Four Teenagers

101 9 1
                                    

Saat ini Ae Seol bersama Young Hoon sedang berada di Warnet. Chi Yeol baru saja datang, melihat dua orang itu sedang bermain game.

Ae Seol menoleh melihat Chi Yeol, "Oppa, bantu aku. Lawan dia.." pintanya.

Chi Yeol terkekeh. Ia membantu Ae Seol dalam permainan game.

"Aku menang..." Young Hoon menyeringai.

"Aiiish..." Ae Seol cemberut.

"Sudah lama sekali sejak kita bermain bersama..." Chi Yeol menatap Young Hoon.

"Majja..."

"Kalian berdua pernah main game bersama ?"

Dua pemuda itu mengangguk.

"Waktu SMP..."

"Ah..."

⋆D⋆U⋆T⋆Y ⋆A⋆F⋆T⋆E⋆R ⋆S⋆C⋆H⋆O⋆O⋆L

"Wah... Ramyeon ini enak sekali..." Ae Seol berkata.

"Majja..." Chi Yeol mengiyakan.

"Kuning telur milikku hancur..." Young Hoon berkata.

"Nado..." Ae Seol menyahut.

"Mereka tidak boleh menghancurkan kuning telurnya.." Young Hoon menatap.

"Pemiliknya selalu lupa..." Chi Yeol menatap.

Ae Seol menatap ponselnya yang berdering. Terlihat pesan baru dari Na Ra. Ia membukanya dan membaca pesan itu.

"Ae Seol-ah, kamu sedang apa hari ini ? Apa kamu sudah belajar untuk Ujian besok ?"

Ae Seol lalu membalasnya. "Aku sudah belajar. Aku berada di Warnet..."

"Warnet ? Dengan siapa ?"

"Dua Oppa-ku..."

"Oppa ? Setahuku kamu anak tunggal..."

"Iya..."

"Apa kamu ada rencana sore ini ?"

"Tidak. Kenapa ?"

"Today is Sunday..."

"Ya, lalu ?"

"Ayo kita bersenang-senang, ke Pasar Malam..."

"Pasar Malam ? Kajja !"

"Pasar Malam ? Aku ikut..." Chi Yeol menatap.

Ae Seol mengirim pesan pada Na Ra. "Oppa-ku boleh ikut, nggak ?"

Balasan datang, Ae Seol membacanya dan berseru senang. "Boleh !"

"Bagaimana denganmu, Young Hoon ?" Chi Yeol menatap.

Young Hoon menarik nafas. "Aku lelah belajar, saatnya memberontak..."

Chi Yeol berpandangan dengan Ae Seol.

"Seol-ah, ini uang saku untukmu dari Appa..."

Ae Seol menatap dua lembar uang sebesar 50.000 yang disodorkan oleh Chi Yeol.

"Untukku ? Dari Abeoji ?"

Chi Yeol mengangguk.

"Gomawo..." Ae Seol menerimanya.

Young Hoon melihat keduanya. "Kalian cukup akrab..."

"Setelah perang aku tinggal dengan keluarga Kimchi Oppa selama dua tahun..."

Young Hoon mengangguk paham.

⋆D⋆U⋆T⋆Y ⋆A⋆F⋆T⋆E⋆R ⋆S⋆C⋆H⋆O⋆O⋆L

"Na Ra-ya !" Ae Seol memanggil gadis cantik berambut cokelat.

Na Ra yang dipanggil menolehkan kepalanya melihat Ae Seol datang bersama dua cowok yang ia kenal di sekolah.

"Ae Seol-ah, bukannya kamu datang sama Oppa-mu. Kenapa mereka-"

"Na Ra-ya, kenalkan ini Kim Chi Yeol, dia saudara susuanku. Dan ini Jang Young Hoon. Saudaraku juga. Kami satu... Apa ya namanya... Berasal dari sperma yang sama..."

BRUUUSSSHH !!! Chi Yeol dan Young Hoon menyemburkan air yang mereka minum.

Na Ra menutup mulutnya.

"Aiiish... Seol-ah, kenapa harus bilang begitu.." Chi Yeol menyeka bibirnya.

"Aku tidak mau menyebutnya Appa..." Ae Seol cuek.

Young Hoon menepuk-nepuk punggung Chi Yeol. "Biarkan saja..."

"Ae Seol-ah, kamu mengubah gaya rambutmu ?"

Ae Seol mengangguk, "Bagaimana ? Keren, kan ?"

"Seperti Ma Hyun Yi. Karakter favoritku..." Na Ra berkata.

"Kamu menyukainya juga. Wah... Selera kita sama..." Ae Seol berkata.

"Kamu potong dimana ?" Na Ra menatap.

"Barbershop.."

"Sendirian ?"

"Ani. Sama Kimchi Oppa..."

"Ae Seol-ah, apa kamu pacaran dengan Kim Chi Yeol ?" Na Ra menatap.

Ae Seol balas menatap Na Ra. "Apa kamu menyukai Kimchi Oppa ?"

"Suka Kim Chi Yeol ? Aku ?" Na Ra menunjuk dirinya sendiri, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak tertarik menjalin hubungan..." katanya menatap.

Ae Seol merasa Na Ra berbicara jujur. Ia manggut-manggut saja. Matanya melirik Chi Yeol.

"Jadi kamu pacaran dengan Kim Chi Yeol ?" Na Ra menatap.

"Tidak. Kami saudara susuan..."

"Apa artinya ?"

"Artinya waktu aku masih bayi. Aku mendapat donor ASI dari Eomma-nya Kimchi Oppa. Eomma-ku meninggal setelah melahirkanku..."

"Oh..."

⋆D⋆U⋆T⋆Y ⋆A⋆F⋆T⋆E⋆R ⋆S⋆C⋆H⋆O⋆O⋆L

Pasar Malam sangat ramai, Ae Seol berjalan dengan Na Ra. Di belakang dua pemuda itu mengikuti dua gadis itu.

"Tumben kamu mengajakku ke sini ?" Ae Seol menatap.

"Kemarin Yoo Jung bilang banyak jajanan di Pasar Malam. Dia tidak bisa menemaniku karena harus belajar, jadi aku mengajakmu.." Na Ra menatap.

"Aku tidak menyangka kamu mau pergi denganku. Biasanya kamu menolak..." ucap Na Ra menatap.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersama satu-satunya teman yang kumiliki selain Banjang..." Ae Seol berkata.

"Lagipula Nenekku menemukan putrinya. Jadi aku punya Imo- kalau bahasa Inggrisnya, Aunt.."

"Oh... Jadi kamu punya Aunty ?" Na Ra menatap.

Ae Seol mengangguk. "Nenekku tidak kesepian sekarang."

Na Ra mengalungkan tangannya di lengan Ae Seol.

"Ada Tteokbokki, ayo kita beli..." Ae Seol menunjuk.

Empat remaja menghabiskan waktu bersenang-senang di Pasar Malam.

⋆D⋆U⋆T⋆Y ⋆A⋆F⋆T⋆E⋆R ⋆S⋆C⋆H⋆O⋆O⋆L

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang