Fifty Two

759 103 18
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

"Mama kok ga ada nanya apapun soal aku sama Theo?" Tanya Joanna sambil memasukkan buah potong yang baru saja dipotong oleh mamanya.

"Ya karena mama udah tahu." Jawab Eunice sambil memotong buah.

"Mama tahu kalau Theo udah pulang sejak lama?" Eunice mengangguk.

"Ihh mama, kok ga bilang sama aku? Kan aku jadi bisa balik cepet nemuin dia."

"Itu semua kemauan Theo, sayang. Dia mau mama ga bilang sama kamu, biar dia aja katanya."

"Hmm. Ini yang anak mama aku apa Theo sih ma?" Tanya Joanna memasang muka cemberutnya

"Theo kan udah jadi calon mantu yah? Jadi otw jadi anak mama dong." Balas Eunice membuat muka Joanna semakin cemberut.

"Ihhh mama ihh."

Tok tok tok

"Udah, udah itu ada yang ketok pintu. Bukain dulu."

"Iya mamaku sayang." Jawab Joanna yang segera berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Ma! Ada pak polisi ma! Mama ada kasus apa?" Teriak Joanna dari pintu membuat mamanya menghentikan kegiatannya dan menghampiri Joanna.

"Ternyata yang datang Theo, kamu ini, ngagetin aja." Ucap Eunice memukul pelan lengan Joanna.

"Pak polisi, ibu CEO mukul gue. Bisa dilaporin kan yah?" Tanya Joanna pada Gomgom yang sejak tadi tersenyum melihat kelakuan ibu dan anak Ini.

"Selamat malam tante. Ini anaknya bisa saya bawa ke kantor ga tante?" Tanya Gomgom pada Eunice.

"Eh ngapa jadi gue? Harusnya mama yang dibawa ke kantor dong." Protes Joanna.

"Mau gue ajak pengajuan." Jawab Gomgom.

"Wah, boleh Theo. Bawa aja udah." Balas Eunice.

"Tahu deh kalian berdua. Joanna mau lanjut makan buah aja." Ucap Joanna yang masih kesal, segera kembali ke sofa tempatnya sebelumnya.

"Ayo Theo. Masuk dulu." Ajak Eunice."

###

Malam ini mereka bertiga memilih makan di apartemen dengan berbagai makanan khas Lampung yang Eunice sudah pesan sebelum Gomgom datang.

Makan malam bersama yang sudah tidak pernah Joanna dan Eunice rasakan. Makan malam kali ini diikuti beberapa candaan dari mereka yang membuat Joanna selalu menjadi objek candaannya.

"Mama harus tahu, beberapa hari lalu waktu Joanna ke mess dia. Ada cewek ma disana." Lapor Joanna pada Eunice.

"Cemburu kan kamu? Ayo jujur." Tanya Eunice.

"Ga lah! Masak Joanna cemburu sama dia."

"Beneran Theo? Tapi tante yakin, Joanna pasti buat sesuatu kan waktu itu? Seorang Joanna diem aja pas cemburu, ga mungkin kan?"

"Hahaha, tebakan tante bener. Malah Theo jadi kaget, ternyata anak tante cemburunya nakutin juga."

"Helow helow. Ini Joanna perlu pembelaan loh." Joanna menepuk tangannya untuk mencari perhatian.

"Sabar yah Theo. Dia anaknya emang cemburuan. Waktu kecil aja kuenya di ambil dikit banget sama semut dia marah banget."

"Udah setelan pabrik ya tante?"

"Iya. Hahaha."

"Yaudah deh, Joanna cuci piring aja. Ga ada yang perhatiin. Byee." Ucap Joanna lalu segera membawa piring-piring mereka ke wastafel.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang