Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.Joanna segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas punggung miliknya setelah dr. Juna datang menggantikannya.
Hari ini Joanna bertugas dari pagi hingga sore hari. Keadaan IGD hari ini tidak terlalu sesibuk biasanya, hanya ada beberapa pasien yang masuk, membuat tenaga wanita itu tidak terkuras lebih.
Hari ini Joanna berencana menyelesaikan revisi tesisnya sebelum kembali ke rumah. Deadline pengumpulan tesisnya sisa 5 hari lagi, tetapi karena kesibukannya membuat dia baru bisa mengerjakannya sekarang, untung saja revisi yang dia dapatkan tidak terlalu banyak.
Setelah berhasil memasuki mobilnya, ia segera mengarah ke Romania Cafe. Cafe yang cukup jauh dari rumahnya tetapi bisa membuatnya tenang karena ini adalah cafe tempat dia pertama kali berbicara berdua dengan Gomgom sebelum mereka sedekat sekarang.
Joanna memilih duduk di pojok seperti saat itu. Tak bisa dipungkiri, 2 minggu tanpa kabar dari Gomgom membuat dia cukup rindu akan lelaki itu. Waktu itu Gomgom memang mengatakan bahwa dia tetap dapat dihubungi, kenyataannya semua chat yang dikirimkan oleh Joanna hanya menghasilkan 1 ceklist.
Setelah memesan secangkir kopi dan seporsi cemilan, Joanna segera mengeluarkan labtopnya dan beberapa berkas yang akan dia gunakan lalu segera mengerjakan revisinya.
"Selamat malam dokter." Sapa seorang wanita menyapa Joanna lalu segera duduk di kursi kosong yang terletak di depan Joanna.
"Malam. Maaf anda siapa yah?" Tanya Joanna.
"Perkenalkan saya Siska, salah satu perawat di rumah sakit Kasih Bunda." Ucap wanita itu memperkenalkan dirinya.
"Maaf sebelumnya, tapi saya tidak ada kenalan di rumah sakit anda." Jawab Joanna sopan.
"Saya temannya Reni, dok. Dokter pasti kenal kan?"
"Reni siapa?"
"Reni pacarnya Gomgom."
"Mungkin maksud kamu temannya Gomgom? Setahu saya mereka berdua tidak ada hubungan spesial."
"Kata Reni mereka pacaran kok dok, Reni juga udah cuti 3 hari ini untuk nemuin Gomgom yang lagi pelatihan."
"Lalu, kenapa anda menemui saya? Apa kita berdua punya urusan?"
"Tidak dokter, saya hanya penasaran dengan anda karena beberapa kali Reni menceritakan tentang dokter yang berusaha mendekati pacarnya. Karena saya adalah orang yang tidak ingin berasumsi sepihak, makanya saya memilih menghampiri anda waktu saya masuk ke dalam cafe ini."
"Bagaimana kamu mengetahui wajah saya?"
"Siapa sih yang ga kenal muka dokter. Udah terpajang di beberapa platform kesehatan." Ya, Joanna memang sering menjadi narasumber di beberapa platform kesehatan.
"Baik. Untuk hubungan Gomgom sama Reni, mungkin anda bisa konfirmasi lagi apakah dia berbohong atau tidak. Intinya Gomgom tidak memiliki hubungan dengan siapapun saat ini." Ucap Joanna lalu merapikan barang-barangnya kembali sebelum meninggalkan meja itu tanpa menyentuh pesanannya sama sekali.
###
"Si Reni tuh emang gila apa gimana sih. Sampai nyamperin Gomgom segala. Apa coba?!" Gerutu Joanna seorang diri di dalam mobil.
Jujur saja, moodnya jadi jelek setelah bertemu dengan Siska tadi. Niatnya untuk mengerjakan revisi di cafe akhirnya dia batalkan dan segera pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Joanna segera membersihkan dirinya dan segera mengerjakan revisinya dengan fokus, tanpa memainkan handphone.
Setelah mengerjakan revisi pun, dia tidak menyentuh handphonennya sama sekali. Dia memilih segera beristirahat karena besok dia akan segera mengumpulkan tesisnya.
###
Tok... tok... tok...
"Sayang kamu tidak apa-apa?" Teriak Eunice dari balik pintu kamar Joanna yang saat ini terkunci.
Joanna yang terkejut dengan suara gedoran pintu kamarnya, segera membuka mata dan bangkit duduk di pinggir ranjang. Setelah berhasil menyadarkan dirinya, dia segera bangkit untuk membuka pintu kamarnya.
"Mama, ada apa mam?"
"Kamu ga apa-apa? Dari semalam mama nelpon kamu, ga diangkat. Mama tanya Bi Mina, kamu pulang dari rumah sakit langsung masuk kamar dan ga keluar lagi." Tanya Eunice khawatir.
"Aku semalem fokus ngerjain revisi mam, terus handphonenya aku silent jadi ga denger apa-apa."
"Hmm, pantes aja tadi malam Bibi nelpon mama juga. Katanya mau bahas hal penting sama kamu, tapi kamunya ga bisa di hubungin."
"Bentar aku hubungin dia Ma. Mama udah mau ngantor?"
"Iya sayang. Ada meeting sama klien besar hari ini. Kamu ga dinas?"
"Mulai hari ini sampai seminggu ke depan dinasku digantiin sama kak Kiran, Ma. Katanya karena aku udah banyak gantiin dia, jadi dia maksa gantiin aku biar aku fokus nyelesaiin tesis dulu."
"Terus tesis kamu udah sampai mana?"
"Udah beres semalam. Hari ini udah mau aku cetak terus kumpul."
"Yaudah, enam hari ini kamu liburan sana. Lumayankan. Udah lama kamu ga liburan."
"Males mau di rumah aja."
"Nikmatin hidup kamu sayang, ga selalu loh ada kesempatan buat kamu."
"Hmm, yaudah ntar aku lihat deh mam. Mama hati-hati yah berangkatnya."
"Iya sayang. Kamu juga hati-hati nanti. Mama pergi dulu." Ucap Eunice lalu pergi setelah mencium kening anak semata wayangnya itu.
###
"Lo darimana aja? Panggilan gue udah sampai 50 kali padahal."
"Semalem gue sibuk terus silent hp, jadi ga denger panggilan lo. Ada ape emang? Ya meskipun gue tahu lo emang ngefans sama gue."
"Fans fans. Eh lo beberapa hari ini sibuk ga? Kan ujian lo udah selesai kan?"
"Hmm, ujian udah. Tesis gue juga udah mau gue kumpul. Sisa nunggu wisuda aja."
"Kerjaan lo di rumah sakit gimana? Kira-kira lo bisa izin beberapa hari ga?"
"Kenapa emangnya?"
"Bisa apa ga?"
"Tergantung alasannya apa."
"Gue mau nyuruh lo ke Kaltim beberapa hari, maksimal 4 harianlah."
"Ada ape nih? Lo mau gue ikut ngerayain ulang tahun lo?"
"Hmm, bisa dibilang gitu."
"Yaudah, besok gue berangkat."
"Hah? Lo ga minta izin di rumah sakit dulu?"
"Tenang, gue lagi libur kok. Lo sisa buat liburan paling mengesankan buat gue. Bisakan?"
"Siap ibu dokterku. Yaudah gue tunggu yah."
"Siap ibu Bibi."
Setelah Joanna mengakhiri panggilannya dengan Fabiola, wanita itu segera melajukan mobilnya ke arah kampus.
***
Haloo gess
Maaaf yaah aku baru bisa update hari ini, soalnya belakangan ini lagi hectic sama tugas heheheAku usahain update pas ada waktu yahhh
🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bisa Lari
Любовные романыSeorang abdi negara kebanyakan akan memilih pasangan yang berprofesi di bidang kesehatan, begitupun sebaliknya. Tapi berbeda dengan Ipda Theodore Gomgom Octofarrel De Fatima, lelaki 24 tahun yang sebentar lagi pangkatnya akan naik ini sejak dulu tid...