Chapter-31

1.1K 118 12
                                    

Hai, semuanya
Selamat datang di Playboy Trap : Season 2

Terima kasih kepada kalian yang setia menunggu cerita ini. Mungkin hampir 2 bulan sejak Chapter 30 di upload.

Sesuai janjiku, jika cerita ini mencapai 30k aku akan melanjutkan cerita ini. Berhubung sekarang sudah hampir 30k, aku lanjutin sekarang aja. Soalnya kalian juga sudah menunggu kan? Kelanjutan  hubungan antara Biru-Galang yang sempat tertunda. Kalian juga penasaran, kan?

Satu hal lagi, di Season 2 ini aku hanya bisa upload 2-3 chapter per minggunya. Karena aku masih ada projek lain juga. Soalnya cukup sulit untuk upload setiap hari pada dua projek secara bersamaan. Mohon pengertiannya ya.

Terima kasih

Happy reading🌷

___________________________

"Pergilah, Galang."

Di sebuah ruangan yang berada di lantai paling atas gedung Hotel M. Seorang pria paruh baya dengan rambut yang sudah memutih dan wajahnya yang mulai keriput duduk di sebuah kursi hitam.

Bagi orang lain, tatapan dari kedua mata tua itu cukup membuat nyali ciut. Namun, karena yang tengah di tatapnya ini adalah anak satu-satunya. Anak itu tidak memiliki ketakutan apapun.

"Aku kira kenapa ayah tiba-tiba memintaku datang ke sini. Tapi, hanya untuk ayah pergi menyuruhku? Ayah beecanda kan?"

Galang, pria yang berusia 29 tahun itu mengeluh. Dia benar-benar merasa jengkel karena dikerjain oleh ayahnya sendiri. Padahal ayahnya tidak pernah seperti ini. Saat dia hendak bangun dari atas sofa, suara tegas ayahnya dibelakang segera menghentikannya.

"Duduk kembali"

Galang berhenti dan kembali duduk di tempat semula. Menatap ayahnya dengan tidak sabar.

Ayah Galang, pemilik sekaligus Direktur Utama di Hotel M ini datang dan duduk di sofa seberang Galang. Menatap Galang, anak semata wayangnya dan pegawainya.

"Ayah minta kamu untuk melepas jabatan General Manager di Hotel kita."

"A-apa?!"

Galang benar-benar kaget. Dia sampai melongo selama beberapa saat. Berusaha mencerna apa yang barusan ayahnya katakan.

"Bagaimana mungkin aku melepaskan jabatan ini begitu saja? Setelah apa yang aku lakukan selama ini? Setelah perjuanganku bertahun-tahun?"

Galang sangat tidak habis pikir kepada ayahnya. Padahal dia bekerja di perusahaan milik ayahnya sendiri tidak semudah yang orang kira. Orang yang baru bekerja di perusahaan mungkin mengira Galang langsung mendapatkan jabatan paling tinggi ini.

Padahal dia tidak!

Dia harus berjuang dari awal. Menjadi intern, lalu menjadi pegawai tetap hingga akhirnya merangkak secara perlahan menuju puncak. Tempatnya saat ini.

Tidak mungkin dia mau melepas jabatannya ini begitu saja!

"Aku tidak mau! Dan tidak akan pernah mau!"

"Kamu tidak benar-benar dipecat dari sini. Kamu hanya dipindah tugaskan ke cabang Hotel M di tempat lain. Disana kamu masih akan menjadi General Manager."

"Itu terdengar seperti ayah membuangku."

Entah itu cabang Hotel M atau apapun itu, dengan dia tidak bekerja di bagian pusat Hotel M. Tentu sama saja dengan bohong. Seolah-olah ayahnya secara perlahan menyingkirkannya.

"Tidak ada penolakan. Kau akan mulai bekerja di Hotel M Semenanjung Timur mulai minggu depan."

"Tidak mau!"

Hotel M di Semenanjung Timur merupakan cabang hotel yang paling jauh. Lebih jauh dari cabang manapun. Bahkan akses menuju kesana sangatlah sulit untuk dijangkau. Selain itu transportasi menuju sana pun masih jarang.

Selain itu, itu adalah satu-satunya cabang yang jauh dari pusat kota. Berada di bagian pelosok. Galang tidak mau tinggal di tempat seperti. Dia yang sudah menjadi anak kota, tidak mungkin bertahan di tempat seperti itu.

"Itu adalah tempat antah berantah!"

Layaknya tempat yang berada di ujung dunia. Jadi, tidak semua orang mau lelah-lelah pergi disana. Apalagi sampai harus menetap disana.

"Lagipula cabang hotel kita di sana sudah hampir tutup karena sedikitnya turis yang datang, kan? Kenapa pula ayah repot-repot meneruskan hotel itu?"

"Justru karena itu."

"Hah?"

"Karena Hotel M Semenanjung Timur akan tutup kamu harus bisa mengembangkan itu supaya menjadi ramai kembali. Kamu sedari awal hanya memiliki pengalaman disini saja dan ke beberapa tempat lain. Tapi, kamu belum pernah kesana, kan?"

Galang memang belum pernah kesana secara langsung. Dia hanya tahu lewat informasi yang dimiliki kantornya. Tentunya data di kertas dan di lihat secara langsung akan berbeda.

"Jika, kamu berhasil mengembangkan Hotel M Semenanjung Timur menjadi pesat dalam kurun waktu 3 bulan. Jabatan Direktur Utama akan segera ditanganmu."

"..."

Itu adalah jabatan yang paling tinggi. Berada di atas General Manager. Dan Galang sudah menginginkan itu sejak lama. Hanya saja dia terhalang ayahnya yang masih memegang jabatan ini. Di usianya yang bahkan sudah di atas 70 tahun.

"Ayah akan segera pensiun."

"Tiba-tiba?"

"Tidak. Sebenarnya ayah sudah memikirkan ini sejak lama. Dan kamu, sudah banyak membuktikan kepada ayah kalau kamu kompeten dan layak untuk melanjutkan bisnis keluarga kita. Hanya saja, kamu kurang satu hal."

"Apa itu?"

"Kamu kekurangan pengalaman di lapangan secara langsung. Dan hal itu sangatlah berpengaruh pada pengembangan Hotel M kedepannya."

Galang tahu itu, dia memang tidak pernah datang ke lapangan secara langsung. Yang dilakukannya hanay pengamatan dan bekerja lebih keras di cabang pusat. Dia sudah menerima informasi dari cabang lain secara lengkap. Tidak pernah tahu bagaimana mereka melakukannya selama proses tersebut.

Mungkin dia pernah mengunjungi beberapa cabang lain, hanya saja dia datang sebagai pengamat atau penilai dari pusat. Dan bukannya orang bekerja secara langsung di area itu.

Selain itu Hotel M Semenanjung Timur tidak pernah di datanginya satu kalipun. Dia tidak tahu bagaimana keadaan disana secara langsung.

"Dengan kemampuan yang kamu miliki saat ini, ada baiknya kamu mencoba memanfaatkan secara langsung disana. Lihatlah bagaimana Hotel itu beroperasi. Bagian mana yang membuat Hotel itu tidak maju. Lalu perbaikilah. Dibandingkan orang lain, ayah tahu kamu tahu soal ini."

"Tapi, tetap saja ayah! Tempatnya begitu pelosok."

"Saatnya kamu belajar Galang. Jangan hanya berada dizona nyaman. Keluar dari zona nyaman pasti akan meningkatkan pengalamanmu dan mungkin akan bermanafaat di lain waktu."

"Tapi—"

"Ayah tidak menerima bantahan. Ini sudah menjadi keputusan bulat! Kamu akan pergi kesana dan tinggal selama 3 bulan. Bahkan ibumu setuju dengan ide ini."

Galang tidak bisa berkutik lagi. Kalau keputusan ini sudah mutlak. Mau tidak mau, suka tidak suka, Galang harus melakukannya.

Begitu saja, seminggu kemudian Galang sudah berada di pesawat menuju daerah pelosok tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Playboy Trap |Biru&Galang|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang