Sixty Four

547 72 18
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

"Mama, minta tolong nak. Anterin Qiara ke rumah sakit hari ini, tante Lydia udah nelpon mama soal ini dari tadi malam." Ucap Endang pada Gomgom yang sedang menyantap sarapan yang telah ia buatkan.

Gomgom menelan makanan itu sebelum menjawab mamanya.

"Ma, hari ini abang sibuk. Abang harus ketemu sama anak buah abang jam 9, ini udah jam 7 ma. Jarak rumah ke markas itu jauh ma. Jadi maaf abang ga bisa bantu."

"Rumah sakit tempat Qiara check up itu ga jauh kok bang, searah sama tujuan kamu. Rumah dia dari rumah kita juga ga terlalu jauh kan." Endang kembali melobby anaknya itu.

"Bang, udah. Dengerin mama kamu aja. Cukup kamu antar Qiara, ga usah tunggu atau apapun." Deon menengahi pembicaraan ini.

"Yaudah, hari ini. Maria berangkatnya bareng abang juga." Ucap Maria menimpali.

"Kenapa? Mobil kamu rusak?" Tanya Deon.

"Ga, cuma mau bareng abang aja. Boleh kan bang?"

"Hmm, buruan habisin makan lo. Bentar lagi kita berangkat. Ma, tolong infoin ke Qiara biar dia nunggu depan pagar rumah, biar ga ngambil waktu." Ujar Gomgom lalu meneguk segelas air hingga tandas.

"Ma, Pa, abang berangkat dulu. Mar, gue tungguin di mobil. 5 menit ga masuk mobil, gue tinggal." Lanjut Gomgom lalu segera meninggalkan ruang makan keluarganya.

Mendengar ucapan kakaknya itu, Maria segera meneguk susu di hadapannya lalu segera mencium kedua orang tuanya, sekaligus berpamitan lalu segera mengejar Gomgom yang sudah tiba di parkiran.

###

"Eh jangan duduk di depan!" Larang Gomgom saat Maria membuka pintu penumpang depan.

"Jangan kepedean lo, gue cuma mau naruh ini." Ucap Maria lalu mendudukkan boneka sapi ukuran sedang di kursi itu, lalu segera masuk ke jok belakang mobil Gomgom.

"Eh? Lo dapet boneka ini darimana?"

"Dikirim sama kak Joanna. Katanya lo ga jawab message dia, mungkin lo lupa ama dia. Jadi dia minta tolong ngasih lo boneka sapi ini biar lo ga lupa sama dia."

Gomgom hanya terdiam mendengarkan penjelasan Maria. Dia kembali menyakiti Joanna, wanitanya itu.

"He! Kok lo ngelamun? Buruan berangkat, katanya buru-buru." Maria menyadarkan Gomgom sambil mendorong bajunya.

"Iye iye." Ucap Gomgom lalu segera menyalakan mesin mobilnya.

###

"Dih! Nih besti lo lama amat bang, suruh buruan dong. Kita udah nunggu dia 5 menit loh disini. Udah di bilang tunggu di pagar, malah kita yang nungguin." Gerutu Maria saat mereka sudah berada di depan rumah Qiara.

"Kalau bukan mama yang nyuruh gue juga ga mungkin gue mau."

"Ya susah sih, daripada lo jadi malin kundang kan bang. Untung aja gue mau numpang sama lo."

"Eh iya, lo ngapain numpang sama gue? Udah tahu rumah sakit lo jauh dari markas gue."

"Gue ga mau lo berduaan sama besti lo itu. Gue udah jadi tim theofeo garis keras." Ujar Maria bersemangat.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang