My ears can detect it

78 8 1
                                    

"Kamu menembak monyet yang bergelantungan di pohon. Monyet itu takut, melepaskan diri dari pohon dan terjun bebas. Kalau begitu bisakah peluru itu mengenai monyet ?"

"Ada yang tahu ?" Pak guru menatap murid-muridnya tapi tidak ada yang menjawabnya.

"Setidaknya, cobalah menebak. Aigoo..."

Terdengar suara ambulans meraung-raung.

"Aiiish... Ada berapa ambulans hari ini ? Berisik sekali..." So Yoon kesal.

"Kamu yang paling berisik..." Pak Guru menatap.

"Ppppfff..."

"Tutup jendelanya..."

"Ayolah ! Udaranya panas..."

"Panas..."

"Tapi panas sekali..."

"Nyalakan penyejuk ruangannya..."

Lagi-lagi terdengar suara ambulans meraung-raung.

"Ada ambulans lagi..."

"Aiiish..."

"Hei, bukankah terdengar seperti itu ?"

"Seperti apa ?"

"Mati atau hidup..." Tae Man mengucapkannya berkali-kali tapi langsung diam kala mendapat tatapan tajam dari guru matematika.

Pak guru itu berdehem. "Kalian yang di dekat jendela, tutup jendelanya..."

Woo Taek, Chi Yeol, Yeon Joo dan Soo Chul menutup jendela.

"Vy adalah..." Pak guru itu berhenti menulis. Berdehem. Menatap murid-muridnya.

"Anak-anak. Dengarkan baik-baik tadi aku mengatakan tidak ada yang bisa membantu kalian dalam hidup, jadi... Belajarlah dengan giat dan berlatih dengan rajin. Mengerti ? Lakukan semuanya dengan giat !"

"Nde !"

•••

Terdengar bel berbunyi menandakan pelajaran matematika berakhir. Kelas 3-2 memiliki jam kosong karena guru yang mengajar tidak hadir.

Na Ra menarik kursinya mendekati Ae Seol, duduk disebelahnya. Ia menatap Ae Seol.

"Gwenchana ?" Na Ra menatap.

Ae Seol menatap Na Ra, "Unnie, menurutmu berapa ambulans yang muncul tadi ?"

"Sepertinya dua. Kenapa ?"

Ae Seol mengerutkan keningnya. "Tapi telingaku menangkap empat ambulans..."

Na Ra menatap Ae Seol, "Apa telingamu berdengung ?"

Ae Seol menggeleng. Na Ra tampak berpikir.

"Unnie, aku punya pemikiran aneh..."

Na Ra menatap Ae Seol. Gadis muda itu berbisik di telinga Na Ra. "Sepertinya telingaku berdengung karena mendeteksi Bola Ungu..."

Mata Na Ra membulat sempurna. "Jinjja ?"

"Unnie, lihat nggak bekas luka Letnan Lee di lengannya ?"

Na Ra mengangguk.

"Aku pikir itu terjadi empat minggu lalu. Bola Ungu jatuh pertama kali..."

Na Ra menatap Ae Seol. "Apa kamu baik-baik saja ?"

"Untuk saat ini aku baik-baik saja..."

Bo Ra mengawasi Ae Seol bersama Na Ra. Keduanya terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang