Fifty Eight

836 96 22
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Joanna berjalan perlahan menggunakan kruk memasuki kamar yang baru pertama kali dia masuki itu.

Ditangannya sudah terdapat sebuah paperbag besar untuk melakukan rencananya hari ini.

"Jo, ga apa-apa tante tinggalin dulu?" Tanya Endang yang mengantar Joanna ke kamar itu.

"Ga apa-apa tante, maaf ya tan ga bisa bantuin tante belanja."

"Ga apa-apa sayang, kan kaki kamu juga masih sakit. Tapi kamu bisa kan dekor sendiri? Maria datangnya siangan soalnya."

"Bisa kok tan, ada Marcel kok tan. Yakan Cel?" Tanya Joanna pada Marcel.

"Iya ma, tenang aja Marcel pasti bantuin kak Joanna."

"Awas aja ya kalau kamu ga bantuin kak Joanna, mama lapor ke abang."

"Dih mama, ngancamnya bawa-bawa abang." Balas Marcel membuat Joanna dan Endang tertawa.

"Yaudah, tante pergi dulu ya Jo. Jangan dipaksain, kaki kamu masih sakit. Kalau ada yang ga bisa, tungguin tante pulang aja yah."

"Siap tante!"

"Siap ma!"

###

"Selamat ulang tahun bro!" Ucap Tino diikuti Dion menyalam Gomgom yang baru saja masuk ke dalam ruangan mereka.

"Makasih makasih. Mana hadiah gue?" Tanya Gomgom.

"Umur segini masih minta hadiah sama kita? Minta sama bu dokterlah. Emangnya belum dikasih sama dia?" Jawab Dion.

Gomgom menggeleng.

"Eh tapi..." Ucapan Dion menggantung karena lirikan tajam dari Tino.

"Lo udah ngasih tahu dia ga kalau ultah lo hari ini? Secara kan lo belum ada setahun bareng dia." Tanya Tino mencari pembahasan lain.

"Iya juga yah. Gue ga pernah bahas masalah ultah gue atau dia selama ini. Gue aja ga tahu ultahnya dia kapan. Yaudah sih, hari ini kan kita juga banyak kegiatan. Gue juga udah info sama dia kalau bakalan sibuk hari ini."

"Lo ga pulang ke rumah rayain ultah lo?" Tanya Dion.

"Ga, nyokap gue juga ga ada bahas apa-apa kok pas tadi nelpon, cuma ngucapun doang."

"Baiknya lo balik ke rumah ajalah. Nikmatin pertambahan usia lo ini, tahun depankan kita ga tahu lo masih bisa rayain bareng keluar atau lo udah di luar negri buat study ya ga On?" Tino meminta persetujuan Dion, yang di balas sebuah anggukn dari lelaki itu.

"Ntar deh gue lihat, kalau kegiatan kita hari ini cepet kelar, gue balik. Kalau ga, ya mau gimana lagi?"

###

Setelah membawa barang-barangnya ke kamar, Maria segera berjalan ke arah kamar abangnya itu. Piket malamnya akhirnya selesai juga pada pukul 09.00, membuat dia dapat tiba di rumah tepat pukul 11.00.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang