Fourty Three

1.4K 115 21
                                        

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Joanna membaringkan tubuhnya di atas salah satu ranjang ruangan dokter. Hari ini dia sudah melakukan 3 oprasi nonstop. Jangan ditanya lelah, dia sudah sangat lelah.

Joanna mencoba menutup matanya sebelum salah satu notif pesan membuat matanya terbuka kembali. Wanita itu segera bangkit berdiri lalu segera berlari ke arah lobby rumah sakit.

"Teguh! Gue kangen banget sama lo!" Seru Joanna yang segera memeluk Teguh yang duduk di sofa lobby.

"Eh maaf Kay, hehehe." Ucap Joanna saat menyadari Kayla ternyata juga ikut bersama Teguh hari ini untuk menemuinya, lalu segera bercipika-cipiki.

"Sans Jo. Selera lo juga bukan dia kan? Hehehe." Jawab Kayla, ya dia sudah memaklumi kejadian seperti tadi dan teman-teman Teguh memang sangat suportif dalam mendukung hubungannya bersama lelaki itu.

"Amal apa yang lo buat sampai dapat cewek kayak gini Guh?"

"Nolong teman yang sampai sekarang masih jomblo." Jawab Teguh enteng membuatnya ditatap tajam oleh Joanna.

"Udah udah. Jo lo belum makan malam kan?" Tanya Kayla menengahi, Joanna menggeleng.

"Lo bisa keluar makan malam bentar kan?" Tanya Teguh.

"Iya. Sebenernya dari tadi, oprasi gue habis, tapi karena ada pasien yang harus di oprasi jadi gue sampai sekarang belum makan, hehehe."

"Yaudah, kita makan diluar aja." Ucap Teguh lalu segera bangkit berdiri dan membantu Kayla berdiri.

"Gue ga liat, sumpah gue ga liat." Ucap Joanna menutup matanya, membuat Teguh dan Kayla terkekeh.

###

"Gimana keadaan mama?" Tanya Joanna di sela makan malam mereka.

"Baik, malah tante Eunice baru balik dari Sulawesi kemarin. Energik banget emang." Jawab Teguh.

"Lo ga liat nih anaknya kayak gimana? Mamanya pasti lebih hebatlah." Ujar Joanna.

"Bener sayang, kamu ga merhatiin ibu dokter kita matanya udah ngalahin mata panda?" Timpal Kayla.

"Hmm, ini sih buka karena gue hebat Kay, tapi emang tuntutan tugas hahaha."

"Jadi gimana lo selama disini?" Tanya Teguh.

"Ya mau gimana lagi, pagi ke rumah sakit, subuh balik apart, pagi masuk lagi. Udah gitu aja."

"Jadi lo belum pernah jalan selama disini?" Tanya Kayla, Joanna menggeleng.

"Ga pernah. Kalau libur gue milih tidur aja. Ga ada temen jugakan disini."

"Lo belum punya temen selama disini?"

"Ga sempet gue nyari temen, Guh. Hahaha."

"Eh iya, sepupu gue juga ada yang sekampus bareng lo. Tapi dia ngambil magister bisnis, namanya Juna. Kapan-kapan gue nyuruh dia temenin lo deh."

"Juna sepupu lo Kay? Gue udah pernah ketemu 5 bulan lalu kayaknya. Gile, dunia kecil amat."

"Juna yang rumahnya deket rumah kamu sayang?" Tanya Teguh ikut dalam pembahasan wanita ini.

"Iya sayang, sebelum dia ke AS dia beberapa kali ketemu kamu kan di rumah?"

"Inget sayang. Yaudah Jo, bareng Juna aja. Dia baik kok orangnya."

"Ga usah, lagian waktu gue diluar rumah sakit itu dikit. Kalau dipake buat jalan, istirahat gue jadi tambah kurang kan."

"Ga kasihan sama otak lo? Ntar gila lagi lo."

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang