Twenty Nine

1.7K 107 18
                                        

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

"Mau yang ini ga guys?" Tanya Eunice yang memegang sekotak kue pia.

"Boleh. Banyakin aja Yun ambilnya, mau gue bawain buat temen kerja gue." Jawab Karin.

"Lo Guh, Jo? Ga mau bawain temen kerja juga?" Tanya Fabiola sambil membantu Eunice memasukkan beberapa kotak pia ke dalam troli.

"Sekalian deh." Jawab Joanna.

"Kalau gue ga usah, males ribet pulangnya." Jawab Teguh mengatur kotak-kotak pia di dalam troli.

"Pelit lo sama karyawan sendiri." Sindir Karin.

"Ga pelit, tapi pas pulang ke Jakarta besok barang lo berdua harus gue urus. Untung aja si Yunyun baliknya ke tempat tugasnya dia."

"Besok gue bantuin Guh. Tenang." Ucap Gomgom.

"Kita bedah pesawat yah." Ujar Joanna.

"Ga kok, sama. Gue udah pastiin." Jawab Gomgom.

"Kok bisa? Kemarin gue cari pesawat yang sama bareng mereka ga dapet Gom." Ucap Ariq ikut masuk dalam percakapan.

"Biarpun lo dapet, gue tukar lagi tuh tiketnya Joanna kalau sampe dapetnya bareng lo." Teguh si protektif kembali bersuara.

"Udah udah. Intinya si Gomgom bakalan bantuin lo besok kan Guh. Jadi lo beli juga buat karyawan lo." Ujar Karin lalu kembali menambah kotak pia tersebut.

Lalu mereka semua melanjutkan perbelanjaan mereka dengan berpencar ke arah barang yang mereka inginkan agar mempersingkat waktu.

"Ini mau nelpon mama biar tahu dia mau apa gimana yah?" Gumam Joanna saat semua teman wanitanya sudah pergi dari tempat tadi.

"Nih pake handphone gue aja." Ujar Gomgom yang saat itu ternyata masih ada di belakang Joanna.

"Kok lo masih disini? Tadi gue bilang gue bisa sendiri. Ga perlu ditemenin."

"Siapa yang mau nemenin lo."

"Terus ngapain masih disini?"

"Gue ga tahu harus belanja apa, jadi ikutin lo aja. Pasti lo tahu harus beli apa kan?"

"Gue aja nanya ke mama, gimana gue mau tahu lo harus beli apa."

"Yaudah, lo telpon mama juga aja."

"Heh! Kok gue yang nelpon tante Endang? Harusnya kan lo."

"Gue malu."

"Hmm, ribet lo. Yaudah, gue minjam handphone lo. Nih, lo catet apa aja yang harus kita beli pas gue nelpon mereka." Ucap Joanna memberikan sebuah catatn kecil pada Gomgom lalu mengetikkan nomor mamanya di handphone Gomgom.

"Eh kok lo udah nyimpen nomornya mama?" Tanya Joanna melihat kontak mamanya sudah tersimpan.

"Urusan bisnis. Buruan telpon."

"Hmm."

Setelah Joanna menghubungi Eunice dan Endang, mereka berdua akhirnya mengetahui apa saja yang akan mereka beli di tempat ini.

Mereka memperhatikan catatan yang sudah dibuat oleh Gomgom sebelum berjalan mencari barang-barang yang ada di dalam list itu.

Setelah hampir satu setengah jam, akhirnya mereka satu persatu sudah berkumpul di depan kasir yang saat ini lumayan rame.

"Buset Guh! Banyak banget belanjaan lo." Seru Eunice melihat Teguh bersama trolinya.

"Tadi lo pada yang bilang suruh beliin karyawan gue. Yaudah gue borong sekalian. Lagian lo pada ga liat tuh bapak polici dan ibu polici lebih banyak tuh belanjaannya." Ucap Teguh membuat Eunice dan Karin melihat Khalifah yang berjalan bersama dengan Fabiola mendorong troli.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang