Chapter-30

4.7K 366 43
                                    

"Kapan dia menitipkan ini?" Tanya Galang kepada petugas.

"Saya lupa kapan pastinya. Kemungkinan sudah 2 sampai 3 minggu yang lalu?" Jawab Petugas dengan nada yang ragu-ragu.

"..."

Galang terdiam mendengar itu, kalau begitu, itu kemungkinan saat mereka terakhir kali berbicara dan bertemu. Apa memang sudah selama itu?

"Maaf karena saya tidak bisa memberikannya segera. Mas Galang tahu, saya tidak memiliki kontak yang bisa dihubungi," ucap Petugas itu dengan penuh penyesalan saat melihat wajah Galang yang marah.

"Tidak apa," setelah itu Galang naik menuju apartemennya. Di dalam sana dia membuka isi dari totebag merah yang sangat berat itu.

Dalam tas itu, Galang menemukan sebuah amplop putih. Galang kemudian membuka amplop putih yang sudah terlihat lecek dan kotor.

Dia membuka isinya dan di dalamnya ada sebuah surat.

[ Halo, Galang ]

Galang terdiam saat membaca kata itu.

[ Maaf, seharusnya aku tidak menyebutkan namamu. Kamu bilang tidak suka aku mengatakannya.]

Galang merasa terganggu dengan kalimat itu. Benar dia yang telah mengatakan itu kepada Biru. Tapi saat Biru mengatakan balik kepadanya, ini sangat mengganggu Galang.

[ Aku mau menitip beberapa pesan untukmu. Sesuatu yang tidak bisa aku sampaikan saat bertemu denganmu. ]

[Di dalam tas ini, ada makanan si hitam. Bila kamu memiliki waktu, aku minta tolong kamu untuk memberikan makanan kucing itu kepada si hitam. ]

Galang melihat di tas itu memang ada banyak makanan kucing yang waktu itu telah dibelinya. Tapi kenapa Galang harus melakukan ini?

[ Aku mencetak beberapa foto hasil jepretanku. Entah itu bagus atau tidak menurutmu. Tapi kamu memang adalah satu-satunya model terbaikku.]

Di dalam tas memang ada foto yang telah dicetak. Beberap ada yang hitam putih dan beberapa yang lain berwarna. Dalam foto tersebut, Galang menemukan foto sepatunya yang tidak jelas, foto dirinya dari belakang tubuhnya, saat dia tengah berjalan, lukisan di atas dinding, studio miliknya, danau, bersama si kucing. Semua foto-foto itu memiliki fokus kepada Galang.

[ Oh iya, ini yang terakhir. Aku mengembalikan kamera pemberianmu. Ini sebenarnya adalah hadiah pertama dan satu-satunya yang aku dapatkan. Begitu berharga, tapi aku rasa aku tidak berhak menerimanya. Aku pikir aku tidak akan bisa menggunakannya lagi.]

Di bagian bawah tas, Galang menemukan dus kamera yang berisi kamera yang waktu itu dia beli. Dia membuka kamera itu dan mengecek semua gambarnya. Didalamnya hanya ada foto Galang seorang.

"Aku tidak menerima kembali hadiah yang telah aku berikan!" Keluhnya kesal.

[ Aku minta maaf untuk semua hal yang pernah aku lakukan padamu. Aku salah karena berpura-pura tidak tahu dan membodohimu. Aku menyesal karena telah mengacaukan pameran pentingmu itu. ]

[Walaupun begitu aku sangat menghargai waktu kita bersama. Itu adalah momen yang akan selalu aku ingat. Kamu adalah bagian dari pengalaman terbaik dalam hidupku.]

[Tolong jaga si hitam baik-baik. Aku yakin dia akan kesepian tanpa aku disisinya. Aku harap kalian akan akur.]

[Terima kasih, Galang.]

[Maaf karena mengucapkan namamu, tapi aku janji ini adalah yang terakhir kalinya.]

[Aku pamit.]

Galang menatap surat itu selama beberapa saat, kemudian dia memeras surat itu hingga membuat ujungnya lecet.

[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang