain.
Hingga sampai Galang disuruh ayahnya secara langsung. Ayahnya memang dengan sengaja meminta Galang untuk mengatasi hotel cabang ini. Tidak hanya itu, dia juga meminta menyelidiki penyebab dari bisnis hotel ini yang tidak pernah bagus.
Oleh karena itu, Galang yang pertama kali datang dan menemukan kalau kondisi hotel terlihat sangat tidak layak, malah semakin meningkatkan kecurigaannya. Dia heran kenapa Pak Anton tidak mau mengurus hotel ini dengan benar, padahal itu adalah tugas dan tanggung jawabnya.
Bertanya langsung kepada pegawai ketika dia baru datang tidak semudah yang dia kira. Mungkin semua pegawai di hotel masih menganggap Pak Anton adalah atasan langsung mereka dan mereka tidak bisa terbuka secara langsung kepada Galang.
Namun, di kemudian hari, Galang menemukan kalau para pegawai itu diancam oleh Pak Anton. Alasan mereka tidak buka suara itu karena Pak Anton mengatakan kalau mereka akan dipecat dari tempat ini. Dan mereka tidak mau dipecat ketika ini adalah satu-satunya harapan bagi mereka semua.
Tapi, setelah diyakini kalau mereka akan aman dan Galang tidak akan pernah memecat mereka. Satu persatu mulai membuka suara.
"Saya tidak tahu kenapa, tapi setiap kali kami hendak membereskan kamar hotel, Pak Anton selalu menahan kami terlebih dahulu. Dia bilang dia ingin memeriksa apakah ada barang tamu yang tertinggal, padahal di sisi lain kami sudah memeriksa itu sebelumnya."
"Setelah kamar dibersihkan pun dia akan kembali datang, dia bilang ingin memeriksa kinerja kami. Tapi, melakukan itu setiap kali kami membersihkan kamar, bukankah itu akan sangat melelahkan?"
Itu adalah hal yang para pegawai pembersih katakan. Bagi orang lain, jika mereka sekilas mendengar ini, Pak Anton pasti dianggap sebagai orang yang sangat berdedikasi pada pekerjaanya.
Dia memeriksa seluruh kinerja bawahannya dengan teliti dan menyeluruh. Namun, para pegawai itu terlihat tidak senang.
"Pada akhirnya kami menemukan ini di salah satu kamar. Ketika Pak Anton lupa untuk datang."
Salah satu pegawai kebersihan menyerahkan barang kecil di tangannya kepada Galang. Galang menerima itu dan menggenggamnya dengan erat.
"Terima kasih."
Setelah itu, para pegawai kebersihan yang dikumpulkannya pergi keluar. Tidak hanya pegawai kebersihan, pegawai lainnya pun Galang tanyai. Mereka selalu mengatakan kalau kelakuan Pak Anton terkadang aneh.
Kadang-kadang mereka melihat Pak Anton menatap wanita dengan penuh nafsu. Kadang juga dia melihat pegawai wanita dengan mata merendahkan. Di waktu lain, dia terlihat lebih aneh.
Ketika mereka semua akhirnya tahu dibalik perilaku aneh Pak Anton, mereka semua terpaksa diam karena Pak Anton mengancam mereka semua.
Dan rahasia yang ditutupinya adalah bahwa dia secara diam-diam memasang kamera kecil di kamar tamu untuk merekam seluruh aktivitas para tamu. Entah untuk apa video itu, namun jelas itu merusak citra hotel. Dan pegawai yang tidak bisa berbuat apa-apa merasa tidak berdaya.
Setelah tahu itu, Galang diam-diam mencari bukti. Dia mengumpulkan bukti sebanyak mungkin agar dia bisa dengan mudah menempatkan Pak Anton di balik jeruji besi.
Saat tahu kalau Indra juga melakukan hal yang sama. Galang seolah mendapatkan titik temu. Dia dan Danu mulai mencari teman-teman Indra yang mereka lihat tempo hari. Berkat kerja keras dan ancaman mereka, semua orang menyerah dan menceritakan semuanya.
Pak Anton dan Indra memang jelas tergabung dalam sindikat penjualan video asusila. Mereka merekam video secara diam-diam dan menjualnya ke suatu tempat.
Setelah beberapa hari sejak Pak Anton di tangkap, Galang mendengar kabar kalau Indra juga akhirnya ditangkap. Karena dia masih dirawat di rumah sakit, alhasil para polisi menjaganya disana sampai dia sembuh total.
Walaupun begitu, polisi mulai mencari barang bukti, salah satunya adalah restoran milik Indra. Dan siapa yang menyangka, kalau Indra tidak hanya memasang kamera di bilik kamar mandi, namun dia juga memasang kamera di ruang khusus karyawan.
Semua penduduk desa jelas terkejut mendengar kabar ini. Mereka tidak pernah menyangka kalau sosok anak kepala desa yang terlihat sangat ramah, baik dan berprestasi sampai menjadi incaran para orang tua untuk dijadikan menantu ternyata adalah seorang bajingan menjijikan.
Jelas itu sangat membuat mereka semua marah. Pada akhirnya, satu persatu dari mereka mulai mengeluarkan kekesalan mereka atas tindakan keluarga kepala desa itu. Mereka mulai mengungkit hal-hal lama yang telah terjadi di desa mereka. Dan mengaitkannya dengan Indra.
Galang juga akhirnya tahu kalau para warga di tempo hari yang demo di depan hotelnya bukanlah benar-benar warga asli sini. Ternyata mereka berasal dari desa lain dan di sewa secara langsung oleh Pak Anton agar Galang pergi meninggalkan hotel. Dengan begitu dia bisa menjalankan bisnisnya dengan Indra seperti dulu.
Semua rentetan kejadian ini begitu membuat dirinya sibuk dan lupa waktu. Dia sampai tidak mengira kalau 2 minggu sudah berlalu sejak dia Biru terakhir kali bertemu. Mengingat Biru, Galang jadi merindukannya.
Walaupun semua masalah ini belum sepenuhnya selesai, namun dia sudah merasakan keinginan untuk mengisi energinya lagi. Dan bertemu Biru adalah cara yang paling efektif.
Namun, sebelum dia bisa pergi, ponsel disakunya bergetar. Galang menarik itu keluar dan mendapati sebuah nama di layar.
Ayah.
Dengan berat hari Galang mengangkat telepon itu, hatinya semakin berat dan gelisah ketika tidak ada suara yang keluar dari seberang sana.
"Halo, Ayah?"
Galang berbicara dengan hati-hati. Dan hal itu semakin membuat dirinya gugup. Jantungnya berdebar tidak nyaman. Memungkingkan apa yang akan ayahnya katakan kepada dirinya.
-Ayah kecewa padamu, Galang.
Setelah kalimat dingin itu keluar, telepon segera ditutup secara sepihak dari seberang sana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/372070671-288-k791571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|
General FictionGalang Mahendra hanya menganggap Biru Samudera sebagai objek tantangan konyol. Setelah di tolak oleh Biru, Galang tetap tidak menyerah dengan tanyangan konyol yang mengharuskannya jadian dengan Biru. Galang berusaha melakukan segala cara agar Biru m...