Fourty One

867 94 18
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

"Di kamar abang ada barang-barang buat Joanna. Abang minta tolong kasih ke dia yah, tapi jangan bilang dari abang. Bilang aja dari kamu."

"Kenapa gitu bang? Kak Joanna pasti bakalan seneng kalau dia tahu itu dari abang."

"Jangan! Pokoknya jangan sampai dia tahu abang masih bisa hubungin kalian, itu bakalan buat dia kepikiran dan bebanin dia buat lanjut diluar."

"Yaudah kalau gitu bang."

###

Joanna mendorong kopernya ke arah pintu kamar. Pagi ini dia akan berangkat ke AS. Di ruang tamunya pun semua sahabatnya dan mamanya sudah menunggu untuk mengantarnya ke bandara.

Joanna menatap setiap sudut kamarnya, ini pertama kalinya dia akan meninggalkan kamar itu jauh dalam waktu yang lama.

"Tunggu tuan putrimu pulang ya. Janji deh disana tuan putrimu ini ga bakalan dekor kamar persis kayak lo. Lo bakalan jadi yang terutama." Ucapnya tersenyum lalu segera keluar dari kamarnya dan menghampiri para sahabat dan mamanya.

"Semua barangnya udah siap sayang?" Tanya Eunice.

"Iya, ma. Barang yang lain juga udah Joanna kirim kok kemarin."

"Yaudah, yuk kita berangkat. Ntar kena macet lagi." Ajak Teguh.

"Yuk!"

###

"Kak Joanna!" Seru Maria menghampiri Joanna yang sedang duduk di kursi tunggu bersama orang-orang yang mengantarnya.

"Eh Maria. Ada apa Mar?" Tanya Joanna yang segera berdiri menyambut Maria.

"Ini hadiah kakak dari aku. Bukanya pas udah tiba disana yah kak." Ucap Maria memberikan sebuah kotak berukuran sedang pada Joanna.

"Repot-repot banget Mar, padahal kemarin kakak ke rumah kamu pamitan."

"Maaf kak, kemarin kelupaan hehehe."

"Makasih yah. Kakak pamit dulu. Kamu semangat koasnya sampai jadi dokter yang sesungguhnya, titip tante, om, dan Marcel yah." Pamit Joanna saat mendengar sudah ada panggilan untuk keberangkatannya.

"Seep kak."

Joanna memeluk semua yang mengantarnya. Mereka semua menangis, kecuali Joanna yang tersenyum.

"Hati-hati yah nak. Kalau mama udah bisa kesana, mama pasti langsung nemuin kamu." Ucap Eunice memeluk anaknya.

"Ingat lo harus balik enam bulan lagi. Kalau ga, gue jemput lo!" Ucap Fabiola yang sudah menangis sesegukan.

"Kalau lo kangen kita, hubungin kita aja yah. Jangan sok kuat lo disana." Ucap Karin.

"Iya, kalau kita hubungin lo jangan ga diangkat. Wajib diangkat." Timpal Eunice.

"Lo ga ada sepata kata buat gue juga Guh?" Tanya Joanna saat dia sudah di hadapan teguh.

"Mau lo apa? Toh gue bakal sering jengukin lo kesana kalau ada urusan bisnis kan? Jadi see you disana."

"Hmm. Serah lo deh." Jawab Joanna.

"Yaudah, aku berangkat dulu yah. Kalian jaga diri baik-baik. Vitamin dan pola makannya harus selalu dijaga. Sampai ketemu 6 bulan lagi." Ucap Joanna sebelum mendorong kopernya ke dalam antrian.

###

"Tante jahat banget yah?" Tanya Eunice pada sahabat anaknya, setelah Joanna sudah pergi.

Fabiola memeluk Eunice, "Ga kok tan, apa yang tante buat itu ga salah. Dengan begini Joanna lebih aman dan lebih fokus kejar karirnya dulu."

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang