Twenty Two

1K 90 13
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Joanna menyeret kopernya dari terminal kedatangan ke arah salah satu kursi tunggu. Yap, seperti yang dia katakan kemarin, mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan dia akan berlibur di Kalimatan Timur, tempat Fabiola bertugas.

Dan sesuai perkataan Fabiola sebelum dia berangkat tadi, Joanna akan menunggu Fabiola menjemputnya karena ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di pulau Kalimantan.

Setelah berhasil duduk dibangku itu, Joanna segera mengabari Eunice mamanya, disertai foto selfinya di bandara.

"Dora!" Seru Fabiola menghampirinya. Joanna mengangkat kepalanya yang tadi berfokus pada handphone.

"Eh? Kok kalian semua ada disini?" Tanya Joanna yang terkejut ternyata Fabiola tidak sendiri, ada Eunice, Karin, juga Teguh bersamanya.

"Suprice!" Teriak mereka berempat.

"Heh! Suprice dalam rangka apa lo pada? Sampai ngumpul full team kayak gini.


"Udah udah, sekarang kita ke rumah. Capek nih." Ujar Fabiola lalu meninggalkan mereka berempat.

"Harusnya gue yang bilang gitu." Ucap Joanna.

"Udah yuk berangkat." Karin mendorong tubuh Joanna dan Eunice mengikuti Fabiola, meninggalkan Teguh yang membawa koper milik Joanna.

###

Sesampainya di rumah Fabiola, Karin, Eunice juga Teguh memilih duduk di ruang tamu. Sementara Fabiola mengantarkan Joanna beserta kopernya ke kamar tamu.

"Ini loh mau acara ulang tahun apa lamaran sih Bi? Kok sampe dekor rumah pake bunga-bunga segala?" Tanya Joanna saat memasuki rumah yang saat ini sudah dihias dengan beberapa bunga di berbagai sudut.

"Mau lamaran gue." Jawab Fabiola santai, sambil membukakan pintu kamar yang akan ditempati oleh Joanna.

"Becanda lo. Orang gue ga liat orang tua lo."

"Beneren. Mama sama papa emang lagi keluar beli beberapa perlengkapan."

Buk

Sebuah pukulan di bahu Fabiola mendarat, membuat Fabiola segera membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Joanna.

"Seriusan lo?!" Pekik Joanna belum percaya.

"Bisa ga, ga usah pake nampol?"

"Ini gue masih belum ekspek lo udah mau lamaran lo."

"Yaudah, hubungin Khalifah aja kalau belum percaya."

Joanna segera mencari handphonenya untuk menghubungi Khalifah.

"Hee lo serius udah mau lamar Bibi? Udah siap mental emang lo?" Tanya Joanna to the point saat sambungan teleponnya terhubung.

Fabiola yang melihat itu hanya bisa tersenyum lalu duduk di ranjang kamar itu menunggu Joanna selesai menelpon Khalifah.

"Hah? Apaan? Gue masih di kantor nih. Jangan ngadi-ngadi lo."

"Ini gue udah di rumah Bibi yang di Kaltim. Udah banyak dekorasi, katanya dia udah mau lamaran."

"Hah?! Lamaran sama siapa? Ini lo serius apa gimana sih Jo?"

"Serius ini Khal, makanya gue nelpon lo buat mastiin."

"Mana coba Bibi, gue mau bicara."

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang