Twenty Five

1.8K 116 13
                                        

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Setelah hampir 6 jam mereka harus melalui perjalanan udara dan darat. Akhirnya mereka bertujuh dapat tiba di villa yang akan mereka tempati 3 hari ke depan. Yap, mereka bertujuh, ada Khalifah dan Ariq yang juga ikut dalam liburan kali ini.

"Capek juga ya." Ucap Karin sambil mendudukan dirinya di sofa.

"Hmm, untung cuaca dan pemandangan disini lagi bagus. Jadi ga rugi kita." Timpal Eunice.

"Hmm, bener tuh." Ujar Fabiola.

"Eh si Joanna mana? Kok ga kelihatan?" Tanya Teguh yang baru saja mengangkat barang.

"Lagi tidur di dalam. Semalem kurang tidur katanya." Jawab Karin.

"Dia ga sakit kan? Gue perhatiin dari kemarin matanya bengkak." Tanya Khalifah.

"Mungkin karena istirahatnya kurang." Jawab Ariq.

"Tahu darimana lo?" Tanya Teguh sewot.

"Kan gue bilang mungkin."

"Udah ya lo berdua, jangan debat disini." Tegur Khalifah.

"Hmm bener tuh. Kata ayang gue. Sayang yuk cari angin." Ajak Fabiola yang langsung desetujui oleh Khalifah.

###

Fabiola dan Khalifah berjalan dipinggir pantai sambil berpegangan tangan. Sangat jarang mereka bisa sesantai ini.

"Sayang. Bulan depan pengajuan yuk." Ucap Khalifah membuat Fabiola menghentikan langkahnya.

"Gimana-gimana?"

"Sayang, ayo kita nikah." Ucap Khalifah memperjelas ucapannya sambil memasangkan cicin pada jari manis tangan kiri Fabiola.

"Eh!" Pekik Fabiola kaget.

"Kamu ga bisa nolak, soalnya cincinnya udah kepasang."

"Wah curang. Lamaran apa kayak gini. Ga ada adegan kamu jongkok terus bilang "will you marry me?", ga so sweet banget ini."

"Itu udah template banget sayang. Aku harus beda dari yang lain."

"Yaudah, aku ga perlu jawabkan? Kamu sisa ketemu sama mama papa aku. Mama papa kamu juga harus ketemu sama mama papa aku kan."

"Mereka udah ada di rumah kamu sekarang. Mereka berangkat pas kita jalan ke bandara tadi."

"Eh?! Kok aku ga tahu?"

"Ini suprice buat kamu. Selamat ulang tahun sayang." Ucap Khalifah lalu mencium punggung tangan Fabiola.

"Jangan bilang kamu udah siapin buat akad, resepsi, dan acaranya nanti?"

"Kok kamu tahu?"

"Sayang?! Kamu bener-bener udah siapin semuanya?"

"Iya sayang, aku ga mau kamu capek ngurus sana-sini. Jadi lebih baik aku ngurus sebelum ngajak kamu nikah."

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang