Sixty Six

404 73 3
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Joanna mengangkat kopernya dari bagasi taxi yang berhasil membawanya tiba dengan selamat di depan rumahnya.

Dengan langkah cepat, dia segera menarik koper itu dan segera memasuki halaman luas dengan tanaman yang sepertinya sudah disiram oleh Bi Wini.

Yap, Joanna memilih kembali ke Indonesia. Ada beberapa hal yang harus dia selesaikan disini.

Flashback On

"Gimana Joanna? Apa kamu mau membantu penelitian saya di Indonesia? Mungkin akan membuat gelar spesialis kamu agak terhambat apalagi kamu harus mengejarnya bersamaan dengan penelitian saya ini, tapi saya pasti membantu kamu." Ujar Brayen, profesor berusia 50an ini kembali menanyakan perihal penelitiannya yang akan dia lakukan di Indonesia, dan hanya Joanna yang dapat membantunya.

"Boleh saya bicara sama mama saya dulu Prof? Untuk saya pribadi, tentu saja saya pasti mau membantu Prof. Ini kesempatan yang sulit di dapatkan. Apalagi saya bisa tetap mendapatkan gelar di kampus ini tapi prakteknya di negara saya sendiri. Tapi sebagai anak, saya harus tetap meminta izin pada orang tua saya, Prof."

"Baiklah. Saya beri kamu waktu hingga malam ini yah. Tolong kamu informasikan ke saya apa jawaban mama kamu. Saya harap dia mengizinkan kamu."

"Baik Prof. Segera saya informasikan. Saya pamit dulu Prof." Ucap Joanna lalu segera keluar dari ruangan dosennya itu.

Handphonennya berbunyi tepat saat Joanna membuka pintu mobilnya.

"Mama? Ini masih pagi kan di Indo? Tumben mama nelponnya pagi, biasanya malem kok." Monolognya melihat nama mamanya pada notif panggilan itu.

"Halo Ma!"

"Halo mba Joanna! Ini Wini mba."

"Oh bi Wini? Ada apa mba? Kok nelponnya pake handphone mama?"

"Bibi mau infoin kalau ibu masuk rumah sakit mba."

"Mama masuk rumah sakit? Kok bisa bi?" Tanya Joanna terkejut sekaligus khawatir, pasalnya tadi malam Eunice masih menelponnya dan mengatakan dia baik-baik saja.

"Tadi waktu bibi mau nganterin sarapan, bibi ketok pintu beberapa kali, ga ada respon sama sekali. Jadi bibi akhirnya buka pintunya aja, dan lihat ibu udah pingsan mba di depan toilet. Jadi bibi dan bang Ajun langsung anterin ibu ke rumah sakit mba." Jelas wanita paru baya yang sudah bekerja di rumah Joanna sejak gadis itu masih 2 tahun.

"Sekarang gimana keadaan mama bi?"

"Lagi sementara di periksa sama dokter Kiran mba."

"Ok bi, bantu saya jaga mama yah. Makasih bi."

"Baik mba."

Setelah sambungan telpon itu terputus, Joanna segera masuk ke dalam mobilnya dan pulang ke apartemen.

###

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang