Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
."Malam ini ga usah minum kopi yah?" Ucap Gomgom yang pada Joanna yang belum mempercayai kedatangannya yang masih menggunakan PDL hitamnya lengkap dengan atributnya yang lain.
Setelah melakukan kegiatan pelatihan tak jauh dari pusat perbelanjaan ini, awalnya Gomgom mengikuti beberapa seniornya yang akan melakukan pertemuan di salah satu restaurant di pusat perbelanjaan ini.
Tetapi melihat Joanna membuat dia segera menghampiri wanita yang sudah hampir 3 minggu tidak memiliki komunikasi dengannya.
"Lo ga ada hak ngatur gue!" Ucap Joanna kembali menghadap ke barista.
"Mas, espressonnya jadi kok. Matcha buat orang yang mesen aja."
Gomgom memilih diam agar tidak ada perdebatan di depan barista itu. Dia sadar sekarang Joanna tidak dalam keadaan mood yang baik, dan dia adalah penyebabnya.
Setelah pesanannya selesai, Joanna berusaha membawa kopinya di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memopong tubuhnya.
"Biar gue bawain." Ucap Gomgom segera merebut kopi dari tangan Joanna dan berjalan mandahului wanita itu ke sebuah meja kosong.
"Makasih. Sekarang lo bisa pergi." Ucap Joanna setelah tiba di meja yang dipilih oleh Gomgom.
"Gue mau bicara."
"Gue ga mau"
"Lo harus dengerin gue dulu."
"Sebelum gue dengerin lo. Lo harus jawab pertanyaan gue."
Gomgom segera mengikuti Joanna duduk di kursi.
"Apa?"
"Mana gelang lo?" Tanya Joanna mambuat Gomgom segera menarik lengan bajunya agar bisa melihat gelang itu, tapi nihil gelang itu tak ada.
"Mana handphone lo?" Tanya Joanna lagi. Gomgom segera mengeluarkan handphone dari sakunya.
"Ok, gue ga mau bicara sama lo. Sekarang lo pergi, kalau ga gue yang pergi. Jangan nunjukin wajah lo di hadapan gue sampai kapanpun." Ucap Joanna menahan tangis.
"Tapi Jo, gue bisa jelasin."
"Gue bukan orang bodoh yang langsung percaya penjelasan orang, padahal gue udah liat buktinya secara langsung."
"Jo, kasih gue waktu 5 menit."
"Ga, gue ga mau denger. Hiks hiks." Air mata Joanna akhirnya tak terbendung.
"Jo maafin gue. Lo jangan nangis yah."
"Lo ga mau pergi kan, gue yang pergi." Ucap Joanna lalu kembali memakai tongkatnya dan segera berdiri dari duduknya.
Gomgom menahan tangan Joanna tetapi segera ditepis.
"Jangan pernah sentuh gue!" Ucapnya sebelum meninggalkan Gomgom seorang diri.
###
"Ini mau pulang gimana coba, ga bawa handphone. Kunci mobil juga masih ada di Teguh. Mana kaki gue kepentok meja lagi." Ucap Joanna yang sedang berdiri di depan pintu masuk pusat perbelanjaan tadi, sambil memandangi lututnya yang kembali mengeluarkan darah karena lukanya yang kembali terusik.
Syukk
Seseorang menggendong Joanna begitu saja membuat tongkat miliknya terjatuh.
"Gue harus jelasin sama lo Jo." Ucap orang itu, yang tak lain adalah Gomgom.
"Lo paham bahasa Indonesia ga si Gom! Gue ga mau bicara lagi sama lo! Turunin gue!"
"Ga, kita harus bicara!" Ucap Gomgom lagi lalu memasukkan Joanna ke dalam mobilnya.
###
Joanna memilih diam sejak tadi, hanya tangis kecil yang bisa dia keluarkan. Sedangkan Gomgom masih memandanginya.
"Jo, maafin gue karena gue ga ngabarin lo sesuai ucapan gue waktu itu. Gue salah disini, gue kira dengan gue ga hubungin lo bakalan buat lo dan gue fokus sama kerjaan kita masing-masing. Dan untuk gelang. Gue pake kok, tapi tadi gue harus ketemu sama pimpinan jadi ga bisa make. Nih buktinya." Jelas Gomgom sambil mengambil gelang itu dari dompetnya.
Joanna masih enggan menatap Gomgom, dia lebih memilih menunduk sambil menangis.
"Maafin gue yah." Ucap Gomgom lagi lalu menyapukan tangannya di pipi Joanna untuk menghapus air mata wanita itu.
Perlahan Joanna mengangkat kepalanya.
"Lo tahu ga setiap hari gue ngechat lo! Berharap lo bisa baca chat gue. Gue kayak orang bodoh yang berharap sama orang yang salah! Gue udah nolak lo dari awal tapi lo buat gue percaya sama lo. Sekarang apa?! Gue salah udah percaya sama lo!" Jawab Joanna setengah berteriak.
"Dan satu lagi. Lo bilang lo ga mau sama Reni. Bahkan waktu itu lo sampai bentak gue waktu gue bantu lo deket sama dia. Kemarin gimana? Gue lihat lo malah jadi deket sama dia? Pengecut lo Gom!." Lanjutnya.
Gomgom hanya terdiam mendengarkan Joanna mengeluarkan isi hatinya. Memang tidak ada pembenaran untuk dirinya.
"Oke. Gue udah ga bisa apa-apa sekarang. Gue cuma mau kita kembali kayak dulu, ga ada hubungan sama sekali. Lupain kalau kita pernah dekat." Ucap Joanna sambil membuka pintu mobil.
"Tapi Jo..."
"Tolong hargain ucapan saya!" Ucap Joanna sebelum keluar dari mobil.
###
Setelah berhasil mengambil tongkatnya yang tadi terjatuh, Joanna kembali masuk ke dalam pusat perbelanjaan dan segera naik ke lantai 2.
Dia segera memasuki restaurant yang menjadi tempat makan malamnya bersama teman-temannya. Melihat mereka belum datang, membuat Joanna segera ke toilet untuk memperbaiki penampilannya. Kejadian tadi cukup merusak penampilannya. Ditambah lagi matanya yang menjadi bengkak.
"Ini udah keputusan yang paling baik kok Jo. Kebahagiaan lo ga bisa lo harepin dari orang lain, harus dari diri lo sendiri." Ucapnya di depan cermin sebelum akhirnya keluar dari toilet.
"Jo, lo ga apa-apa?" Tanya Ariq pada Joanna saat wanita itu keluar dari toilet dan dibalas senyuman olehnya.
"Ga apa-apa kok. Yuk."
***
Ada yang pernah jadi Joanna ga nih? Yang ga dikabarin sama doi, tapi doi malah anggab b aja? Hahahah
Joanna lebih cocok sama Ariq ga sih ges? Biarin Gomgomnya nyesel gitu
Heii aku udah double up yah, mohon di koment dan vote.
Koment-koment kalian selalu aku tunggu dan baca nih heheheh
🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bisa Lari
RomanceSeorang abdi negara kebanyakan akan memilih pasangan yang berprofesi di bidang kesehatan, begitupun sebaliknya. Tapi berbeda dengan Ipda Theodore Gomgom Octofarrel De Fatima, lelaki 24 tahun yang sebentar lagi pangkatnya akan naik ini sejak dulu tid...