Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.Joanna mulai menghidupkan mesin motornya. Setelah menunggu waktu hampir dua bulan, akhirnya hari ini Joanna bisa melakukan night ride.
Dia memang bergabung dalam sebuah club motor sejak SMA, tetapi karena kesibukannya saat ini dia sudah jarang mengikuti agenda-agenda yang diadakan oleh club tersebut, akhirnya membuat dia lebih sering melakukan solo ride dan solo touring.
Malam ini dia berencana untuk menjelajahi Jakarta, sekedar untuk melepaskan beban pikirannya.
Dia memakai helmnya, mengancingkan jaketnya dan segera berlalu meninggalkan halaman rumahnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 tetapi jalanan Jakarta masih dalam keadaan ramai dan masih banyak titik macet yang dilalui oleh Joanna.
"Udah sengaja night ride, tapi tetep macet gini." Gerutu Joanna dari balik helm.
###
Malam ini Tino, Dion dan Gomgom harus menepis rasa lelah mereka hanya untuk mencari beberapa pakaian yang akan mereka gunakan saat pernikahan Bima beberapa hari lagi.
Mereka memilih menggunakan mobil milik Tino yang dikendarai oleh pemiliknya sendiri.
"Semuanya udah kebeli kan tadi? Ga lagi-lagi ya gue belanja bareng kalian, apalagi lo Gom. Fans lo ternyata ada dimana-mana, pantes aja lo jarang keluar asrama." Gerutu Dion yang duduk di samping Tino.
"Udeh udeh. Tadi itu fansnya Gomgom semua ya, On. Gue ga punya fans. Tapi ga salah sih dia punya fans banyak, dia terkenalkan udah dari taruna." Protes Tino.
"Gue mau tidur. Jangan ada yang ribut!" Ucap Gomgom lalu memejamkan matanya, hari ini dia melakukan banyak pekerjaan, ditambah lagi dia harus ikut berbelanja.
"Gom ini dr. Joanna kan?" Tanya Tino sambil menunjuk seseorang yang sedang mengendarai motor yang berhenti tepat di samping mobilnya saat lampu merah.
Gomgom yang tadinya sudah menutup mata kembali membuka matanya dan segera melihat ke arah Tino menunjuk.
Ya itu benar Joanna. Meskipun outfitnya saat ini bukan seperti Joanna seperti biasa, tetapi mata sipit gadis itu masih sangat jelas dari balik helm yang digunakannya.
"Gila! Cakep banget bodynya." Seru Dion yang langsung mendapatkan toyoran dan Gomgom.
"Hati-hati mulut lo!" Tegurnya.
Tak lama kemudian lampu merah berganti menjadi lampu hijau membuat Joanna segera menancapkan gas motornya meninggalkan mobil Tino yang baru berjalan beberapa meter karena banyaknya mobil di jalan.
"Gue kira dr. Joanna itu anak rumahan, ternyata anak motor." Ucap Tino yang menyaksikan kecepatan gadis itu.
"Lo tahu dia anak motor darimana?" Tanya Dion.
"Di motornya ad stiker Raveska. Lo tahu kan club motor itu terbesar ketiga se pulau Jawa?"
"Oh iya? Gue ga tahu apa-apa soal club motor soalnya, hehehe." Jawab Dion.
"Kalau lo Gom? Lo tahu kan?" Tanya Tino pada Gomgom yang kembali tidur setelah Joanna menghilang dari penglihatannya.
"Ga tahu! Gue juga ga mau tahu."
"Ga usah bahas soal Joanna ke dia, Tin. Kan lo mau deketin dia, ntar lo kelambung kiri." Bisik Dion yang sengaja di besarkan agar Gomgom masih bisa mendengarkannya.
"Oh iya juga. Berarti besok-besok gue harus night ride ya, bisa aja kan gue ketemu sama dia jadinya night ride bareng."
"Ide yang bagus tuh!" Balas Dion.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bisa Lari
RomansSeorang abdi negara kebanyakan akan memilih pasangan yang berprofesi di bidang kesehatan, begitupun sebaliknya. Tapi berbeda dengan Iptu Theodore Gomgom Octofarrel, lelaki 28 tahun yang sebentar lagi pangkatnya akan naik ini sejak dulu tidak pernah...