Fifty Nine

819 89 9
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Khalifah merabah sisi ranjang yang sudah kosong, membuat lelaki itu perlahan membuka matanya karena sosok yang dia cari sudah tidak berada di tempat itu.

"Sayang?" Panggilnya, tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Sayang, kamu dimana?" Tanyanya sekali lagi tetapi tetap tidak ada jawaban.

Khalifah segera bangkit dari tempat tidur dan segera keluar dari kamarnya untuk mencari istrinya, Fabiola.

###

"Selamat pagi papi! Papi tahu Fabiola kemana pagi-pagi? Aku bangun dia udah ga ada di kamar." Khalifah menghampiri papinya yang sedang menikmati secangkir kopi di taman belakang.

"Papi ga tahu nak, tapi pas papi bangun mami kamu juga udah ga ada di kamar." Jawab papi Khalifah sebelum kembali menyeruput kopinya.

"Mungkin mereka keluar belanja ya, pi?"

"Hmm, bisa jadi. Eh iya, papi mau tanya persiapan buat resepsi kalian 2 hari lagi, udah aman?"

Khalifah ikut duduk di kursi kosong di hadapan papinya.

"Iya pi. Rencana hari ini aku sama Fabi mau cek kesana, sekalian mau jengukin Joanna."

"Jenguk Joanna? Kenapa dia?"

"Waktu nikahan aku di Lampung, dia sempet ketabrak mobil di parkiran."

"Gimana keadaannya sekarang? Dan kenapa kamu baru bilang sekarang"

"Kemarin dia sempet ga bisa jalan, tapi sekarang udah baikan katanya pi, setidaknya udah bisa pakai kruk. Aku dan Fabi juga baru tahunya tadi malam pi, waktu kita nelpon Gomgom buat ngucapin ulang tahunnya. Tapi emang kata Gomgom, Joanna ga mau bilang sama kita karena takut jadi beban."

"Ada-ada saja adek kamu itu. Yaudah, nanti kalian jengukin dia, Papi sama Mami bakalan jenguk dia ntar malam aja, soalnya ada urusan di perusahaan hari ini."

"Siap pi!"

"Selamat pagi kesayangan mami!" Seru mami Khalifa yang baru saja tiba di taman itu.

Seruan itu membuat Khalifah juga papinya membalikkan tubuh mereka ke belakang.

"Ternyata mami yang jadi tersangka penculikan istri aku yah." Ujar Khalifah melihat Fabiola bersama dengan maminya.

"Heh! Enak aja. Kita baru aja lari keliling komplek, kalian berdua tuh yang kebo. Ya kan Fab?" Protes mami Khalifa.

"Iya Mi, bener tuh. Tadi aku udah coba bangunin Khalif tapi ga respon sama sekali." Bela Fabiola.

"Lagian kalian berdua ga bilang mau lari pagi ini, tahu gitu kan kita juga persiapan. Ya ga Pi?" Khalifah tidak mau kalah.

"Udah udah, kita ga bisa lawan mereka Khal. Yuk kita sarapan bareng, Bi Tuni tadi udah siapin sarapan untuk kita." Lerai papi Khalifah.

###

Suara sendok dan garpu yang beradu di ruang makan itu diiringi beberapa candaan, membuat sarapan hari ini sangat berwarna.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang