Fourty Six

611 90 35
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

"Jadi sekarang kita mau kemana pacar?" Tanya Joanna kepada Gomgom yang sejak tadi tidak berhenti tersenyum sambil menatapnya.

Bukannya menjawab Joanna, Gomgom malah mengelus kepala Joanna, membuat wanita itu kebingungan.

"Kenapa sih lo?" Tanyanya lagi.

"Gue lagi salting Jo."

"Salting kenapa?"

"Tadi lo manggil gue 'pacar'."

"Yaudah, panggil 'bang' aja kali yah? Lebih intim kan?"

"Ga ga ga, bagusan 'pacar' atau manggil 'sayang' juga lebih bagus."

"Kita bukan bocil lagi yah, ga usah menye-menye."

"Ga menye-menye sayang. Biar lebih deket lagi."

"Udah di bilang ga usah sayang sayang. Kayak biasa aja. Oh iya, buat hubungan kita jangan disebarin dulu yah?" Ucap Joanna menampol muka Gomgom.

"Kenapa?"

"Biar jadi suprice buat temen-temen kita, mereka ga tahu kan kita udah ketemu? Kecuali Ariq." Gomgom menggeleng.

"Kalau gitu pas nikahan Fabiola aja kita bilangnya. Biar kesumbel tuh mulut-mulut yang bilangin gue jomblo." Lanjut Joanna.

"Kasihan pacar gue jadi jomblo lapuk selama gue ga ada." Ucap Gomgom kembali mengelus kepala Joanna.

"Iya, lo kelamaan hilangnya. Pokoknya lo harus jelasin semuanya. Kalau dulu gue ga punya hak buat nanya alasan, sekarang gue udah punya hak karena gue udah ada jabatan."

"Jabatan?"

"Jadi pacar lo kan juga jabatan." Lagi lagi Gomgom tersenyum mendengar jawaban Joanna, wanita ini memang juara dalam membuatnya salah tingkah.

###

"Wen, lo tahu komandan kemana? Ada yang mau gue tanyain soal laporan kasus kemarin." Tanya Erin pada Weny yang sedang sibuk mengetik laporan kasus mereka.

"Setelah rapat tadi dia bilang mau ketemu calon ibu bhayangkarinya."

"Ha? Komandan emangnya udah ada calon? Kok selama ini gue ga pernah lihat?"

"Tadi siangkan lo udah ketemu sama dia."

"Dokter Joanna?" Tanya Erin tidak percaya.

"Hmm."

"Eh lo berdua bahas apaaan?" Tanya Restu ikut dalam pembicaraan itu.

"Komandan udah punya calon bhayangkari. Lo juga ga tahu kan Res?" Tanya Erin.

"Awalnya gue ga tahu, tapi tadi siang paham gue ma." Jawab Restu.

"Kok lo berdua bisa tahu, sedangkan gue ga?"

"Gue tahunya dari gantungan slingbag bu dokter itu pasangan sama gantungan yang sering komandan bawa kemana-mana, gantungan sapi. Komandan juga pernah bilang kalau kunci itu berarti banget buat dia." Jelas Weny.

"Kalau gue sih tahunya dari cara komandan merhatiin dr. Joanna after kita makan. Lo pada emangnya pernah lihat dia perhatian ke lawan jenis kayak gitu? Sampai di gandeng kan pulangnya." Timpal Restu.

"Yaa, jadi gue udah ga ada harapan deketin dia?"

Weny menjitak kepala Erin pelan. "Dari awal gue udah bilang, ga usah berharap sama komandan. Ga bakalan ada jalan."

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang