RAKHESHA B2 - 18

180 27 6
                                    

Tok tok tok

"Dek, aku mau pinjem charger laptop dong" hening tidak ada jawaban dari kamar Rahma. Kesha mengerutkan keningnya, dia memutar kenop pintu kamar Rahma ternyata tidak dikunci.

"Dek?" Kesha berjalan masuk kedalam kamar Rahma, sepi.

"Pasti udah berangkat ke kampus" gumamnya.

Kesha pun mencari kabel charger laptop milik Rahma, setelah menemukannya dia mengambil kabel itu namun tanpa sengaja menjatuhkan sebuah buku kecil.

Saat Kesha mengambil buku itu, tanpa sengaja ada sesuatu yang jatuh dari dalam buku itu. Kesha mengerutkan keningnya saat mengambil benda itu. Bola matanya membulat sempurna.

"Gak mungkin ini punya Rahma" Kesha nampak tak percaya saat melihat benda itu. Dia menyimpan benda itu dan keluar dari kamar Rahma.

Siang hari Rahma pulang dari kampusnya. Saat dia berjalan masuk kedalam mansion dia bertemu dengan kakaknya Kesha yang sedang duduk di sofa single ruang tengah.

"Dek" Rahma menoleh kearah Kesha. Dia berjalan kearah Kesha.

"Kenapa kak?" Rahma duduk di sofa panjang.

"Ada yang mau kakak tanyain" Rahma mengernyitkan keningnya.

"Tanya apa kak?"

"Jawab jujur, ini punya kamu?" Kesha mengeluarkan benda itu dihadapan Rahma, seketika tubuh Rahma menegang. Dia tidak bisa berkata-kata.

"Jawab! ini punya kamu kan?" Rahma mengigit bibir bawahnya, dia menyumpah serapahi dirinya kenapa menaruh benda itu sembarangan.

"Kak, itu.. anu.." Rahma benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa, dia sudah tertangkap basah.

"Kak, maafin aku.. plis jangan bilang sama Daddy sama mommy" mata Rahma sudah berkaca-kaca.

"Sejak kapan?" Rahma mengigit bibir bawahnya. Dia bahkan lupa kapan terakhir dia mens dan kapan terakhir kali dia melakukan hs.

"Kakak tanya sejak kapan kamu jadi kayak gini hah?!" Bentak Kesha, dia menatap tajam Rahma.

"Kak a-aku lupa kapan terakhir aku lakuin itu t-tapi--" belum sempat Rahma menjelaskan omongannya Kesha sudah kembali berbicara.

"Siapa yang ngajarin kamu berani lakuin kek gitu hah? Siapa?! Kakak gak pernah ya ngajarin kamu buat ngelakuin hubungan intim di luar nikah!" Rahma hanya bisa menundukkan kepalanya. Ini salahnya, dia kecolongan.

"Sama siapa kamu lakuin itu?" Rahma mengigit bibir bawahnya kembali. Dia bahkan lupa dengan siapa melakukan itu. Tapi yang dia ingat dia melakukan itu setelah mabuk berat dari pub hari itu.

Rahma menggelengkan kepalanya, Kesha memejamkan matanya dan menarik nafasnya.

"Daddy sama mommy harus tahu soal ini" Rahma menatap memohon kepada Kesha.

"Kak plis jangan kasih tahu Daddy sama mommy, nanti kalo mereka hukum aku gimana?" Kesha menatap datar Rahma.

"Aku gak mau tahu, harus ada orang yang bertanggung jawab soal kehamilan kamu. Apa kata orang nanti hah? Aku aja yang udah tunangan mati-matian jaga diri biar gak ngelakuin itu sampe nanti nikah dan kamu? Kakak gak nyangka sampe sejauh ini pergaulan kamu Ma" Rahma sudah menangis dihadapan Kesha.

"Kak hiksss.. jangan aduin ke Daddy sama mommy pliss, a-aku takut hikss.."

Kesha menghembuskan nafasnya kasar, dia pergi darisana dengan perasaan kecewa. Dia tidak bisa menjaga dengan baik adik bungsunya, padahal setiap hari dia ada bersama Rahma tapi bagaimana bisa sampai kecolongan seperti ini. Kesha mengambil ponselnya dan meneleponnya Stevan.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang