RAKHESHA B2 - 15

327 20 16
                                    

"Sayang bangun, kuliah gak?" Zilan menggeliat pelan. Dia membuka matanya perlahan.

"Ini hari apa kak?" Zilan mengucek-ucek matanya.

"Hari Jumat"

"Eum.. Zilan libur kak, dosen hari ini pergi seminar keluar kota" Kesha mengangguk. Zilan baru menyadari jika Kesha sudah berpakaian rapi hari ini.

"Kakak mau kemana?" Zilan mengerutkan keningnya.

"Mau ke O'Noire, tadi Graciella ngirim pesan aku suruh kesana kalo gak sibuk" Zilan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mau ikut?" Zilan nampak berpikir sejenak, lalu dia menggeleng.

"Zilan mau tidur aja kak, rasanya capek banget badan Zilan" Zilan kembali merebahkan dirinya dan menarik selimut hingga menutupi sampai dadanya.

Kesha tersenyum, dia menghampiri Zilan.

"Yaudah istirahat aja mumpung libur, mungkin aku pulangnya agak siangan" Zilan hanya berdehem.

"Nanti kalo ada apa-apa hubungi aku ya" Kesha mencium singkat kening Zilan. Zilan tersenyum.

"Hati-hati dijalan kak" Kesha mengangguk dan tersenyum. Dia pun pergi keluar dari kamarnya.

Saat sedang menuruni tangga dia berpapasan dengan Rahma yang sudah rapi dengan pakaiannya.

"Mau kemana kak? Kok udah rapi aja" Kesha tersenyum.

"Mau ke O'Noire disuruh Graciella" Rahma hanya ber-oh ria. Rahma menelisik ke belakang Kesha, biasanya ada Zilan yang mengekori Kesha kemana-mana.

"Zilan kemana kak?"

"Dikamar, dia libur kuliah katanya mau istirahat" Rahma mengangguk.

Ponsel Rahma berdering tanda pesan masuk. Rahma tersenyum, Kesha menatap aneh kearah adik bungsunya ini.

"Kak, aku berangkat dulu ya bye bye" Kesha mengangguk, Rahma berlari kecil keluar mansion. Kesha mengikutinya.

Kesha melihat Rahma yang menghampiri laki-laki yang sedang bersandar di motor sport berwarna merah itu. Kesha yakin itu adalah Kris. Akhir-akhir ini Kesha sering melihat Rahma pergi bersama Kris. Kesha tidak keberatan sih karena Kris sendiri juga sahabat baik dari Zilan. Dia percaya jika Kris bisa menjaga adik kesayangannya itu.

Kesha melajukan mobilnya menuju ke O'Noire. Sesampainya disana, dia langsung menuju ke ruangan Graciella. Kesha masuk keruangan Graciella, dia melihat Graciella yang sedang memijat keningnya.

"Hai, kusut banget mukanya. Kenapa?" Graciella yang melihat Kesha datang langsung tersenyum senang.

"Akhirnya Lo Dateng juga, buset gua pusing banget sumpah arghhh!! Gua gak tau kalo ngurus perusahaan gede kek gini bikin gua sakit kepala tiap harinyaaaaa" keluh Graciella. Kesha terkekeh.

"Lebay Lo, mana sini gua bantuin" Kesha mengambil alih kursi yang dulu menjadi miliknya. Dia menggantikan posisi Graciella sementara.

Graciella dengan senang hati berpindah tempat duduk. Dia mengamati cara kerja Kesha. Dia tidak menyangka jika sepupunya ini bisa menghandle perusahaan besar seperti ini seorang diri. Padahal Graciella sendiri sudah pusing setengah mati menghandle perusahaan ini.

Seseorang masuk kedalam, Graciella melihat kearah pintu. Dia adalah Arsen, sekretaris Graciella. Arsen sedikit terkejut melihat kedatangan Kesha di kantor. Arsen menyerahkan beberapa map kearah Graciella, dia sedikit melirik kearah Kesha yang fokus ke depan komputer.

"Oh Arsen, bikinin minum buat Kesha ya sama aku juga" Arsen mengangguk. Dia pergi dari ruangan Graciella.

"Ini yang ngerjain laporan siapa?"

"Arsen, gua kan tinggal nyalin doang sama tanda tangan" Kesha menghela nafasnya.

"Lo harus ngajarin Arsen bikin laporan yang bener, jangan berantakan kek gini. Lo sendiri yang pusing kan jadinya" Graciella hanya mengeluarkan cengirannya.

"Bentar, gua cariin laporan yang dulu di bikin Kenny. Lo gak mindah-mindah barang di rak itu kan?" Tunjuk Kesha kearah rak disudut ruangan, Graciella menggeleng.

Kesha bangkit dan pergi ke rak itu, dia mencari salinan laporan yang dulu di bikin Kenny dan Lauren. Kesha mengambil salah satu laporan itu.

"Nih, Lo liat deh bandingin sama laporan yang dibikin Arsen" Graciella mengambil map itu dan membaca laporan itu lalu membandingkan dengan laporan yang dibuat oleh Arsen.

Benar juga, laporan yang dibuat oleh Kenny lebih rapi dalam peletakkannya dan lebih detail rinciannya. Dia membandingkan milik Arsen yang berantakan dalam peletakkan dan juga kurang mendetail.

"Gimana? Enak dibaca punya Kenny kan?" Graciella mengangguk.

"Bener, punya Kenny lebih teratur. Lo harus ngajarin Arsen bikin laporan yang bener deh" Kesha menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa gua?" Graciella menghela nafasnya.

"Gak mungkin gua juga kan?"

"Nanti gua suruh Lauren deh yang ngajarin, dia juga kalo bikin laporan rapi kok walaupun gak sedetail Kenny"

"Terserah Lo aja dah" Graciella mengambil ponselnya dan pergi keluar ruangan.

"Mau kemana?"

"Beli makanan di cafe depan, gua laper belum makan dari rumah" Kesha mengangguk-anggukan kepalanya. Dia kembali fokus ke pekerjaannya.

Arsen kembali masuk kedalam ruangan, dia meletakkan minuman Kesha dan Graciella diatas meja tamu. Dia sedikit melirik ke kanan kiri untuk mencari keberadaan Graciella.

"Arsen" panggil Kesha.

"Y-ya nona" Kesha tersenyum.

"Kesini" Arsen meletakkan nampannya dan berjalan mendekat kearah meja Kesha.

"Aku cuman mau ngasih tau kalo laporan yang kamu bikin itu masih berantakan dan kurang mendetail, Graciella sampe pusing baca laporan kamu" Arsen menundukkan kepalanya.

"M-maaf nona, saya akan memperbaikinya lain kali"

"Ini ada contoh laporan yang bisa jadi acuan kamu, kamu baca itu dan coba praktekkan di tugas kamu ya" Kesha menyodorkan map itu, Arsen mengambilnya. Dia membuka map itu dan membacanya. Agak terkejut juga karena laporan itu sangat rapi dan sangat detail.

"Udah di liat kan perbandingannya laporan itu sama punya kamu?" Arsen mengangguk.

"Itu sekretaris ku yang buat, kamu bisa pelajari itu biar kamu paham" Arsen kembali mengangguk.

"Kamu boleh keluar" Arsen membungkukkan tubuhnya dan pergi keluar dari ruangan Graciella. Dia kembali ke meja kerjanya.

Arsen tersenyum gila, dia bisa melihat wajah Kesha sedekat itu dan mencium aroma parfumnya yang memabukkan. Arsen jadi membayangkan bagaimana nanti jika dia menjadi kekasih seorang Kesha. Pasti hatinya akan hangat setiap hari.

Graciella yang melihat sekretarisnya tersenyum gila pun memicingkan matanya.

"Heh? Kesambet ya? Senyum-senyum sendiri" Arsen terkejut dengan kedatangan Graciella.

"Eh nona Graciella, maaf hehe" Graciella menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap aneh sekretarisnya ini.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang