RAKHESHA B2 - 9

263 26 2
                                    

Kesha membawa Zilan keluar dari lapangan setelah tadi berbicara dengan coach Adam. Kesha mengancam akan mencabut semua dana yang dia berikan kepada tim basket kampus milik Zilan jika Devan tidak segera meminta maaf kepada Zilan karena perilakunya. Akhirnya Devan dengan hati yang dongkol meminta maaf kepada Zilan, walaupun Kesha tau permintaan maaf itu tidaklah tulus melihat dari tatapan Devan yang menatap sengit kearah Zilan.

Zilan memeluk Kesha, dia membenamkan wajahnya di dada Kesha. Kesha merasakan bajunya basah, Zilan menangis di pelukan Kesha.

"Kok nangis hm?" Ditanyai seperti itu oleh Kesha, Zilan malah semakin menangis.

"Hikss.. malu.. hikss" Kesha mengelus-elus lembut punggung Zilan.

"Malu kenapa?" Zilan menggeleng.

Kesha menangkup wajah Zilan yang sudah basah akan air mata. Dia mengusap air mata yang masih mengalir di pipi putihnya. Zilan menundukkan kepalanya.

"Malu s-soalnya Zilan berantem ditengah lapangan, diliatin banyak orang hikss.." Kesha tersenyum, dia mencium kening Zilan.

"Gapapa, kan bukan kamu yang salah" air mata Zilan tidak berhenti mengalir. Kesha kembali memeluk erat Zilan.

"Udah gak usah nangis lagi ya kesayangan aku" Kesha mencium pucuk kepala Zilan. Zilan semakin menduselkan wajahnya ke dada Kesha mencari kenyamanan disana.

Raven dan Karina yang melihat Zilan menangis seperti itu dari kejauhan jadi merasa kasihan.

Karina menghela nafasnya, "Kan apa gua bilang, Devan itu cuman mau manfaatin Zilan aja. Jadi begini kan akhirnya"

"Gua kasihan liat Zilan digituin, untung tadi ada kak Kesha Dateng. Coba kalo gak ada kak Kesha wah Devan bisa ngelunjak itu" Karina mengangguk membenarkan ucapan Raven.

"Btw tunangan Zilan keren juga ya. Gua sampe kaget kalo ternyata tunangan Zilan itu donatur utama dikampus kita" Raven mengangguk.

"Gua juga baru tahu hari ini, padahal gua udah kenal kak Kesha dari Minggu kemaren" Karina tersenyum.

"Padahal Zilan punya tunangan kaya, cantik, dewasa tapi dia gak sombong njir. Dia gak pamerin ke kita-kita kalo dia punya tunangan kaya. Itu kalo Devan gak berantem sama Zilan sampe wisuda keknya gua gak bakal tahu kalo tunangan Zilan donatur utama di kampus" Raven mengangguk setuju.

"Bener-bener, gua juga kalo waktu itu gua gak ngeiyain ajakan Zilan buat ketemu sahabatnya gua juga mungkin gak bakal tahu kalo itu cewe tunangan Zilan" Karina terkekeh.

🍃🍃🍃🍃

Kesha dan Zilan sudah pulang ke mansion. Saat sampai di mansion, Kesha terkejut melihat Theo yang sudah berada di dalam mansionnya.

"Theo?" Theo menoleh kearah Kesha dan tersenyum manis. Dia berjalan kearah Kesha dan memeluknya.

"Hehe aku kangen, bosen juga nunggu di hotel"

Zilan yang melihat Kesha dipeluk oleh laki-laki lain pun seketika langsung mendekat ke arah Kesha.

"Iiihhh! Lepasin pelukannya dari kak Kesha!" Zilan melepas paksa pelukan Theo. Theo sendiri terkejut dengan perlakuan Zilan.

"Siapa kamu?" Theo mengerutkan keningnya. Zilan memandang marah ke arah Theo.

"Kamu yang siapa hah?! Kak Kesha ini tunangan aku! Gak usah berani peluk-peluk dia anj!" Kesha menarik tangan Zilan yang hendak maju memukul Theo.

"Eh eh eh Zilan, dia Theo temen aku dari Amerika" Zilan menoleh ke arah Kesha. Dia mengerutkan keningnya, sedikit tidak asing dengan nama teman Kesha.

Theo tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Zilan untuk berjabat tangan.

"Aku Theo" Theo tersenyum. Zilan pun membalas jabat tangan Theo.

"Zilan"

"Kamu naik keatas dulu ya, nanti aku nyusul" Zilan mengangguk.

"Jangan lama-lama" Kesha mengangguk. Zilan pun naik keatas ke kamarnya.

Kesha mempersilahkan Theo untuk duduk dan berbincang-bincang dengannya.

Saat Zilan sedang berjalan diatas tangga dia bertemu Rahma yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Eh Zilan, kok udah balik? Padahal baru aja aku mau liat kamu tanding"

"Zilan gak jadi tanding kak, cuman main sekali doang" Rahma mengernyitkan keningnya.

"Kenapa?" Zilan menggeleng.

"Gapapa, aku mau masuk kamar dulu kak" Rahma mengangguk. Dia memandang heran kearah Zilan.

Zilan masuk kedalam kamarnya, dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena tubuhnya berkeringat. Setelah mandi dan berganti pakaian dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Zilan melihat ponselnya, namanya tiba-tiba trending di platform kampusnya. Zilan menghela nafasnya dan meletakkan ponselnya.

Zilan memutuskan turun kebawah untuk menemui Kesha. Dia melihat Kesha yang tertawa bersama Theo. Hatinya memanas, perasaanya dibakar api cemburu. Mungkin dulu saat sebelum bertunangan Zilan merupakan pribadi yang pendiam lebih sering nangis jika melihat Kesha berduaan dengan laki-laki lain namun sekarang Zilan menjadi bar-bar jika ada seseorang yang mendekati Kesha. Katakanlah dia posesif, tapi Zilan hanya tidak ingin Kesha berpaling darinya dan memilih laki-laki lain.

Zilan berjalan mendekat kearah Kesha.

"Kak Kesha!" Kesha menoleh kearah Zilan yang memandangnya kesal.

"Katanya mau ke kamar, ditungguin daritadi ishh!" Zilan menghentakkan kakinya kesal. Kesha terkekeh, dia memandang kearah Theo.

"Kamu pulang aja dulu, nanti kita ngobrol lagi" Kesha bangkit dari duduknya dan menghampiri Zilan. Dia mengusak rambut Zilan gemas.

"Gak usah cemburu, dia bukan siapa-siapa" Zilan memandang kesal kearah Kesha yang malah Dimata Kesha jatuhnya jadi menggemaskan.

"Gak mau tau, dia kan laki-laki juga" kesal Zilan. Kesha terkekeh, dia merangkul pinggang Zilan dan mencium pelipis Zilan.

"Iya-iya, lagian aku cuman cinta sama kamu kok" Zilan memalingkan wajahnya.

"Gombal" cicit Zilan. Padahal wajah Zilan sudah memerah karena perkataan Kesha barusan.

Kesha mengajak Zilan untuk pergi ke lantai atas menuju kamar mereka.

Disisi lain Theo memandang iri ke arah mereka terutama kepada Zilan. Dulu saat berpacaran dengan Kesha, dia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh Kesha. Dilihat-lihat memang Zilan tipikal cowo nurut dan manja, mungkin itu yang membuat Kesha jadi sangat menyukainya. Dia menyesal kenapa dia dulu tidak bersikap seperti Zilan saja. Mungkin jika Theo mengetahui tipe idaman Kesha, dia bisa berpura-pura memiliki sifat seperti Zilan.

RAKHESHA (BOOK 1 & 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang