Last day leading up to tomorrow

78 11 1
                                    

Setelah makan siang, semua murid kelas tiga diminta untuk memulai pelatihan. Ae Seol dan teman-temannya sudah berkumpul di lapangan dan mereka diminta untuk melakukan pelatihan secara berulang-ulang.

Merayap di bawah kawat berduri, masuk ke dalam terowongan kecil, berjalan menuju susunan ban-ban dan memukuli ban yang dijadikan sebagai samsak... Kembali lagi ke awal hingga Letnan Lee mengatakan kata 'selesai'.

Bu Park melihat murid-muridnya dari kejauhan. Ia menoleh melihat gedung gimnasium yang hancur akibat Bola Ungu.

Wanita itu berharap Ae Seol dan teman-temannya baik-baik saja. Letnan Lee dan tiga bawahannya mengawasi anak-anak kelas 3-2.

"Ayo terus bergerak !" Letnan Lee berteriak.

"Appo !" Ha Na mengeluh.

"Cepat bergerak !" Sersan Seo berteriak.

"Pegang senapan dan helm kalian !" Sersan Won Bin berseru.

"Jangan berhenti !" Kopral Park menatap.

"Keluar dari sana !" Sersan Won Bin menarik Soon Yi keluar dari kawat berduri.

"Sakit..." Soon Yi merengek.

"Pegang senapan di tangan kirimu..." Letnan Lee berseru.

"Ayo terus bergerak !" Sersan Seo menatap.

"Lebih cepat !" Sersan Won Bin berseru.

"Siapa yang diam saja di sana ? Lari !!!" Letnan Lee berteriak.

"Apa yang kamu lakukan ?" Kopral Park melihat Deok Joong ada di terowongan kecil.

"Keluar ! Ke tempat berikutnya !" Deok Joong terpaksa keluar dari terowongan kecil itu.

Ae Seol merayap dengan cepat, ia mendapat sedikit goresan di tangannya akibat kawat. Ia tidak peduli, terus merayap keluar, lalu merangkak masuk ke dalam terowongan dan keluar.

Dengan memegang senapannya, Ae Seol melewati susunan ban-ban, setelah itu ia memukul ban yang tak bersalah itu.

Hingga hari menjelang sore....

Meski lelah, Ae Seol menarik Bo Ra keluar dari kawat berduri. Keduanya merangkak masuk dan keluar dari terowongan, melewati susunan ban-ban dan kembali memukuli ban itu.

"SELESAI !" Letnan Lee akhirnya menyerukan kalimat tersebut.

Ae Seol menatap Letnan Lee, "Kamsahamida..." Ia memberi hormat, lalu menjatuhkan diri di tanah berpasir.

Bo Ra duduk di sebelahnya, menyandarkan kepalanya di bahu Ae Seol. Gadis muda itu merasakan kepala seseorang ada di belakang punggungnya.

"Aku lelah sekali..." Ternyata So Yeon yang berada di belakangnya.

Na Ra mendekat, duduk di sebelah Ae Seol, menyandarkan kepalanya di bahu Ae Seol yang lain.

"Aku nyaris muntah..." Na Ra berkata.

"Ae Seol-ah..." Soon Yi mendekat dan membaringkan kepalanya di paha Ae Seol.

Gadis paling muda mengelus rambut Soon Yi dengan lembut.

"Ae Seol-ah, tanganku Appo..." Soon Yi merengek.

"Aiiish... Manja banget..." So Yoon sinis.

Ae Seol memberi pijatan pada tangan Soon Yi yang sakit.

Hanya kelas 3-2 yang selesai melakukan pelatihan. Murid-murid kelas 3 lainnya belum menyelesaikan pelatihan mereka.

"Bo Ra-ya, Kim Da Yeon melihat ke arah Ae Seol..." Ha Na berbisik.

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang